Bagian tiga : Kastil kaca

6.1K 43 1
                                    

Pada sore hari yang cerah, seorang anak laki-laki berlari dengan cerianya, menyelipkan tubuhnya diantara keramaian pasar.
Melenggak-lenggok membuka ruang dengan tangannya

"Huuu~ Dia... dia ada disini !"

Anak laki-laki itu menahan nafasnya dan membuat kakinya sekuat mungkin, rasa lelah dan keram telah datang, tapi sayangnya anak itu tidak memperdulikannya dan terus saja berlari.
Orang-orang mulai memberi jalan terhadapnya, mungkin mereka takut tertabrak?.

Tempat ini adalah sebuah distrik perdagangan di pesisir dan pada hari itu adalah hari Minggu yang padat.
Mobil, motor dan kereta kuda berlalu lalang silih berganti.

Laki-laki itu berdiri didepan garis penyebrangan.
Menunggu waktu hijau turun.

Menyentuh lututnya yang terasa keram serta tenggorokannya yang kering.

Jauh disana dia melihat sesuatu yang mungkin saja sangat membuatnya bahagia hingga dia rela untuk memaksa tubuhnya untuk terus berlari.

Diantara kerumunan orang-orang, gadis dengan rambut panjangnya yang indah tengah mengalihkan pandangannya.

Tersapu angin , rambutnya berkibar dengan indah dan tampak lembut.

Wajahnya yang putih dan cantik dengan sebuah gaun merah muda dan topi jerami menghiasi tubuhnya.

Seperti mencari sesuatu yang tidak dia tau, bingung dan cemas.
Wajah cantiknya terlihat was-was akan sesuatu

"A-A-Prilia !" Anak laki-laki itu segera memanggil anak disana dengan suara serak tapi anehnya orang yang dia panggil dengar.

"....!?"

Seperti mendengar sebuah Wahyu yang datang dari langit, anak perempuan itu terlihat tenang ketika mata coklat indahnya menangkap sesuatu dari balik kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.

Lampu berganti hijau dan orang-orang yang menunggu segera berjalan.

"Oough... "

"Woy hati-hati! "

"Jo-joe ! " Berlari kemudian berhenti didepan anak laki-laki yang jatuh karena menabrak orang

"Ma-maaf"

"Dasar anak sialan!"
Pria yang tampak mengerikan itu pergi dengan wajah kesal ketika tubuhnya ditabrak dengan keras meninggalkan anak laki-laki yang menahan lututnya karena tergores aspal

"ka-kamu tidak apa-apa" wajah gadis itu terlihat begitu khawatir tapi anak laki-laki yang tampaknya terluka sama sekali tidak menunjukkan penyesalan jika dia baru saja membuat orang lain merasa kesal ataupun khawatir terhadapnya.

Tersenyum "Aku baik-baik saja....aduduh "

"Kau ini dasar.... "

Merasa keadaan anak laki-laki itu tidak terlalu parah dan hanya memiliki luka sedikit kemudian
Gadis itu mengulurkan tangannya dan dibalas dengan lembut.

"Mari"

Wajah gadis itu terlihat sangat malu ketika mengulurkan tangannya tapi disisilain dia merasa senang jika orang yang dia tunggu sekarang telah berada di depannya.

"Joe kamu tidak perlu berlari sekuat itu... bukankah tubuhmu belum pulih? "
Gadis itu memberi protes seperti adik yang baik terhadap kakaknya

Dia ingat jika Joe baru saja jatuh ketika berlatih menunggangi kuda dan kabarnya kaki kanannya patah.

Tapi setelah melihat Joe yang berlari gadis itu pikir Joe sudah dalam keadaan sembuh sekarang.

Dengan senyuman lebar, menaruh tangannya di belakang kepalanya, anak laki-laki itu hanya tertawa kecil kemudian berkata
"Aku berlari karena aku ingin segera bertemu dengan mu, Aprilia"

Master Player -Amai josei no chōmiryōTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang