13. Suruhan

1 0 0
                                    

Hai readersAuthornya habis ngelaprak muehehe

Hope u all enjoy the reading☀️

---
Hari-hari berikutnya, Dara tidak berhenti menghubungi Arsa walaupun ia juga tidak mendapatkan respon balik. Dara merasakan keanehan. Setelah malam itu, tidak hanya Arsa yang aneh mendadak menghilang darinya. Namun juga anggota geng Guntur yang memandangnya lekat-lekat. Dimanapun Dara berada, ia seperti diawasi.

Ternyata keanehan ini juga dirasakan oleh Dita. Entah apa yang dipikirannya, namun intinya dia merasakan sesuatu yang tidak beres. Ditambah Dara juga tidak bercerita apa pun padanya. Perlahan-lahan Dita menjaga jarak dari Dara sebagai bentuk antisipasi agar jika terjadi masalah, ia tak kecipratan lumpurnya. Dita sudah terlalu disibukan dengan kegiatan organisasinya, jadi ia pikir, ia tidak sanggup jika harus ikut campur urusan milik sahabat barunya itu.

Akhirnya Dara memutuskan untuk bertanya dengan tetua geng.

"Aska, Eka.  Habis bimbingan, gue minta waktunya sebentar ya. Gue ada masalah, nyangkut geng lo juga." dua cowok itu menanggapi hanya dengan anggukan setuju.

***
"baik cukup sekian bimbingan hari ini. Kalian dirumah sering-sering latihan soal sendiri ya. Jangan lupa besok kita ada latihan paket soal, tolong infokan kepada Arsa. Terima kasih, selamat sore"

"selamat sore Pak" jawab mereka serempak.

Setelah itu mereka beres-beres dan keluar dari ruangan. Tak lupa akan janjinya, Dara langsung berbicara dengan dua tetua geng.

"mau ngobrol dimana?"

"disini aja."

"duduk di kursi taman itu ya," Dara menunjuk ke suatu tempat di bawah pohon rindang.

Sebelum ia berbicara dengan orang penting ini, ia menarik nafas panjang.

"maaf, gue bukan mau nuduh yang nggak nggak. Cuma setelah kejadian malem itu sama Arsa, anggota geng kalian kayak ngawasin gue. Gue sampe ngrasa kalo gue 'diikutin'. Lama-lama nggak cuma gue yang risih, temen-temen gue juga, termasuk Dita. Imbasnya gue jadi ga ada temen sekarang. Sebenernya ada apa? Kalau ini bukan karena masalah penting, gue mohon stop. Tapi kalo ini penting, tolong kasih tau gue, aku pengen ini cepet selesai."

"Itu semua buat nglindungin lo. Lo udah terlanjur berhubungan sama kita-kita."

"Maksudnya apa sih."

"Lo udah dikenal sama musuh-musuh Guntur. Kita ga tau siapa aja orang disekitar lo yang disuruh buat jadi stalker."

"Tapi mau sampe kapan, kaya gni terus?"

"Sampe orang itu kasih titik terang. Lo ngga perlu raguin kita. Tunggu aja"

"Terus Arsa gimana?"

"Lo jangan ganggu dia, dia harus lebih fokus sama kesehatannya. Jangan nambah2in masalahnya. Dia bukan superhero kayak yang ada di otak lo."

Dara hanya berheming. Dia memikirkan, ada benarnya juga apa yang dikatakan Aska dan Eka.

Aku pembawa sial buat Arsa?

Tanpa aba-aba, kedua remaja itu meninggalkan Dara yang masih termenung.

***

Hari-hari berikutnya masih terasa sama. Namun Dara sudah menjelaskan ini kepada Dita, dan dia berjanji untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun demi keselamatan bersama. Alhasil, Dita tetap dekat seperti biasanya walaupun teman-teman yang lain tidak.

"Dar, kata lo hari ini ada latihan soal lagi ya? Berarti Arsa kesekolah dong?" Tanya Dita selepas guru mata pelajaran terakhirnya keluar kelas.

"Iya harusnya si gitu, tapi ga tau si. Gue sering hubungin dia tp selalu ga di jawab" jawab Dara pasrah.

SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang