maafin aku

1.2K 143 12
                                    

Sudah satu jam lebih semua panitia yang ditugaskan mencari, hari semakin gelap dan semakin dingin membuat pencarian semakin susah. Semua titik peta sudah dijelajahi dengan detail, namun ara belum juga ditemukan.

Semua murid lain berkumpul melanjutkan acara tanpa Mengetahui salah satu dari mereka ada yang hilang. Sena terus menangisi kebodohannya didalam tenda bersama Nara dan zika. Mereka ingin ikut mencari tapi, panitia melarang karena akan semakin repot jika ada yang hilang kembali.

Sudah tiga jam sena menangisi kebodohannya, mara yang merutuki dirinya karena tidak mau mendengarkan ara. Nara tidak menangis, tatapan datar dan pandangan kosong membuat siapapun tau isi hatinya sekarang. Zika merutuki dirinya karena memberi ide tersebut. Ia tak menyangka jika Ara akan hilang dikegelapan malam ini.

Dering telepon terdengar, Sena segera keluar dan mengatur nafasnya baru menjawab panggilan itu.

"Sena kenapa nggak ikut acara selanjutnya?"

"Aku nggak enak badan kak makanya nggak ikut" Sena mati Matian menahan isakan. Ia tidak mungkin memberi tau jika Ara hilang dan itu disebabkan olehnya.

"Tapi kenapa kelompok kamu nggak ada?, Trus kenapa panitia dihutan nggak balik balik?"

"Aku nggak tau kakk" hembusan nafas dan isakan terdengar Sena tak sanggup lagi berbohong.

"Ka Jen, kita bisa ketemuan sebentar?"

"Kamu kenapa?, Oke tempat biasa"

Sena segera mematikan ponselnya dan kembali masuk untuk mengambil jaketnya.

"Aku keluar sebentar, kalian jangan pada gini, mending bantu doa biar Ara gapapa disana"Sena pamit kemudian berlari dan duduk didekat sungai menunggu jeno.

"Hey kamu kenapa?" Jeno duduk disamping Sena lalu memeluknya tanpa suara.

Sena kembali menangis dan meracau sambil memaki dirinya, jeno hanya diam membiarkan Sena menangis sesukanya hingga ia lega sendiri.

"Ara hilang kak, semuanya karena aku"Sena terus menangis di pelukan jeno sambil menarik rambutnya karena frustasi.

"Ara hilang kak"

"Aku harus apa?"

"Ka renjun pasti belum tau, kalau dia tau pasti bakal marah besar ke aku"

"Aku gapapa dimarahin atau dicaci maki, asalkan Ara ketemu.kami baru baikan dan karena kelalaian aku dia hilang kakk"Sena semakin keras menjambak rambutnya. Jeno melepaskan pelukan itu kemudian melepaskan helaian rambut yang digenggam erat Sena.

"Jangan nyakitin diri kamu, renjun nggak bakal marah." Jeno tersenyum dengan kalimat penenang yang dibawanya.

"Gimana aku bisa tenang kakkk"Sena kembali menangis.

"Udah jangan nangis, kamu balik ke tenda ya?, Aku bakal bilang baik baik ke renjun, dia nggak bakal marah ke kamu."Sena mengangguk dan kembali ketenda.

Jeno segera mencari renjun ketenda mereka. Setelah kejadian Ara marah marah, renjun memutuskan membuat tenda didekat tenda panitia.

Saat memasuki tenda tak adaorang sama sekali, jeno segera menelpon jaemin dan untunglah laki-laki itu mengangkat nya.

"Apa?"

"Kalian dimana?"

"Ara hilang, renjun nyari Ara duluan tanpa sepengetahuan gue. Dan gue sekarang mau masuk hutan buat bantu nyari Ara"

"Tungguin gue"jeno mematikan ponselnya dan segera menyusul jaemin.

Ada satu pertanyaan terlintas di kepalanya.
Dari mana renjun tau jika Ara hilang?.
Jika panitia pandai mengatur suasana agar tak ada satupun yang mengetahui jika Ara hilang, lalu siapa yang memberi tau renjun.

"Siapa yang kasih tau kalau Ara hilang?" Tanya jeno

"Dia bilang perasaannya udah nggak enak trus nungguin Ara dari sebelum waktu balik dan nggak pulang juga. Dia udah nunggu sejaman."

"Trus Lo kenapa nggak bantu nyari?"

"Dia nggak bolehin, karna dia belum pulang juga makanya gue susul"jeno tidak menjawab, ia memberikan jaemin satu senter lagi. Jadi mereka memegang dua senter sekaligus.

🦊🦊

"ARA LO DIMANA?"

"ARA KENAPA LO NGGAK BIKIN TANDA?"

"ARA INI UDAH 09.30 LO MASIH BLUM MAU BALIK?"

"Ara gue udah liatin satu satu pohon, kenapa Lo nggak bikin tanda" air mata renjun keluar, ia duduk dan bersandar dipohon lalu menangis sejadi jadinya.

"Gue gagal, gue harus nemuin Lo. Mau sampe jam berapa pun gue harus nemuin Lo. Hutan ini besar, gue nggak mau Lo kesasar lebih jauh" renjun menangis sambil menutup matanya.

"Lo pasti ketawa liat gue nangis kayak gini, selamat Lo orang pertama yang bikin gue nangis selain karna ortu gue" renjun berusaha menghentikan tangisannya. Setiap kali ia menangis kakinya menjadi lemah dan susah untuk berjalan.

Renjun membuka ponselnya kemudian membuka galeri yang setengahnya berisi foto random Ara. Foto tersebut banyak di ambil Ara ketika bosan melihat ponselnya.

Renjun kembali menscroll galerinya yang menampilkan Vidio ketika renjun berhasil membuat Ara kesal. Ia ketawa sangat keras saat melihat bagian Ara menarik paksa ponselnya dengan mimik wajah yang sangat jelek. Bukan jelek hanya konyol dan menggemaskan bagi renjun.

Renjun tertawa hanya untuk  menguatkan dirinya, ia harus mencari Ara. Ia harus orang pertama yang menemukan Ara.

Renjun mencoba berdiri dan mengambil nafas sedalam dalamnya dan kembali mencari Ara.

Pohon pohon yang renjun senteri tidak satupun tertulis inisialnya. Tak putus asa renjun melanjutkan perjalanan dan memutar rekaman suara mereka saat berduet. Dua suara indah disatukan dalam rekaman yang ia dengar saat moodnya tidak baik,  dua sifat yang berbeda disatukan untuk saling melengkapi. jika renjun api Ara sebagai air harus segera memadamkan api yang bergejolak di dirinya. Ara yang lemah selalu berlindung pada dirinya. Semuanya sudah terlengkapi hanya ego yang selalu merasa mereka tidak bisa saling melengkapi.

Renjun kembali berteriak berharap Ara menjawab panggilannya bukan makhluk lain.

Saat mengarahkan ke satu pohon Ara menemukan tanda yang dibuat Ara.
Titik terang sudah ditemukan.
Ia segera memotret tanda itu dan kembali berteriak.

"ARAAA KAMU DIMANA?"

"ARAAA KAMU DIDEKAT SINI KAN?,kamu ketiduran ya?, Sampe nggak balas panggilan aku" air mata itu kembali turun, renjun menghapus kasar air mata yang jatuh di pipinya.

Renjun memutari sekitar pohon tersebut dan kembali ke pohon tadi.

" Ara kamu dimana?"

" Aku udah disini untuk kamu, bukan karna bunda atau mama. Ini karna hati aku yang selalu khawatir kalau kamu nggak ada disisi aku"

"Maafin aku yang nggak pernah jujur sama perasaan aku sendiri, aku nggak mau nyakitin kamu karna masa lalu aku"

"Aku selalu khawatir Ara, tapi aku selalu buang rasa khawatir itu. Tapi sayangnya rasa itu selalu datang. Maaf kalau aku telat sadar kalau kamu berharga dalam hidup aku."

"ARA TOLONG JAWAB, KAMU DIMANA?"

"KA JUN??"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kalian pasti dapat notif up cerita ini, maaf aku un karna belum waktunya hehe
Ini tangan kepencet terus🙄😤

Maaf jika feel-nya nggak dapat
Author nya lagi sakit tapi tetap maksain untuk update

Setiap ada yang komen pasti selalu semangat dan ngerasa bersalah kalau nggak up.

Jadi kalian bisa semangati aku dengan komen komen kalian?

The Perfect Husband | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang