Eᴘɪsᴏᴅᴇ 14%

3K 285 27
                                    

▫️▪️▫️

Setelah berpamitan pada sang eomma, Jungkook meninggalkan ruang rawat eommanya. Dia mempercepat langkahnya bahkan eskalator pun tak berguna, dia tetap saja menuruni tangga agar cepat bertemu dengan kekasihnya.

Sampai diluar lobby, dia tampak mencari seseorang yang mungkin masih berada di sana. Namun sepertinya nihil, dia tak menemukan kekasihnya. Saat hendak menaiki sebuah taxi yang berhenti di depannya, tangannya di tarik seseorang.

"Setelah tidak percaya padaku, sekarang kau ingin meninggalkanku?"

Jungkook sungguh mengenal suara yang menyapa pendengarannya itu, tanpa menunggu detik beralih dia langsung memutar tubuhnya lalu menghambur pada sosok yang berada di dekatnya saat itu. Memeluknya erat seolah tak ingin melepaskannya lagi. Ya, dia sungguh menyesal pernah meragukan kekasihnya itu hanya karena seseorang yang tidak dia kenal.

"Hyung! Maafkan aku...maaf," ucapnya saat mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya pada ceruk leher Taehyung.

"Tuan, apa anda jadi pergi?" tanya sang supir taksi.

"Ah, maaf ahjussi. Kekasih tidak akan pergi. Dan ini!" Taehyung memberikan dua lembar uang pada sang supir. Tampak mengangguk dan tersenyum bahagia, hingga akhirnya taksi itu meninggalkan lobby rumah sakit.

Taehyung melepaskan pelukannya sejenak, meskipun dalam hati Jungkook dia masih ingin memeluk kekasihnya itu. Tampak menggembungkan pipinya lucu, seraya menatap Taehyung dengan wajah takutnya bercampur sedih.

"Jadi, sekarang apalagi, hm? Aku tidak ingin salah paham lagi, sayang. Aku tidak akan memaksamu kalau kau masih tidak percaya padaku bahwa aku tulus dan benar-benar mencintaimu. Aku akan memberimu waktu, dan aku tidak akan menganggumu selama kau berpikir," jelas Taehyung.

"T-tidak menggangguku? A-apa, apa itu artinya hyung tidak akan menemuiku? Benarkah?" Jungkook meremat pinggang Taehyung, lalu menggeleng ribut.

"Uhm, agar kau bisa kebih tenang memikirkannya dan tidak ada intervensi dariku, sayang. Apa menurutmu selama ini aku hanya karena kasihan mencintaimu?" Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook. "Tapi, sebaiknya kita pulang, hm? Kita bisa melanjutkannya saat sampai dirumah nanti." Dan diangguki oleh Jungkook.

Taehyung membawa Jungkook masuk ke dalam mobilnya, tak lama kemudian, sang pemilik pun tampak menyalakan mesin mobilnya. Hingga tak lama mobil sport berwarna hitam itu tampak meninggalkan area rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju mansion Taehyung, Jungkook tak membiarkan Taehyung melepaskan tangannya. Dia terus saja menggenggam erat kekasihnya, seolah tak ingin sosok tampan itu jauh darinya. Dia tak ingin melihat Taehyung marah lagi, dia pun tak ingin menyakiti hati kekasihnya lagi. Namun itu malah membuat Taehyung tersenyum gemas, melihat tingkah kekasihnya.

"Aku tidak akan kemana-mana, sayang. Kalau aku pergi, siapa yang akan menyetir, hm?" ucap Taehyung saat sejenak melepaskan genggaman tangan Jungkook namun dengan cepat Jungkook meraihnya kembali dan meletakkan di depan dadanya.

"Maaf, hyung. Aku tidak ingin membuatmu marah lagi, aku tidak ingin hyung pergi dariku...maaf."

"U~uh, maafkan hyung, sayang. Hyung sudah tidak marah lagi padamu, jangan sedih, hm? Kau tahu, bukankah hari ini seharusnya kita mengambil cincin?"

RED WINE ON THE SWEET LIPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang