Chapter Nine

2.9K 497 204
                                    

Not everything will be easy but not everything will be hard.


Mereka melalui gang yang berkelok-kelok, dimana tempat tersebut benar-benar sepi.

Anathasya yang melihat keadaan tempat itu pun segera bertanya.

"Dietrich, mengapa tempat ini sangat sepi?" ucap Anathasya sambil menatap Dietrich disampingnya.

"Hm, karena ditempat ini banyak yang melakukan kejahatan maka dari itu jarang yang melalui jalan ini kecuali orang-orang yang mempunyai latar belakang tinggi" ucap Dietrich.

"Maka dari itu, jangan sesekali kau melepaskan tanganmu dariku, paham?" lanjut Dietrich.

"Eum, baiklah aku akan menggenggam tanganmu dengan sekuat tenaga jika perlu hingga tanganmu retak, bagaimana?" ucap Anathasya sedikit bergurau.

"Apa kau tidak melihat tanganmu yang sangat mungil ini? Dan kau ingin mencoba meretakkan tanganku? Jangan bermimpi Asya" ucap Dietrich sambil terkekeh.

"Kau menyebalkan Dietrich, huh" ucap Anathasya sambil mencebikkan mulutnya.

Dietrich yang melihat Anathasya yang cemberut pun sedikit terkekeh.

Lucu-batin Dietrich

"Mulutmu kenapa harus seperti itu? kau ingin aku menciummu?" ucap Dietrich dengan sedikit seringaian.

"Ya! Kau mesum sekali!" ucap Anathasya sambil memukul bahu Dietrich.

"Aw! Aw! Baiklah-baiklah maafkan aku, astaga pukulanmu benar-benar menyakitkan" ucap Dietrich sambil mengusap-usap bahunya yang dipukul oleh Anathasya dengan wajah sakit yang dibuat-buat.

"Eh, apakah benar-benar sakit?" ucap Anathasya merasa bersalah sambil mengusap-usap bahu Dietrich yang dipukul ia tadi.

"Eum, sangat sakit" ucap Dietrich dengan wajah memelas yang dibuat-buat.

Anathasya yang mendengarnya pun sedikit kasihan, ia pun segera mengusap-usapnya dengan pelan.

Dietrich yang diusap pun segera menyenderkan kepalanya dibahu Anathasya.

Anathasya yang melihatnya pun segera mengusap kepala Dietrich juga, sungguh yang dirasakan Dietrich sekarang sangat nyaman.

Karena sudah lama tidak ada yang mengusap pelan kepalanya sejak ia dulu.

***

Dilain tempat, Nathan yang sudah kembali dari Pengadilan Bangunan berjalan menuju istananya dengan aura yang benar-benar mengerikan.

Baik pelayan maupun pekerja-pekerja yang berada disana tidak berani untuk mengusik Pangeran Muda yang sangat dingin tersebut.

Selain dikenal kejam Nathan dikenal dengan sifat dinginnya, hal itu dikarenakan masalah yang terjadi dimasa lampau.

Yang hingga kini, ia tidak bisa melupakan dendam tersebut.

Nathan kini berada diruangannya bersama seorang sekretaris yang selalu setia disampingnya.

"Niel, kau carikan informasi lelaki yang bernama Dietrich. Aku tidak mau tahu, besok aku ingin berkasnya sudah ada dimejaku." ucap Nathan dingin.

"Berani sekali dia menyentuh milikku" gumam Nathan.

"Baik Yang Mulia, tapi untuk apa Yang Mulia mencari informasi tentang lelaki itu? Apakah ia membuat suatu kesalahan?" ucap Niel, sekretaris Nathan penasaran.

Karena jarang sekali Pangeran Mudanya itu mencari informasi tentang seseorang, karena jika ada seseorang yang tidak ia sukai yang ia lakukan hanya membunuh orang tersebut.

"Aku ingin tahu seberapa kuat ia, hingga berani menyentuh milikku terlebih lagi dengan tatapannya yang berani menantangku" ucap Nathan geram.

"Baik, Your Highness" ucap Niel.

Kembali bersama Anathasya dan Dietrich, setelah sadar apa yang mereka lakukan keadaan canggung pun menyerang.

Anathasya tidak menyangka jika Dietrich akan berkelakuan seperti itu padanya, karena yang ia tahu bahwa Dietrich orang yang sangat-sangat dingin.

Dietrich pun juga tidak menyangka dengan kelakuan yang ia lakukan, ini seperti bukan dirinya.

Setelah menempuh perjalanan hingga memakan waktu 35 Menit, kini mereka telah sampai dimana tempat perdagangan budak atau bisa disebut pasar budak.

Anathasya yang melihat kondisi tempat tersebut segera mengeratkan genggamannya pada Dietrich.

Karena yang Anathasya lihat sekarang adalah, orang-orang baik remaja, tua maupun anak-anak leher mereka semuanya dirantai besi.

Entah mengapa rasanya ia ingin menangis melihat orang-orang yang ada dihadapannya ini.

Petugas pasar budak yang melihat mereka pun segera menghampiri mereka, Dietrich yang melihat segera mengeluarkan aura yang sangat-sangat dingin.

"Hei bocah, apa yang kalian lakukan disini huh? Kalian ingin menjadi budak?" ucap petugas tersebut dengan terkekeh.

"Membeli budak" ucap Dietrich dingin.

"Hei kalau kau ingin bermain dan bercanda lebih baik, segera pergi dari sini!" ucap petugas tersebut sedikit kesal.

"Aku bilang ingin membeli budak." tekan Dietrich dengan tatapan yang semakin dingin.

Petugas yang melihatnya sedikit tertegun karena aura anak tersebut sedikit menyeramkan.

"Baiklah kau ingin kriteria budak yang seperti apa?" ucap petugas tersebut.

Anathasya yang mendengarnya pun segera menjawab.

"Aku ingin yang seperti-"

"HEI!! BERHENTI SIALAN! BERANI-BERANINYA KAU KABUR DARI SINI!" ucap seseorang.

***
T

BC.

Hallo yeorobun, yeay akhirnya aku update lagi Terima kasih sudah menunggu❤

Yang kangen sama Anathasya mana?!

AYOK SPAM NEXT DISINI👉

Another World: ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang