⌦ 𝐏𝐑𝐄𝐋𝐔𝐃𝐄

961 94 4
                                    

▬▬“𝘓𝘰𝘷𝘦 𝘪𝘴 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘶𝘳𝘨𝘭𝘢𝘴𝘴, 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵 𝘧𝘪𝘭𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘶𝘱 𝘢𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘳𝘢𝘪𝘯 𝘦𝘮𝘱𝘵𝘪𝘦𝘴”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬▬
“𝘓𝘰𝘷𝘦 𝘪𝘴 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘶𝘳𝘨𝘭𝘢𝘴𝘴, 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵 𝘧𝘪𝘭𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘶𝘱 𝘢𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘳𝘢𝘪𝘯 𝘦𝘮𝘱𝘵𝘪𝘦𝘴”. – 𝘑𝘶𝘭𝘦𝘴 𝘙𝘦𝘯𝘢𝘳𝘥
▬▬

 – 𝘑𝘶𝘭𝘦𝘴 𝘙𝘦𝘯𝘢𝘳𝘥 ▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Rintik air mengetuk payung coklat properti sang gadis dengan berisik. Sepasang geta kayu yang dipakainya mengecap jalanan becek setiap kali lewat. Kendatipun semesta menunjukkan gelapnya hujan, ia tetap berlari dalam senyum di jalanan Kyoto yang sepi.

Bagaimana tidak? Tinggal beberapa tikungan lagi, ia akan bertemu dengan Oikawa Tooru, pria yang tak lama ini telah diutus sang Ayah untuk menjadi pendamping hidup seorang Hirohito [name].

Ia menggenggam erat kertas penunjuk arah hingga mengerut. Dinginnya angin musim gugur yang datang lebih cepat memaksa jemari itu gemetaran. Lantas [name] tak peduli. Hanya ada Oikawa yang mengalihkan pikirannya saat ini. Setelah menikung ke kiri sekali, ia akan menemukannya. [name] akan bertemu dengan tunangannya, lalu menghabiskan malam dengan festival musim panas yang berisi belasan ribu lampion.

Geta milik sang gadis berhenti menapak setelah berbelok. Netra emasnya menangkap punggung seorang pria berkimono hitam didepan salah satu rumah. [name] kenal punggung lebar nan lembut itu, [name] juga pernah merasakan rangkulan hangat dari pria itu.

Bibir merah muda sang dara tersenyum lebar menunjukkan sederet giginya, lalu berucap, “Oika–!”

Pita suaranya tergencat, mendapati dua insan yang tengah berdekapan dibawah genting rumah. Nona bersurai pirang dengan tinggi sepantaran [name] itu didekapnya.

Ah, ralat.

Mata sang gadis menggelap, penuh akan kemarahan yang tertahan. Semua kecurigaan yang berdiam dalam pikiran negatifnya terjawab di kejadian barusan. Nona itu tengah bercumbu ria —dibawah derasnya tangisan hujan dengan seorang pria. Seperempat nuraninya masih berharap, pria itu hanyalah orang asing yang kebetulan mirip dengan tunangannya.

Pria itu melepaskan tautan bibir dengan lawan cumbunya. Pria itu membelai surai pirang milik sang nona. Pria itu berbalik. Oikawa Tooru berbalik. Oikawa Tooru tersenyum pada Hirohito [name].

Oh begitu. Aku tahu makna senyum itu.

Itu senyum iblis.

-

▬▬
“𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘮 𝘱𝘢𝘴𝘪𝘳, 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘴𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘰𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨”. — 𝘑𝘶𝘭𝘦𝘴 𝘙𝘦𝘯𝘢𝘳𝘥
▬▬

 — 𝘑𝘶𝘭𝘦𝘴 𝘙𝘦𝘯𝘢𝘳𝘥▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MITAMAMATSURI, tooruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang