Prolog

4.9K 685 80
                                    




Hari ini adalah perayaan peringatan ulang tahun pernikahan Leo dan Rere yang pertama kali di selenggarakan. Sepertinya kali ini Kakak ipar Andi berhasil membujuk suaminya yang keras kepala itu untuk mengabulkan salah satu dari ribuan keinginannya lagi.

            Saat ini Andi tidak melepaskan pandangannya sedetik pun dari Tata yang sejak tadi hanya menikmati minumannya seorang diri di sudut Ballroom yang di isi oleh para tamu undangan. Sekalipun di sampingnya ada seorang perempuan cantik yang memeluk lengannya, sedang berbincang dengan Bundanya, tapi fokus Andi hanya tertuju pada Tata.

            Wanita pendiam dan galak itu masih sama seperti ketika Andi pertama kali bertemu dengannya. Tenang, berbahaya dan juga... cantik. Entah lah, Andi benar-benar tidak mengerti mengapa dia selalu saja terpesona pada wanita yang keras kepala dan menolaknya berkali-kali itu.

            Lihat saja sekarang. Ketika kedua mata mereka saling memandang, wajah Tata yang selalu saja terlihat datar dan juga angkuh hanya terpaku sesaat menatapnya. Sungguh Andi tidak merasa asing lagi dengan tatapan seperti itu karena seluruh keluarganya, selalin Bundanya, juga memiliki karakter yang tidak jauh beda dari Tata. Bahkan Andi cenderung menggilai Tata dan seluruh sikap menyebalkannya itu.

            Tata meletakan gelasnya ke atas meja di sampingnya, lalu tanpa memedulikan tatapan Andi, dia memutar tubuhnya dan beranjak pergi, membuat Andi tersenyum tipis namun kini satu tangannya menepis lembut pelukan dari kekasihnya.

            "Sayang?" tegur Aura, kekasih Andi yang kini menatap Andi aneh karena menyadari Andi yang menepis pelukan di lengannya.

            Andi tersenyum hangat padanya, wajahnya mendekat untuk membisikan sesuatu ke telinga Aura. "Aku ke toilet sebentar ya, sayang." Bisik Andi dengan suara lembutnya. Aura menatap Andi dengan senyuman manisnya ketika memberinya anggukan dan Andi membalasnya dengan sebuah ciuman lembut di pipinya.

            Ketika Andi menyadari Mala yang menatapnya jengah, lelaki yang memiliki senyuman manis yang ramah serta menawan itu hanya mengedipkan sebelah matanya sebelum beranjak pergi.

            Andi melangkah pasti menyusuri tempat itu demi mencari dimana keberadaan Tata. Dia melirik ke arah dimana Leo dan Rere sedang berdansa dengan seluruh cinta yang menyelimuti mereka. Senyuman Andi terlihat jelas kala dia merasa turut bahagia pada keduanya. Namun, ketika mataya menemukan punggung Tata yang terlihat jelas karena Tata memakai gaun bermodel backless, Andi mempercepat langkahnya sembari melirik sekelilingnya untuk memastikan keadaan.

            Tata menjauh dari kerumunan, dia bahkan telah meninggalkan ballroom itu dengan langkah ringannya. Dan Andi tidak mau membuang kesempatan itu hingga dia mempercepat langkahnya, menggapai lengan Tata sampai wanita itu terpekik terkejut, kemudian menariknya memasuki sebuah lorong demi lorong.

            Tata sama sekali tidak memberikan perlawanan, bahkan bersuara pun tidak. Dia hanya menatap cengkraman Andi di pergelangan tangannya kini, membiarkan Andi menyeretnya kemana pun dia mau. Bahkan ketika Andi membawanya ke sebuah kamar hotel, yang Tata yakini adalah kamar miliknya, Tata hanya mendengus malas.

            "Mau ngapain bawa aku ke sini?" tanya Tata sambil bersedekap dengan gaya menawannya. Matanya menatap lekat pada Andi yang kini berdiri tidak jauh darinya dengan kedua tangan yang terbelenggu di dalam saku celananya. "aku mau pulang."

            "Kamu nggak sopan banget," rutuk Andi dengan kekanakan. "datang ke acara Bang Leo, tapi nggak mau nyapa aku."

            "Aku kan nggak kenal sama kamu." balas Tata tak mau kalah.

            Mendengus, Andi mendekati Tata. Satu tangannya bergerak pasti melingkari pinggang Tata, menariknya mendekat hingga kini kedua tangan Tata menyentuh dada Andi. "Kamu nggak kenal sama aku?" bisik Andi sembari mengelus pipi Tata mesra. semesra bisikannya yang membuat kedua mata Tata yang selalu menyimpan sorot kelam kini berubah sedikit sayu kala dia menggeliatkan wajahnya.

The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang