11 Wake up

6 1 0
                                    

Ken terbangun. Suara keras desahan adalah hal yang ia dengarkan pertama kali. Matanya menelisik dimana ia berada. Didepannya sebuah layar proyektor menampilkan sebuah video porno sedang berlangsung.

"NOONA!!" Sejak ia terbangun ia mulai merasa badannya panas, ia merasa birahinya meningkat. Ia butuh pelampiasan, ditambah video dan suara suara desahan yang semakin membakar birahinya.
"AYO NOONA KELUAR!!! KITA MAIN LANGSUNG KE INTINYA" Ken berteriak, meski tetap saja suaranya masih tenggelam oleh desahan video porno ini. Ken sendiri kelimpungan mencari Edga. Setiap juru ruangan ini ia susuri, jaga jaga jika memang dengan sengaja Edga bersembunyi. Tapi nihil, tidak ada siapa siapa disini kecuali dirinya. Ken merasa curiga dengan ini semua, tapi hormon nya benar benar mengalihkan perhatiannya.

Merasa frustasi Ken membuka pintu ruangan yang memang sialnya sengaja di kunci. Ken benar benar diujung birahinya, ia tidak kuat menahannya, ia butuh pelampiasan. Di dobraknya pintu ruangan, tapi tetap tidak bisa. Itu benar benar kuat.
Karena tidak bisa menahan lebih lama lagi, Ken membuka baju dan celananya kasar. Ia harus menuntaskan sendirian. Dia bersimpuh menghadap layar proyektor. Dikocok kemaluannya kencang. Matanya melotot melihat layar, pikirannya membayangkan yang didepan itu adalah dia dan Noonanya. Telingannya ia tajamkan, suara desahan itu ia bayangkan Edga. Mulutnya tidak berhenti mendesah mengucap noonanya
"AAHH AHH YAA TERUS NOONA TERUSSHH AHH YAA MANJAKAN TERUS NOONA AKHH AKHH AHH" tidak butuh lama, mungkin 15 menit ia sudah keluar
"ARGHHH NOONA HAH HAH HAH" selepas pelepasan itu ia menarik nafas dalam dalam. Benar kata Edga, lelaki itu lemah.
Karena video masih berputar hasrat Ken terbakar kembali, dia mengocok kembali kemaluannya dan berfantasi lagi tentang noonanya.

Tapi apakah kalian pernah membayangkan, bagaimana rasanya jika seseorang terus merasakan birahi selama 24 jam kemudian keluar terus tanpa henti ? Menyiksa bukanlah kata yang tepat. Lebih dari itu. Tidak ada istirahat. Yang ada birahi dan pelepasan.

Seperti saat ini, sudah 2 jam lebih Ken mengocok kemaluannya
"ARGHH NOONA!!" Ini sudah ke sekian puluhnya ia keluar, ia benar benar lelah. Ken ingin segera berhenti, tapi entah kenapa tubuhnya selalu terbakar. Sampai Ken ingat, minuman!. Ciuman panasnya bersama Edga, dan minuman yang ia telan. ITU MASALAHNYA. Edga secara tidak langsung memaksanya meminum air yang sudah diberi perangsang. Ken merasa dijebak. Ia memang mudah sekali terangsang, ditambah dengan minuman yang ditambah obat perangsang makin makin saja Ken tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Ditambah ia butuh pemuas, butuh seseorang untuk dilampiaskan.
Setelah sadar dengan kelakuan Edga, Ken mendekati pintu dengan tubuh gemetar. Tangannya ia gunakan untuk menutup telingannya dari suara desahan video yang sedang berputar. Ia harus keluar. Harus. Di dobraknya lagi pintu, tapi tidak bisa. Ruangan ini benar benar kosong, tidak ada alat yang bisa digunakan.
Ia melihat ventilasi yang cukup besar, ia berusaha memecahkan ventilasi dengan tangannya. Tapi tidak bisa. Hanya tangannya yang malah terluka. Brian benar benar frustasi. Ia ingin mematikan video di depannya, tapi ia tidak tahu dimana letaknya. Ia ingin menghancurkan speaker sialan itu tapi ia tidak tahu ada dimana. (Mari kita beri penghargaan untuk Kara)
Dan karena tidak bisa menahan bisiknya speaker, suara desahan video itu mengambil alih tubuhnya.
"ARGHH SIALANN KAU NOONA, AHH AHH AHH AWAS SAJAA JIKA AKU KELUAR DARI SINIH. AKAN KU PERKOSA SAMPAI KAU MEMINTAKU UNTUK MEMPERKOSAMU TANPA HENTI, AHH AHHA ARGHH SIALAN" Ken menangis, kemudian tertawa, berteriak frustasi. Apapun yang dilakukannya tangannya tidak pernah berhenti. Tidak pernah berhenti sampai pagi tiba.
---

Kini sudah pukul 6.45 pagi, 15 menit lagi sebelum kelas dimulai. Ken meringkuk di lantai. Keadaannya benar benar mengerikan. Tubuhnya menungging, matanya merah berair, rambutnya berantakan, bibirnya kering dan ada beberapa luka disekitar bibirnya. Keringat dan air maninya menyatu di seluruh tubuhnya. Kemaluannya berwarna merah, beberapa terlihat mengelupas karena tidak henti hentinya dikocok.
"Hmm hmhh si-sialan" bibirnya ia gigit kuat. Matanya menerawang.
Tiba tiba pintu terbuka otomatis. Matanya terbelakak senang, senyumnya mengerikan. Ia berdiri tertatih. Berjalan perlahan. Pandangan di depan bukan lagi video porno. Seorang siswi berlari masuk dengan riang. Telinganya tidak lagi mendengar suara desahan. Suara siswi itu mendominasi telinganya.
Ia benar benar butuh pelampiasan. Siswi itu. Ia harus melampiaskannya.

Ken berlari ke arah siswi itu. Secepat kilat brian langsung melecehkannya, ia memasukkan tangannya kedalam roknya, dan satu tangannya mengocok payudaranya
"TOLONGG TOLONGG AKHH TOL-" ia bungkam siswi itu, diciumnya dalam dalam.
Ia benar benar tidak perduli keadaan sekitar
"SEMUANYA JANGAN DIAM SAJA" Seseorang berteriak, Ken kenal suara itu, tapi hasratnya benar benar tidak bisa ia tahan
"SELAMATKAN TEMAN KITA ITU DAN LEMPARI BAJINGAN INI DENGAN BATU" siswi itu ditarik paksa dari Ken oleh beberapa siswa dan guru. Ken marah, ia butuh pelampiasan. Matanya menelisik mencari target selanjutnya. Ia berteriak gila, mencoba mendekati siswi yang paling dekat
Sampai netra matanya melihat Edga
"LEMPAR SEKARANG!!"
Ken merasa marah, Edga yang harus bertanggung jawab karena membuatnya berantakan. Tapi badannya sakit. Ia dihujani batu oleh murid.
Sampai matanya melihat Edga lagi. Edga menangis dan berbicara dari kejauhan, Ken bisa membaca gerakan mulut Edga
"Aku lebih tersiksa daripada kamu".
Saat itu Ken mematung, tanpa Ken sadari ternyata dirinya sendiri adalah seorang penjahat. Ia menghancurkan seseorang dan ia sendiri yang memberi hukuman untuk dirinya. Ken hanya diam, bahkan ia sudah tidak perduli jika harus mati, disini.

The RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang