Chapter 5☘

18 7 0
                                    

Untuk apapun diatas langit ada masanya dan untuk apapun diatas tanah ada waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk apapun diatas langit ada masanya dan untuk apapun diatas tanah ada waktunya

Sebenarnya 5 hari lagi liburan itu akan berakhir. Tapi Ara tetap mewujudkan keinginannya.

Hari sebelumnya Ia gunakan untuk membantu Ibunya, Niala. Di Toko Flocake  milik mereka. Sangat banyak Pengunjung yg datang akhir-akhir ini yg membuat mereka sangat bersyukur.

di hari ini saja  Niala mendapat pesanan dengan jumlah banyak dari Wanita cantik bermasker Hitam. Sayang nya hari ini Ara tidak bisa membantu sama sekali, karna hari ini adalah jadwal terbang nya ke Medan. Tidak masalah. Niala sekarang sudah memiliki 2 pelayan di toko untuk membantu nya .

"Hati-hati. Jangan lupa kabarin ibu dan cepat pulang" Meskipun dengan posisi memeluk, Ara tau bahwa Niala menangis. Tentu saja. ini kali pertama mereka  berada ditempat yg berbeda selama bertahun-tahun bersama.

Sekarang mereka sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Ada Tomy dan juga Kila disana.

"Aku titip Ibu ya" Ucapnya kepada kedua Sahabat nya setelah melepas pelukan Niala,

Merasa ada yg kurang Kilara segera menarik Ara kepelukanya " ga erlu lama disana " Kila sudah berderai Air mata. Masa bodoh dengan keberadaan Tomy yg akan mengejek nya cengeng.

Ara merasa terharu atas Perhatian sederhana dari Mereka yg membuat Dia merasa berharga. Banyak orang berani melakukan apapun untuk mendapat perhatian kecil. Tapi Ara yg merasa belum melakukan hal apapun sudah menikmati Perhatian dari mereka.

∆ Ara Pov

Ini adalah kali kedua Aku naik Pesawat. Selama 6 tahun lebih berada di Kota Jakarta, ini pertama kali nya aku merasa siap untuk Pulang.

Setelah berpisah dengan Ibu dan kedua sahabatku di pintu Utama, jujur aku merasa takut. Aku memang terbiasa melakukan banyak hal sendiri tapi kali ini berbeda. Bahkan setelah aku mendaratkan bokong ku di kursi pesawat, pikiran ku jadi mengarah ke hal-hal Negatif yg bahkan mungkin tidak akan terjadi. Kurasa Aku terlalu Paranoid.

Tapi bayangan-bayang pesawat Jatuh terus menghantui pikiranku, aku benar-benar merutuki diriku yg sempat-sempatnya menonton berita kemarin malam yg berkaitan dengan Pesawat di Aplikasi Youtube.

Dengan adanya majalah didepan ku kurasa dapat mengalihkan pikiranku. Ternyata tidak membantu sama sekali. Aku gelisah karna memikirkan aku sedang berada di ketinggian puluhan meter. Aku tidak Phobia ketinggian. Mungkin hanya karna ini pengalaman pertama setelah 6 tahun yg lalu. Aku bahkan jadi merasa Iri dengan penumpang yg bisa menikmati perjalanan mereka, yg bisa leluasa memandang jendela disana. Aku juga penasaran dengan keindahan dibawah sana tapi Rasa takut ku lebih mendominasi diriku.

"Kau penasaran dengan keindahan dibawah sana" seseorang yg duduk disampingku didekat jendela bersuara hal itu membuat pandanganku beralih pada Pria yg kutebak seumuran Ayahku.

"Ciptakan Warna HidupMu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang