9 Shadow

7 2 0
                                    

"Sekarang ra!" Bersamaan dengan perintahnya aku menekan tombol untuk membuka gerbang sekolah dan pintu ruangan itu bersamaan. 

Aku buru buru melihat keluar dari lantai 2, ruangan dibawah sana sudah terbuka. Lelaki itu benar benar seperti kesetanan, tubuhnya telanjang. Matanya merah berair bergerak gelisah mencari sesuatu, tangannya tidak berhenti melecehkan kemaluannya, tubuhnya penuh dengan keringat dan cairan putih diseluruh tubuhnya. Aku benci mendeskripsikannya, tapi dia benar benar seperti monster.

Sangat amat disayangkan, satu siswi yang berlari masuk dengan riang jadi sasarannya. Tidak ada yang tahu, bahwa lelaki itu sedang berada di atas nafsunya.

Setelah melihat pintu gerbang di buka, siswi yang pertama datang tidak menyadari bahwa pria telanjang itu berlari dan menariknya. Secepat kilat lelaki bernama Ken itu melecehkannya, ia memasukan tangannya kedalam rok siswi itu, dan satu tangannya mengocok payudaranya. "TOLONGG TOLONGG AHHHKK TOL-" siswi itu ia bungkam, dicium dalam dalam. Arghh kenapa aku harus melihat hal itu. Segerombolan siswa dan siswi yang melihatnya ketakutan. Ken yang memang dianggap teman dikalangan siswa siswi itu, kini sedang telanjang bulat dan secara terang terangan ia memperkosa salah satu teman mereka dihadapan mereka sendiri. Dibawah sana aku melihat Edga datang dengan santai, menatapku dari bawah. Tangannya memegang sebuah batu. Wahh jangan bilang dia akan memerintahkan hal gila lagi

"SEMUANYA JANGAN DIAM SAJA" Edga mulai berteriak, suaranya mendominasi bahkan guru guru yang ketakutan hanya bisa memperhatikannya

"SELAMATKAN TEMAN KITA ITU DAN LEMPARI BAJINGAN INI DENGAN BATU" sudah kubilang bukan? Idenya gila tapi manusiawi

Tidak lama dari perintahnya, beberapa guru dan siswa berusaha menyelamatkan siswi tadi. Meski ketakutan karena harus berhadapan dengan lelaki yang sedang dalam birahi, tapi siswi itu bisa diselamatkan. Tubuhnya gemetar hebat, ia menangis meraung raung dan segera diungsikan ketempat yang lebih aman. Ken, lelaki itu merasa mangsanya hilang. Dia mulai marah, mencari mangsa lagi sebagai penyalur hasratnya. Dia mulai mendekati siswi lain, berteriak gila tapi Edga lebih dulu mengambil tindakan

"LEMPAR SEKARANG!!!" Siswa siswi yang entah kapan sudah bersiap dengan batu dimasing masing tangan mereka, mulai melempari lelaki itu dengan batu.Hujan batu. 

Sedangkan Edga hanya diam, dia bahkan tidak melempari lelaki itu. Dia malah menaiki tangga menuju lantai dua, dan memperhatikan keadaan dibawah bersamaku disini, Disampingku. Untuk beberapa hal aku memperhatikan Edga. Kini aku mengerti. Ini semua adalah caranya membalas dendam. Dia korban disini. Tapi ia tidak ingin mengotori tangannya hanya untuk membalaskan dendamnya. Dia ingin pelakunya sendiri yang mengakui kesalahannya, dan dia sendiri yang menunjukkan kepada semua orang dosa dosanya.

Ngomong ngomong tentang lelaki itu, keadaan dibawah sana kacau. Tubuh Ken penuh dengan luka. Setelah beberapa saat guru hanya bisa diam karena ketakutan, kepala sekolah mengambil tindakan. Ia memerintahkan semua murid untuk berhenti melemparinya batu, dan meminta beberapa orang untuk menangkap Brian yang sudah terluka cukup parah. Untungnya dia tidak terlalu menyusahkan seperti yang diperkirakan.

Sejenak aku kembali melihat Edga
"Heii kamu menangis?" Sekilas aku melihat jejak air mata di pipi Edga

The RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang