3. Guntur

4 1 0
                                    

"nih minum dulu," perintah Dita sambil menyodorkan segelas sirup untuk Dara.

Dara hanya meneguk sekali dan melanjutkan pertanyaannya, "Jadi sebenarnya ada apa sih Dit?"

Dita menarik nafas dan menjelaskan, "udah bukan hal baru buat Arsa. Gue sering denger kalo gengnya Arsa sering di serang sama geng motor lain. Lo ngga perlu khawatir, Arsa dkk itu udah cukup terlatih kok. Terakhir mereka bantu polisi masalah kasus penyeludupan narkoba dikalangan remaja. Dan Arsa and the geng did it."

"Apa disini banyak geng motor kayak gitu?" tanya Dara dengan serius. "Ya ngga banyak sih, tapi ada beberapa yang gue tau."

" Gengnya Arsa yang mana? "

" nama geng motornya Arsa itu, Guntur. "

" guntur? " Dara sedikit terkejut, pasalnya baru pertama kali sekolah saja dia sudah melihat beberapa pengendara motor yang memakai jaket hitam berpleret hijau yang bertuliskan 'Guntur'.

"Iya Guntur, jaketnya lumayan mencolok. Warnanya hitam-hijau neon. Anggotanya juga banyak, ngga cuma dari siswa SMA Merah Putih aja, tapi alumni juga."

"Sejak kapan Arsa ikut geng itu?" tanya Dara penasaran. "Ini udah tahun ke-2 dia jadi ketua geng. Denger-denger sih tiap tahun ada pergantian ketua, tapi udah 2x ini Arsa yang dipilih. Mungkin tahun depan juga dia."

"Kenapa gitu?" tambah Dara.

"Menurut gue belum ada yang bisa sehebat Arsa. Dia cekatan, jago bela diri, pinter, bisa atur strategi. Dan yang terpenting dia banyak duit, punya banyak orang dalam. Ganteng pula tu." kalimat terakhir ia tambahkan sambil tertawa jahil.

"Ih lo ngledek gue ya... Tapi kok lo bisa tau segitu banyaknya soal Arsa dkk?"

"Eh, kalo gue ceritain ini lo jangan ketawa ya. Dulunya tuh gue suka sama Arsa terus gue stalking deh, gue juga pernah jadi pacarnya Eka. Makanya gue tau. " Dita mengakhiri perkataannya dengan ringisan.

"Eka? Pantes waktu tadi pagi lo berani bentak dia. Terus soal Arsa kenapa lo berhenti suka sama dia?" lanjut Dara. "Hayo lohh, nanya Arsa mulu, suka yaaa???" tanya Dita dengan penuh ledekan.

"Ih Dita, bukan gitu. Tanya doang. Gue kan anak baru di sini, maklum lah. " balas Dara dengan muka datar, ya walaupun sebenarnya dia tambah tertarik pada Arsa setelah mendengarkan penjelasan Dita tadi.

" Ya lo tau sendiri lah, dia tuh perfek! Ngga bisa disandingin sama gue! Tapi kalo sama lo mungkin cocok, cuma lo harus nambah pinter dikit doang. " jelas Dita. "Lo ngledek gue lagi Ta?" balas Dara dengan ekspresi kesal.

"Enggak Dara... Gue serius. Lo tuh emang pantes kalo sama Arsa. Lo cantik, dari barang-barang yang lo pake udah keliatan kalo lo itu anak sultan, asal lo tambah pinter dikiiitt aja cocok banget deh. Lagian nih baru pertama kali ini Arsa mau sekelompok sama orang asing kek elu. Dia biasa cuma mau sama temen-temen cowoknya, kalo pun cwek, cuma mau sama gue + Febi pacarnya Eka yang baru. "

"hah??" Dara terlihat tidak mengerti. "Sumpah deh Ra, si Arsa yang bener-bener kek kulkas tak tersentuh, baru kali ini dia ngga nolak kehadiran orang selain yang gue sebutin tadi!!!Tadi di sekolah, dia juga ngga nolak tuh di suruh sebangku bareng kamu sama bu guru!" lanjut Dita yang bertambah heboh.

"Maksud lo???" Dara terbelalak dan tambah terkejut ketika melihat teman di depannya berjingkrak-jingkrak tak karuan. "Woi Dita, lo kenapa kek orang kesurupan??!!" ucap Dara sambil memegang tubuh temannya.

"Ya Tuhan! Akhirnya Arsa mulai membuka pintu hatinya. Dan itu dibukakan untuk teman hamba-Mu ini. Astaga!!! Dara apa lo masih ngga sadar??? " kata Dita yang mencengkeram balik tubuh Dara.

SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang