Andi masih tertidur pulas saat merasakan ada pergerakan dalam rengkuhan lengannya. Matanya terbuka dengan susah payah. "Mau kemana?" tanyanya dengan suara serak. Bahkan dia membubuhkan kecupan lembut di atas bahu Tata yang masih berada dalam pelukannya.Tata menolehkan wajahnya ke belakang. Andi jelas sekali masih sangat mengantuk dengan kedua matanya yang setengah terbuka. Tata memutar tubuhnya, kini berbaring saling berhadapan dengan lengan Andi sebagai alas kepalanya.
Dipandanginya wajah Andi. Lelaki ini sudah kembali tertidur pulas. Tata menyentuh wajah Andi dengan jemarinya, telunjuknya menyentuh dahi Andi, mengusap kernyitan di dahinya hingga kernyitan itu menghilang dan membuat Tata tersenyum tipis. Kemudian telunjuknya bergerak turun, menyentuh hidung mancung Andi. Tapi apa yang Tata lakukan membuat Andi kembali mengenyit, bahkan kini menarik wajahnya agar terkepas dari sentuhan Tata.
Kekehan pelan Tata lolos begitu saja. Membelai rahang Andi, Tata memajukan wajahnya demi mengecup lembut bibir lelaki itu. "Lepasin, aku mau ke kamar mandi." Bisiknya.
"Hm."
"Andi..."
"Mau ngapain ke kamar mandi?" Andi mengeratkan pelukannya. "disini aja, Ta."
"Kamu mau aku ngompol di sini?"
"Nggak apa-apa. Tadi malam juga kamu udah ngompol enak, kan."
Tata memutar bola matanya jengah mendengar ucapan dengan suara serak dan terdengar bodoh itu. Tata menggigit dagu Andi, membuat lelaki itu meringis sakit dan berdecak terganggu. Tata mengambil kesempatan untuk melepaskan dirinya dari rengkuhan Andi.
Menyadari Tata sudah tidak lagi berada di pelukannya, Andi membuka matanya susah payah. Tatapannya yang belum terlihat jelas mengarah pada Tata, sedang membuka lemari pakaian Andi untuk mengeluarkan sebuah kaus dan memakainya. Andi memejamkan matanya lagi, bibirnya tersenyum tipis.
Rasanya menyenangkan sekali bisa melihat Tata berada di apartemennya lagi, berbagi pakaian dengannya, membuat bau tubuhnya berada di sekeliling kamar ini. Rasa-rasanya Andi ingin menghentikan waktu saat ini, agar Tata bisa tetap bersamanya, selamanya, seperti yang dia inginkan.
Andi mulai terlelap kembali setelah memikirkan banyak sekali angan yang dia sendiri pun meragu bisa membuatnya menjadi nyatanya.
Rasa-rasanya Andi baru saja terlelap, namun bau sedap yang tercium olehnya membuat dia membuka kedua matanya lagi. Kamarnya yang tadi masih sangat gelap, kini sedikit lebih terang karena cahaya matahari yang berasal dari jendela kamarnya.
Andi terduduk dengan wajah setengah mengantuk, dia menggaruk kepalanya, menguap lebar kemudian menyibak selimut untuk turun dari ranjangnya. Andi hanya mengeluarkan celana dari lemarinya, memakainya lalu memutuskan keluar dari kamar.
Bau sedap ini berasal dari dapur, maka itu Andi melangkah pasti kesana. Senyuman tercetak jelas di bibirnya mana kala dia menemukan keberadaan Tata yang berdiri memunggunginya, tampak sibuk entah melakukan apa pada kompor di depannya.
Andi memandangi Tata dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seperti dejavu ketika menemukan Tata dalam keadaan seperti ini, membuat Andi kembali mengenang masa lalu, ketika mereka masih berpacaran. Dulu, agar bisa bermalam bersama Tata, Andi harus mencocokan jadwal mereka. Andi akan pergi ke luar kota untuk mengurus pekerjaannya, dan nanti Tata akan menyusul setelah mendapatkan jatah cuti dari Leo. Biasanya, Andi akan menyewa sebuah villa dibandingkan harus menginap di hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way
General FictionAndi dan Tata saling mencintai. Bahkan sejak mereka pertama kali bertemu dan menghabiskan banyak waktu bersama, mereka berdua tahu kalau perasaan cinta tumbuh begitu saja dalam diri mereka. Sayangnya, ketika Tata mengetahui latar belakang Andi, yang...