Tiga

2.1K 433 124
                                    

Update lagi, yuhuuuu hehehe. 

Kalian nih, kenapa pada mikir cerita ini bakalan menyayat hati sih? Nggak kok, enggak... ini ceritanya ala-ala FTV gitu wkwkwkwk. Nggak usah sediain tissue, popcorn aja buat nemenin percintaan Andi, Aura, Tata, sama Robi ^^

Sekalian bantuin cek typo ya, guys^^



***





Andi tidak berselera makan. Sejak tadi, dia hanya mengaduk makanan di atas piringnya dengan wajah kusut. Entah kemana moodnya yang sejak siang tadi meluap-luap setelah melewati makan siang bersama Tata. Ya, tidak hanya Tata sebenarnya, karena siang itu ada Leo beserta keluarganya.

Tapi, tetap saja Andi merasa sangat bahagia karena setidaknya dia bisa menghabiskan waktu bersama Tata lebih banyak lagi. Sekalipun mata gadis itu hanya selalu memelototinya, sering kali melakukan kekerasan diam-diam namun malah membuat Andi tersenyum geli di dalam ringisannya.

Dan rasa bahagia itu musnah sejak Tata mengiriminya sebuah foto yang memerlihatkan kekasih gadis itu sedang berada di apartemennya. Dari penampilannya saja, Andi tahu apa yang baru saja Tata dan lelaki sialan itu lakukan.

Andi benci setiap kali harus merasakan cemburu pada Tata. Sekalipun dia tahu, dia tidak memiliki hak untuk merasakan kecemburuan itu, tapi tetap saja, membayangkan Tata berada dalam pelukan Robi dan mereka melakukan segala hal yang dulu pernah Andi lakukan bersama Tata, rasa-rasanya Andi ingin sekali mencekik lelaki itu.

"Kok makannya sedikit banget, Re?"

Andi mengangkat wajahnya, menoleh ke arah Bundanya yang tengah mengamati Rere, membuat Andi turut melakukan hal serupa. Benar saja, nasi di piring Rere sangat sedikit, satu centong nasi pun tidak ada. Dan kini kakak iparnya itu tersenyum malu menatap Mala.

Hari ini adalah jadwal Leo membawa keluarganya menginap di sana. Sebuah kegiatan rutin yang mereka lakukan beberapa kali dalam satu bulan, sesuai permintaan Bunda mereka.

"Lagi diet, Bun... berat badan Rere naik terus, padahal waktu hamil Bara naiknya nggak secepat ini."

Leo mendengus, membuat istrinya mencebik padanya. "Iya lah, waktu hamil kamu nggak berhenti konsultasi ke dokter gizi sakin takutnya berat badan kamu naik berlebihan."

Rere memang cenderung panik setiap kali berat badannya naik. Apa lagi saat hamil Arka dan Adel, dia benar-benar frustasi dengan bentuk tubuhnya pasca melahirkan. Dan Rere membutuhkan banyak waktu untuk mengembalikan berat badannya. Karena itu, ketika mengandung Bara kemarin, Rere tidak mau hal itu terulang lagi. Dan pada akhirnya, Princess Barata itu mempekerjakan seorang dokter gizi untuknya berkonsultasi serta mengatur pola makan yang dibutuhkan ibu hamil dan tidak membuat berat badannya naik berlebihan selagi dia mengandung.

Rere berhasil. Berat badannya tidak terlalu bertambah drastis. Namun sayangnya, ketika Bara telah lahir, berat badan Rere malah naik lebih cepat dari pada ketika dia sedang hamil. Membuatnya kembali melakukan diet yang paling dibenci suaminya.

"Kamu sih gitu, nanti kalau akunya gemukan pasti protes."

"Kapan aku pernah protes sama bentuk tubuh kamu?"

"Di dalam hati, pasti kamu protes."

"Terserahlah."

Wajah Rere tampak cemberut ketika Leo sama sekali tidak memedulikan apa yang baru saja istrinya katakan. Seolah-olah masalah yang menurut Rere begitu berat itu sama sekali tidak penting di matanya.

The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang