Zᴇʀᴏ %

9.7K 581 75
                                    

▪️▫️▪️

Sebuah mobil sport berwarna merah tampak berhenti di depan sebuah bangunan. Membuka pintunya perlahan dan menginjakan kakinya pada jalan yang sedikit basah. Hujan tampak mengguyur kota itu beberapa jam lalu. Mungkin sebagian besar orang akan lebih memilih berdiam diri di rumahnya saat cuaca seperti ini, tetapi tidak dengannya.

Hingga pria itu pun melemparkan kunci mobilnya pada petugas valet parking. Jika dilihat dari interaksi keduanya sepertinya ini bukan kali pertama dia menjejakkan kakinya di tempat itu. Tampak melepas dasinya kasar dan membuka tiga buah kancing kemejanya sebelum dia memberikan mantelnya pada seseorang.

"Dia datang?"

"Sudah satu jam yang lalu, tuan."

"Ok!"

Orang itu pun mulai masuk dalam bangunan itu. Dan saat masuk sudah tampak ramai pengunjung. Dentuman musik yang terdengar keras hingga memekakkan telinga pun tidak bisa dihindari. Tampak seseorang menuju bar lounge di sana. Dan lagi, interaksinya dengan seorang bartender di sana pertanda ini pun bukan kali pertamanya dia datang. Pasalnya dia hanya mengucapkan kata 'seperti biasa' maka bartender itu pun langsung meracikkannya minuman untuknya.

"Dia belum tampil?" tanyanya pada seseorang yang tengah berdiri di samping seorang bartender yang baru saja tadi meracikkannya minuman.

Seorang pria dengan kulit pucat dengan wajah yang amat dingin. Dialah sang pemilik bar itu. Bar yang cukup terkenal di kota itu. Dan dia pun sudah hafal dengan seseorang yang ada di hadapannya jika datang ke barnya, hanya satu orang yang dia cari.

Dialah....

"JK! JK! JK!"

Yah, dialah JK. Singer favorit di bar itu. Banyak orang yang datang ke bar itu hanya untuk mendengar dia bernyanyi. Pria berwajah manis dengan suara emasnya sering membuat orang yang mendengarnya merasa terbang di awan. Lembut dan hangat. Lalu mengapa dia tampil di sebuah bar yang identik dengan suara musik yang keras? Karena dia sangat menyukai musik, tentu saja.

Alasan lainnya adalah uang.

Hingga setelah membawakan beberapa lagu, pria manis itu turun dari panggung tempatnya berdiri. Menuju sebuah kursi di sana. Dan tampak menikmati minuman beberapa saat setelah itu. Tanpa dia sadari seseorang mengawasi semua gerak-geriknya, siapa lagi kalau bukan pria tampan yang tengah duduk di bar lounge bersama sang pemilik bar.

"Sampai kapan kau akan mengawasinya? Apa harus menunggu sampai seseorang menghampiri dan menggodanya hingga dia mabukㅡ lagi?"

"Kalau aku kesana aku tidak bisa menahan untuk tidak menciumnya," jawabnya dengan senyum smirknya.

"Sepertinya kau akan menciumnya..." ucap pemilik bar mengarahkan dagunya pada pria manis tak jauh dari pandangannya dan terdapat dua orang pria bersamanya.

Dengan rahang yang menegang pria itu menghampiri pria manis itu yang tak lain adalah JK. Mencengkeram kuat lengan pria asing yang mendekatinya dan sebuah pukulan melayang di bawah orang asing itu.

"Jangan menyentuh milikku!"

Bugh...bugh...

Sang pemilik bar pun hanya menggelengkan kepalanya saja. Pasalnya bukan hari ini saja temannya itu melakukan hal yang sama jika ada yang mengganggu si pria manis itu. Sang pemilik memanggil seseorang dengan tangannya. Seorang pria kekar dan tinggi yang melebihi postur tubuhnya menghampirinya.

"Bereskan setelah ini!"

"Baik, tuan"

Dan kembali ke meja pria manis itu. Sepertinya dia sudah sedikit mabuk. Pipinya memerah dan mulai meracau.

"Aku lelah...lelah sekali, eomma."

Pria yang menolongnya pun tidak sengaja mendengarnya. Tangannya bergerak pelan mengusap lembut pucuk kepala pria manis itu yang tengah membenamkan wajahnya pada meja tinggi di hadapannya.

"Beristirahatlah jika kau lelah. Sepertinya kau sedang ada masalah, ya?" monolog orang itu yang tentunya tidak mendapat respon dari pria manis di hadapannya.

Hingga tiba-tiba saja pria manis itu mengangkat kepalanya. Menatap pria yang ada di hadapannya meskipun terlihat samar-samar baginya. Dan...

"Mmmmphhㅡ" pria manis itu meraup begitu saja bibir sosok yang ada di hadapannya. Tidak kasar, justru ciuman itu sangat lembut. Sejenak menikmati ciuman pria manis tengah mabuk itu, sosok itu menarik tengkuk leher JK memperdalam ciumannya.

Hingga beberapa saat, pria manis itu kembali lunglai dengan kepala yang berangsur turun dan berhenti pada sebuah meja yang menahannya. Ah bukan, tapi tangan pria tampan itu yang menahan kepala sang pria manis agar kepalanya jatuh tidak terlalu keras.

"Wine saja sudah memabukkan...bagaimana bisa aku tidak mabuk saat barang itu menyentuh bibirmu yang sama halnya memabukkanku. Hm?"

'RED WINE on the SWEET Lips'
▪️▫️▪️

Gimana intronya?

📌 P.S
Waah...sepertinya aku akan banyak utang nih, hehehe. Semoga ga bosan ya...baca cerita di sini.
Tapi tenang akan update sampai END kok semuanya. Sabar adalah kunci...ya yeorobun

Sebenarnya, cerita ini aku ambil dari salah satu oneshotku yang berjudul 'Hold Me Tight'
cuma aku ada ubah di beberapa bagian nanti.
Rate sesuai oneshot a.ka 🔞(ga semua chapter akan uh uh ya) bumbu aja saat saiya khilaf. Hehehe.
Dan engga tahu juga cerita ini bakal rame atau ngga.

Ok, last but not least
NEXT or NO
Comment below

See you next episode

RED WINE ON THE SWEET LIPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang