Happy Reading🌷
Aku jadi penasaran
siapa saja sosok yg akan Tuhan kirimkan untuk mendatangkan Bahagia di Hidupku __
Aku juga sangat penasaran kapan hari itu tiba.
•Gea Amelora SuhermanMengapa semesta selalu saja bercanda atas hidupnya?
Jika dipikir dan diulang dari tahun ke tahun, Ia tidak pernah berbuat kesalahan yg besar, sama sekali tidak pernah.Atau Ia melupakan sesuatu??
Tolong bantu katakan pada gadis itu, supaya tidak bingung berkepanjangan.
Ada perasaan yg tidak tau bagaimana ia jelaskan sekarang.
Yg jelas satu harapan kini harus dipaksa lepas dari angannyaDan kini, disaat Ia menginjakkan iaki dihalaman rumah itu, rumah yg dulu menjadi saksi bisu masa kanak kanak nya masa dimana ia memaksa salah satu penghuni rumah itu untuk mengakui dirinya ada
Ia langsung disambut,
di sambut oleh keributan yg samar-samar Ara dengar dari dalam rumah itu. telinganya menangkap jelas satu nama yg muncul dari perdebatan setalah melangkah lebih dekat,Gea??
Apa ini juga akan berakhir sama. Apa ia tidak perlu berharap pada apapun lagi, siapapun lagi,Termasuk Tuhanya?
Hal yg pertama Ara lihat setelah pintu terbuka adalah seorang Anak laki-laki yg berdiri tepat di depan pintu masuk dengan Pistol mainan ditangan kiri Anak itu.
Dia Alfaro, adiknya yg berusia 5 tahun, kukit putih bersih, adik nya sangat manis dengan pipi gembul yg berlobang di sebelah kanan nya.
Sangat disayangkan memang Ia tidak ikut masuk dimasa pertumbuhan Alfa, Padahal dari dulu Ia selalu menginginkan moment itu.Alfa masih berdiri dengan pandangan yg menggemaskan bagi Ara, lalu berlari menjauh setalah Ara tersenyum, apa adik nya Takut?
Semakin Ara masuk kedalam rumah suara itu semakin jelas terdengar,,,
"Sudah bertahun-tahun, mengapa kau tidak berubah sama sekali.!"
Suara bentakan itu membuat Ara tercekat, itu suara Ayahnya.
"Mengapa kau tetap tidak menerimanya, Padahal dia Anakmu,"
"Hal yg sama Roy, hal yg sama yg perlu ku katakan lagi padamu! Mengapa kau begitu menyayanginya. Padahal kau sendiri tau dia bukan anakmu! Gea bukan darah dagingmu!!
Anak itu. Anak yg menjadi penyebab keributan itu sudah berada disana, berdiri dengan Air Mata yg sudah mengalir tanpa dipandu oleh pemiliknya.
"Ayah"
suara serak dari anak itu membuat sepasang suami istri itu menoleh bersamaan. Keterkejutan tampak jelas terlihat dari wajah kedua Nya..
"Ayah"
Ara mendekat dengan air mata yg mengiringi setiap langkah kakinya yg lemah
Setelah tepat dihadapan kedua manusia yg masih bungkam itu, Ara terjatuh. Kedua kakinya tidak sanggup lagi menahan tubuhnya yg kecil rapuh
"Ma"
Ara merangkak pelan meraih kaki wanita yg ia selama ini Ia rindukan. Surganya.
"Jangan Menyentuhku!" Bentaknya, semakin mundur menjauh.
Aura Kebencian itu ternyata masih belum sirnah setelah bertahun-tahun dari wajah wanita itu, bahkan kini semakin terlihat jelas.
Menunduk, Ara masih sangat takut, bayangan-bayang kejadian menyakitkan kembali terasa muncul dihadapanya,
Dalam tangisnya Ia merasakan seseorang merengkuh tubuh rapuh itu "Sayang ayo berdiri"
"Ayah, Gea dengar semuanya " Kini Ara membalas memeluk erat tubuh tegap itu, Ia tidak sanggup, tapi Ia butuh kejelasan sekarang juga Ara ingin mengakhiri penderitaannya.
"Jadi ternyata, Ayah yg Gea panggil selama ini bukan Ayah kandung Gea ya"Isakan tangis semakin jelas memenuhi ruangan itu. Karena Roy Bagastara Suherman juga tidak bisa menahan tangisnya, lagi, meskipun benar tapi kata yg keluar dari mulut Ara menyayat hati nya.
" Gea itu putri Ayah " Ucap Roy ingin menenangkan Ara, dan terkhusus untuk hati Nya.
"Cukup Roy. Sampai kapan kau terus menutupi semuanya."
"Diam Nit, diam"
Dalam pelukan yg erat itu Ara berusaha lepas, rambut di kepala nya sudah sangat basah air mata dari Pria itu. Nafasnya juga sesak. Ia sebenarnya masih ingin berada dipelukan hangat itu untuk mengistirahatkan tubuh nya yg lelah dan lemah
Mendongak menatap Ayah nya, Ara memohon dengan tatapan itu, sampai akhirnya pelukan itu mengendor.
"Lalu siapa dia, siapa ayah kandungku, Ma" nafas nya semakin sesak
"Kau pikir setelah aku memberitahumu, dia akan menerimamu?" Tawa remeh keluar dari bibir Nitala "Kau tidak diingin kan siapapun termasuk orang yg kau ingin ketahui itu"
"Cukup Nitala!" Roy membentak keras dan menjauhkan Nitala yg kini berusaha mendekati posisi Ara
"Jika bukan karna Ayahmu, kau sudah melenyapkanmu sebelum kau muncul dibumi ini, karna kau hanya sebuah kesalahan, kau dengar itu" tanpa memperdulikan seberapa hancur hati Anak itu Nitala kembali berucap.
Gea mengangguk
"Aku hanya ingin tau, itu saja, lalu semuanya benar-benar akan selesai. ""Jangan konyol"
meski Ara anak yg penurut dan punya kesabaran ekstra, Demi Tuhan semua nya juga punya batas, Ara punya Emosi yg meminta untuk dilepaskan.
Satu hal yg Ara tau sekarang Alasan dari kebencian berkepanjangan dari Mama nya adalah kesalahan yg Ia perbuat sendiri. Dan Ia melampiaskanya pada Ara
Ia Marah, ia juga butuh melampiaskan semuanya jadi Ara memilih berdiri berjalan menjauhi mereka
Ara berjalan bagai patung yg hidup, hanya memandang lurus kedepan, air mata nya sudah berhenti beberapa saat lalu. Ia memilih menarik kembali koper yg sempat ia letakkan di samping pintu masuk,
seperti patung yg tidak memiliki indra pendengar Ara tidak menanggapi panggilan dari pria yg Ia panggil Ayah selama ini,
Ia tidak perlu berlama-lama lagi, Ia akan pergi, dan mungkin tidak perlu kembali lagi.
Semua nya sudah jelas.
Ia akan menjalani hidup nya dengan semestinya, bersama orang-orang yg bangga bersama diri nya.Meski tidak lagi sama, beberapa hal akan tetap berada ditempatnya, mereka akan tetap berperan sebagai keluarga terlepas dari semua masalah yg telah terjadi
Karena memang Ara tidak tau siapa yg perlu disalahkan atas semua ini.
Dunia memang selucu itu.
______________________________________
Salam Damai dari Ana;)
🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
"Ciptakan Warna HidupMu"
Teen FictionJatah bahagia gue itu terbatas banget ya? ~ Ini Kisah hidup Gea Amelora Suherman. Seorang Anak yg sudah dipisahkan jauh dari keluarganya sejak berumur 9 tahun. Gelap adalah definisi yg tepat untuk Hidupnya. - Penasaran bagaimana kelanjutan cerita...