Hai readers, kemarin belum sempat disapa. Maafkan aku 🙏
Halo readers, author udah kembali dengan part baru. Horee🙌🙌
.
Keesokan harinya, topik pembicaraan siswa siswi di sekolah hanyalah tentang Arsa. Setiap kali nama Arsa disebut dan terdengar Dara, ia terus teringat keadaan Arsa yang sangat mengenaskan. Dara masih trauma, selalu gemetar dan keringat dingin jika mengingat kejadian itu.
Banyak luka memar disana, darahnya terus menetes, tangannya dingin, matanya sayu seperti kehilangan cahaya hidup. Kemudian tubuh itu mulai mengejang. Ahh, seperti itulah kira-kira yang Dara lihat. Ia merasa seperti ingin ikut mati saja.
Kala itu, tubuh itu bukanlah Arsa yang Dara kenal. Arsa itu angkuh dan kekar. Berbeda sekali dengan keadaan yang terakhir Dara lihat.
Aku takut, aku takut ngga bisa liat Arsa lagi. Tuhan, tolong beri dia hidup yang panjang.
"Dara!? Lo nggapapa?" yang ditanya hanya menggeleng dan memasang wajah cengo yang khas miliknya.
"Gue liat, dari tadi lo grogi gitu. Kenapa? Lo ada presentasi hari ini?"
"Enggak kok Dit, gue cuma masih kebayang-bayang sama Arsa." Dara menghembuskan nafas berat.
"Selama Arsa belum berangkat, lo duduk sama gue aja ya." Dita mengembangkan senyumnya yang dibalas anggukan oleh Dara.
Tak berselang lama, seorang siswi yang notabenenya adalah pacar Eka bergabung. "kalian pada tau soal Arsa, tapi kenapa gue yang pacarnya Eka ngga dikasih kabar sih. Gue chat ngga dibales, ditelfon juga ngga diangkat. Males deh sama Eka." Febi terus mengerucutkan bibirnya.
Dita yang mengetahui kebusukan Eka hanya melirik Dara. Mereka berdua sama-sama tau kalau teman yang satunya ini hanya dijadikan pelampiasan oleh Eka, pastinya Eka tidak akan terlalu memperhatikannya.
"Sabar aja, toh lo juga tau Eka kayak gimana. Sering begitu kan? Tapi ada baiknya lo putusin aja deh." Dita mengatakan itu sambil mengangkat 2 jari nya.
"Dih, masih ngarep lo sama Eka?"
"Amit-amit deh, ya biar lo ngga nyesel aja nanti."
"tau ah, curhat sama mantannya pacar itu emang rada ngga bener, gue duluan ya Dar." pamitnya sambil menepuk bahu Dara.
Dara cekikikan, dia tak habis pikir dengan sahabatnya ini. Bagaimana mana bisa dia berkata seperti itu padahal dia juga pernah pacaran dengan Eka. Itu hanya akan menjatuhkan image nya di depan Febi.
Dita mendengus kesal,"niat gue kan juga baik. Awas aja nanti pasti diputusin"
***
Kemarin adalah hari yang sangat panjang. Dara merasa kesepian karena tidak ada Arsa. Padahal kalau ada pun dia jarang berinteraksi. Akankah hari ini juga begitu? Mungkin saja.Dara melangkahkan kakinya menyusuri lorong kelas. Hari ini dia berangkat tidak terlalu pagi. Biasanya sudah banyak siswi yang kongkow didepan kelas, namun pagi ini terlihat sangat sepi. Jelas saja, alasan mereka berangkat pagi hanya untuk bertemu Arsa.
Saat akan memasuki kelas, dia hampir saja menabrak tubuh jangkung Aska.
"Aska?! " matanya membulat.
" ey?"
Melihat Dara yang mematung didepannya tanpa ada gerakan. Aska terheran-heran. "kenapa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sama
Teen FictionMereka adalah Arsa, Aska, dan Eka. Sama-sama orang yang membuatku kagum sekaligus orang yang membuatku kesal. Mereka sebenarnya goodboy tapi urakan. Mereka sama-sama pintar, tajir, ketus, dan dingin kayak kulkas Nama gue Dara Rosalina Putri, gue pi...