6 Blue

7 3 0
                                    

(18+) ⚠️⚠️⚠️🔞
Mohon untuk menjadi pembaca yang bijak :).

Setelah banyak yang dibicarakan Edga memutuskan untuk masuk sekolah.
Hari ini guru rapat, tidak ada pembelajaran tapi sekolah tidak dibubarkan. Aku berbicara dengan Edga tentang apa yang akan dilakukanya mengingat h-1 sebelum rencananya terlaksana

"Jadi sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku sudah bilang bukan kamu akan-"

"Aku tahu!! Tapi setidaknya beri tahu walau hanya satu kata"

Aku cukup kesal, dia korban disini tapi kenapa ia menutup diri dariku. Tidak, bukan menutup diri tapi aku merasa di permainkan. Apa maunya dan kenapa?

Teman teman sekelas memandang kearahku dan Edga, mungkin karena aku bicara terlalu keras

"Aku akan membalas apa yg telah ia lakukan kepadaku" Edga menatap mataku marah

"Heyy tapi itu terlalu berisiko, dan kamu ingin membalasnya disini? Di sekolah? Diruangan itu?" Aku benar benar tidak yakin dengan jalan pikirnya

"Karenanya aku butuh dirimu, sudahlah ayo ke kantin"

Lihat? Lagi dan lagi aku dibuat bingung olehnya tapi apa boleh buat

----

Aku menarik lengan Kara, meski sekarang masih jam pelajaran tapi jika tidak ada guru siapa perduli? Aku lapar

Di belokan menuju kantin, aku melihat laki laki itu. Berjalan berpapasan, mata ku dengannya bertemu. Dia tersenyum, matanya menatap lapar.

Aku segera bersembunyi di balik tubuh Kara, kubuat gelagat ketakutan. Lelaki itu masih menatapku, tapi ia kebingungan

Ku beri dia senyuman, dan aku ucapkan sesuatu tak bersuara "gudang sekolah"

"Edga kau tidak apa apa?" Kara tiba tiba menyadari gelagatku

"Itu, le-lelaki itu melihatku" kataku bergetar

"Oh shit, pemerkosa itu?!" Kara langsung melindungi tubuhku, bersikap dengan gerak gerik menghadang. Lelaki itu kemudian berjalan melewati ku, aku lihat kebelakang dan memberinya ciuman jauh

"Edga apakah kamu baik baik saja?" Kara tiba tiba menarikku menghadapnya

"Oh my god kau menangis?" 

Aku hanya terisak dan menunduk, sungguh ini menyenangkan

"Aku takut ra, lelaki itu terus terusan menatapku " 

"Wahh aku benar benar ingin mematahkan kemaluannya, yasudah kamu pergi saja ke kelas biar aku yang belikan makanan untukmu"

"Tapi ra-"

"Sudah pergi, tidak aman jika kamu di kantin bisa bisa dia menemuimu lagi" Kara mendorongku pergi.

Binggo! Kini giliranku untuk rencana selanjutnya.

Aku melanjutkan langkahku, bukan ke kelas tapi gudang sekolah. Sesuai janjiku padanya 

Tak butuh lama, aku langsung buka pintu gedung sekolah. Tiba tiba tubuhku didorong dengan kasar dan otomatis pintu tertutup dengan keras. Lihat lelaki ini, ia benar benar datang

Ia langsung menyerang leherku, pakaiannya sudah berantakan. Wahh bahkan ia sudah tidak memakai celana. Ia menjamah tubuhku, tanpa waktu lama ia membalikkan tubuhku. Ia membuka seragamku, membuka celana dalamku dan dia langsung pada intinya, dasar tidak sabaran. Aku sendiri ? Aku hanya memejamkan mata. "dia" benar benar mengambil alih diriku.

"Hemmm emhh yaahh lebih dalam lagihh"

"Teruss lebih cepat, apaah ah ah hanya inih tenagamuh ah ah?" Setelah di provokasi gerakannya lebih cepat, lebih dalam dan lebih berantakan. Satu tangannya menjambak rambutku, tangan lainnya memegang pinggulku kuat dan pinggulnya masih setia menumbukku dengan dalam.

Dia mengigit leherku, ck ternyata dia sedang membuat tato murahan di leherku

 Sebenarnya ini menyenangkan, menikmati sambil membayangkan rencana selanjutnya. 

Hahahaha tapi sayang lelaki ini benar benar lemah, lihat lah kurang dari satu jam ia sudah keluar

"Arghhhh sayang aku keluar ah ah hah hah " dia mengenjang nikmat,
Oh God !!! dia berada di urutan paling atas dalam daftar lelaki pemuas paling payah. Sudah kubilang ini tidak bahkan kurang dari 1 jam dan ia sudah keluar? memalukan

"Kau nikmat sayang, kenapa kemarin kamu menolak dan berlaga seperti korban jika kamu menikmatinya hemm?" Dia membelai wajahku, menjilat bibirku dan memeluk pinggang ku erat

"Kau tahu, sebenarnya aku ingin memberikan diriku untukmu tapi mungkin kamu akan menyesalinya"

"Tubuhmu candu bagiku dan tidak mungkin aku menyesalinya"

"Siapa namamu? Tadi aku lupa mendesah dan tidak menyebut dirimu"

"Yaa benar sangat disayangkan kamu tidak menyebutku, tapi tidak apa lain kali sebut aku dengan keras. Ken, panggil aku Ken" aku melepaskan pelukannya aku langsung memakai seragamku, aku pikir akan lama berurusan dengannya tapi ternyata lelaki ini sungguh payah.

"Jam pelajaran masuk sudah mulai, sampai bertemu nanti" ku elus lehernya dan kuberi gigitan sampai ia melengguh nikmat. Dan selepas itu aku pergi meninggalkannya yang masih terbawa nafsu

The RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang