Festival sekolah selalu meriah setiap tahunnya.
Dan tahun ini sudah tahun ketiga--sekaligus tahun terakhir Lingga melewatinya di sekolah ini. Yang artinya, tahun depan dia udah lulus dan berubah menjadi anak mahasiswa yang kece.
Kalo boleh jujur, selama tiga tahun ini Lingga nggak pernah begitu enjoy acara rame-rame begini.
Bagi Lingga, acara kayak gini gampang bikin bosan. Cuma orang-orang yang punya banyak temen aja yang bisa menikmati acara. Dan sisanya, mereka menyendiri diri di kelas.
Untuk makan pun Lingga bawa dari rumah. Nggak ada niat keliling bazaar cari makan ataupun cemilan gitu. Udah kelewat mager ini dia emang.
Iya, sampai Rachel datang ke kelasnya dan tarik paksa dia ke luar.
"Ini acara gede! Masih pagi tuh cari sinar matahari anget nih lho mas! Sambil makan kek, apa sambil muter! Jangan di kelas terus ah kayak kura-kura aja!"
Pagi-pagi. Lingga dapet omelan dari si pacar Rachel Aluna.
"Iya Cel iyaaaaa, udah ih jangan ditarik gini. Malu tau sama orang, ada tamu luar juga soalnya." kata Lingga sambil ngelepas tangan Rachel yang narik-narik tangannya.
Rachel menatap Lingga kosong, kemudian melengos nggak percaya.
"Mas Lingga malu gandengan tangan sama aku? Hah! Oke."
Tangan Lingga langsung dihempaskan. Rachel mendengus, natap tajam Lingga yang jadi mengernyit.
"Ya udah aku pergi! Serah kamu mau kemana!"
Lingga diam. Bibirnya menyudutkan senyum miring. Kepalanya ikut miring ke kanan, memperhatikan Rachel yang masih berdiri di tempat sambil lirik-lirik mendengus.
"Katanya mau pergi? Kok gak gerak?"
Rahangnya Rachel jatuh tanpa tenaga. Dia berkedip, tatap Lingga dengan speechless. Serius, Rachel engga nyangka Lingga bakal setega ini sama dia.
Diam-diam Lingga menahan geli. Lihat wajah Rachel beneran kaget seperti itu. Bahkan kedua matanya udah mulai berkilau, mau mewek.
Duh, dek.
"Ck, Mas Linggaaaaa!" rengek Rachel, mukul lengannya berkali-kali dengan kesal. Lingga jadi orang jahilnya kelewatan!
Si cewek jadi merengek gitu, yang cowok malah ketawa puas. Nggak masalah dengan Rachel yang sekarang narik-narik baju batiknya dengan emosi. Tawa Lingga malah menjadi-jadi kayak nenek lampir.
"Udah udah, mana ada aku malu gandengan sama kamu heh? Ini kan lagi rame, masih di sekolah lagi. Gak enak diliatin orang banyak." ujar Lingga menahan tangan Rachel yang dari tadi mukulin dia.
"Ayo jalan, liat-liat bazaar yok." ajak Lingga lagi, mendorong bahu Rachel untuk jalan di depannya.
Si cewek mendesis, tapi gak bohong kalau dia tersenyum juga. Rachel heran sama diri sendiri, sama Lingga kok hatinya lemah banget. Kayak gini aja gak bisa sok-sok ngambek lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
sun and moon. ✔
Fanfic"Mas Lingga." "Dalem, dek?" Seperti mentari dan rembulan, Lingga dan Rachel itu bukan satu kombinasi yang cocok, katanya. Tapi mereka membuktikan kalau mereka bisa menjadi couple kakang adhi yang gemesin. 「 au local; lee know & chaewon 」 © short...