"Apa aku jatuh cinta kembali?"renjun mengerjap lalu menggeleng keras,ia harus menghapus pikiran itu.
Ara terbangun karena panasnya berada didalam bus yang sudah kosong dan mesin yang sudah mati.masih belum peka terhadap sekitarnya,Ara lupa kepalanya sedang bersandar pada siapa.
Saat nyawanya sudah terkumpul sempurna,Ara termenung agak lama yang membuat renjun kesal. Ia menimbulkan kepalanya dihadapan Ara.
"ANJING SETAN... ASTAGHFIRULLAH"Ara refleks memukul kepala renjun lalu berlari menjauh.
"Auh"Ara mengaduh sakit kakinya menabrak kaki renjun membuat kepalanya mendarat di ujung tempat duduk penumpang yang sedikit tajam dan lutut yang tergesek kuat hingga celananya robek pada bagian lutut.
"Nah kannn"renjun memegang pinggang Ara lalu beralih memegang daerah ketiak untuk mengangkat badan Ara dan segera mendudukkannya.
"Kamu tunggu disini, aku mau minta p3k" Ara mengangguk tak mau memegang lukanya.
Ara takut darah setelah kejadian itu.
Ara diam menunggu renjun mengambil p3k di tempat panitia. Ia hanya merutuki kebodohan refleks nya.
Renjun tiba dengan keringat yang membasahi wajah dan bajunya.
Kenapa dia makin ganteng?, Sedangkan aku keringetan jadi makin buluk batin Ara memuji laki laki didepannya.Renjun mengelap keringat didahinya dengan lengannya lalu mendekat dan berjongkok dengan lutut sebagai tumpuannya. "Makanya jangan kayak anak kecil main lari aja habis mukul orang, ini akibatnya kan. Mana pukulnya pake tenaga lagi "renjun mengomel sambil membersihkan luka kecil di jidat Ara.
"Ya... Kan malu" pipi Ara memerah saat itu juga, hal itu membuat renjun tersenyum tipis yang terpampang jelas di depan mata Ara, laki laki itu lalu menempelkan hansaplast dijidat yang sudah diberikan obat merah dan kapas
"Aku baru tau kamu punya urat malu"renjun beralih membersihkan luka di lutut Ara namun ditutupi oleh Ara . "Ini Ara aja yang bersihin, bukannya Kaka harus ngumpul sama anak osis?"
"Emang itu penting?"renjun memegang tangan Ara yang menutupi luka itu dan menggenggam tangan itu. Tangan renjun satu lagi digunakan untuk membersihkan serta menempelkan hansaplast itu dilutut juga.
"Kak, didalam tubuh Kaka ada berapa orang?"tanya Ara begitu serius.
"Satu lah, aneh aneh aja"renjun menyentil pelan luka dijidat Ara kemudian mengambil tasnya dan keluar dari bus.
Ara segera merapikan tasnya dan segera menyusul renjun. "Aku serius kak, ini bukan Kaka banget" renjun membalik dan menghela napas pelan.
"Ra, Ra. Serba salah banget gue kayaknya."Ara mempercepat langkahnya menyusul renjun yang berhenti menghadap Ara. " Bukan gitu kak, aku udah terbiasa sama sikap Kaka yang kang ngegas dan nggak ada romantisnya."
"Emang yang tadi romantis?"Ara terdiam sedang renjun melanjutkan perjalanannya.
"Berarti ini hati aja yang terlalu lemah, dia aja Anggap biasa."Ara berjalan dengan Ara yang berbeda. Jika renjun pergi ke camp panitia, Ara berjalan menuju sungai kecil dan duduk disana sambil melempar batu.
"Pengen panggil Sena tapi dia lagi pacaran"Ara kembali melempar batu dengan muka lesu. Ia tidak lagi bersemangat mengikuti acara ini.
"Boleh pulang nggak sih"gumam Ara kembali.
"Ada masalah ya?" Ara menoleh kebelakang melihat jaemin tersenyum kemudian mendekat dan duduk disebelah Ara.
"Lagi ada masalah ya?"jaemin masih tersenyum lembut menatap ara dengan ketulusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Husband | Huang Renjun
Ficção AdolescenteJudul awal: DIJODOHIN Huang Renjun Cinta yang luar biasa membuat keduanya ikut terluka Start:13 maret 2021 End: 28 September 2021