Hai! Ini cerita pertama yang aku buat, jadi maaf kalo masih banyak kekurangan, salah kata, atau yang lainnya. Coba baca dulu aja, semoga suka!<3
Selamat membaca!
N༶e༶o༶p༶h༶y༶t༶e༶Jalanan basah digenangi air hujan kini harus dilewati seorang gadis SMA terpaksa. Memijak-nya tanpa ragu, walau sedikit memercikkan air-nya membuat sepatu hitam dikenakannya sedikit kotor dan basah. Jalanan sekitarnya terlihat sepi karena hujan baru saja mereda. Manik amber nya tak henti melirik kearah jarum jam di tangannya yang terus maju mendekati angka tujuh.
"Shit! bentar lagi gue telat." Umpatnya.
Syukur keberuntungan masih menaungi dirinya, gadis berseragam sekolah itu datang disaat yang tepat saat bis di halte tujuannya baru saja akan melaju. Tanpa pikir ia segera naik ke kedalam bis dan terduduk di samping seorang wanita setengah baya.
"Maaf, bis nya bakal sampe ke halte SMA Darren berapa lama?" Tanya gadis berkuncir kuda tersebut pada wanita di sampingnya. Napasnya masih tersengah-engah.
"Sebentar kok nak, SMA Darren lumayan deket dari sini," jawab wanita itu seraya tersenyum.
"Ooh, terimakasih." Alena membalas senyum.
"Kamu baru pindahan ya? Ibu baru lihat kamu disini," tanya wanita yang menggandeng beberapa tas belanja tersebut.
"Ah, iyaa. Aku baru pindah kesini semalam," jawabnya tersenyum ramah. Seseorang yang sedang mengajak nya bicara hanya mengangguk tipis dan tersenyum.
Beberapa lama kemudian mereka sampai di halte yang berada tepat didepan gedung sekolah SMA Darren. Alena membayar ongkosnya dan segera turun dari bis yang ditumpangi nya.
"Bibi, aku duluan ya." Alena berpamit, seraya melambai pada wanita yang baru saja ia temui tadi, nyonya Wesly. Tetangga baru Alena yang tinggal di satu perumahan dengannya.
Alena adalah siswi pindahan dari SMA Hawking, setelah libur kenaikan kelasnya yang cukup panjang Alena harus melanjutkan kembali sekolahnya di SMA Darren memasuki kelas sebelas saat ini, karena pekerjaan orang tuanya yang mengharuskannya pindah rumah dan sekolah.
Kini jenjang kakinya berjalan menuju pagar jangkung sekolahnya. Semua siswa tampak masih berkeliaran diluar kelas, tapi gerbang utama gedung kokoh tersebut sudah terkunci dan tidak ada penjaga disana, aneh.
"Apa apaan ini, kok yang lain bisa masuk? Manjat kali ya?"
"Apa jangan jangan sekolah ini sekolah gaib tempat para kera sakti. Masa iya gue nyasar kealam lain," gumam batinnya. Menatapi pagar itu detail dari ujung ke ujung.
"Ngapain lu disini? Kenapa ga masuk?" Celetuk seseorang yang tiba-tiba muncul disamping Alena, manik amber miliknya spontan melirik kearah asal suara tersebut.
"Liat aja gerbang nya," jawab Alena dengan logat dingin andalannya. Menyorot sekilas pagar tersebut.
"Oh. Dari dulu kan gerbang nya emang suka macet," tukas lelaki bermanik hijau emerald tersebut lalu beranjak pergi dari pijakan nya.
"Eh lo mau kemana?" Cegat Alena.
"Lewat belakang, emang lo mau manjat?" Jawabnya santai, sambil bertolak pinggang.
"Oh bilang dong." Lantas Alena pergi mengekori lelaki berahang tegas itu.
Mereka berjalan beriringan menuju gerbang belakang, benar saja, semua murid SMA Darren masuk melewati gerbang tersebut karena gerbang utama yang macet.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴇᴏᴘʜʏᴛᴇ || ᴀɪᴅᴀɴ ɢᴀʟʟᴀɢʜᴇʀ
Fanfiction[HIATUS - BELUM DI REVISI] "Dan, mungkin ini terakhir kalinya gue ngerayain ultah lo. Gue cuma ngasih yang terbaik buat lo. Apapun." "Gue cuma mau satu hal. Nulis ulang sepenggal takdir gue, dan lo." • cerita tidak ada sangkut pautnya dengan kehi...