7. Berjasa

1 0 0
                                    

Setelah insiden dengan Kak Lala, Dara ditrainning keras untuk belajar bela diri. Dara dilatih oleh kakaknya sendiri. Kak Ilham lumayan jago soal bela diri. Dia sering mengikuti turnamen dan memenangkan beberapa diantaranya.

Bagi Ilham, melatih Dara saat ini terbilang cukup mudah. Ia berkembang pesat, karena dulunya ia pernah diajari dasar-dasarnya. Jadi sekarang, Ilham hanya perlu memolesnya. Ya memang karena sudah lama tidak digunakan, ilmu bela diri Dara perlu diasah lagi.

Sampai tiba suatu saat ilmu itu berguna untuk pertama kali. Dara dapat menolong orang yang terus merebut perhatiannya.

***
"mau balik bareng gue nggak? Gue anter, gratis!"

"enggak deh Dit, supir gue udah on the way." tolak Dara

"ya udah gue duluan ya, baek baek lo!"

"ya elah, iya. "

Dara pun menunggu jemputannya yang tak kunjung muncul. Sekolah mulai sepi. Para siswa sudah pergi dari rutinitas yang melelahkan ini. Hanya tinggal Dara seorang. Sampai ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

Pak Karno
Non Dara, maaf ya saya jemputnya bakal telat soalnya ban mobil bocor dijalan. Kalo kelamaan non Dara pesen taksi aja nggapapa non.

Saya
Iya Pak, nggapapa Dara tungguin disini

Dara menghela nafas panjang sebelum mendengar keributan yang sayup-sayup ia dengar. Ia cermati lagi suara itu, terkadang terdengar terkadang juga tidak terdengar. Mungkin dia hanya salah dengar, Dara pun mengabaikan dan duduk kembali di tempatnya. Namun beberapa saat kemudian suara itu terdengar kembali, kali ini benar-benar mengganggu pikirannya. Ia pun berlari mencari asal suara itu.

Semakin jauh ia berlari semakin jelas suara raungan yang terdengar teramat sakit. Suara itu tidak asing ditelinga Dara. Akhirnya Dara melihat ada segerombolan laki-laki berbaju serba hitam dan mengenakan penutup wajah tengah memukuli seseorang.

"loh itu yang di kroyok pake seragam SMA Merah Putih. Astaga, itukan motornya Arsa." Dara pun mulai panik. Ia ingin meminta bantuan kepada warga namun sayangnya itu daerah sepi hanya ada lahan pertanian warga. Seketika Dara pun mengambil ponselnya dan memanggil bantuan polisi.

"ha-halo, polsek mayor. Saya meminta bantuan aparat polisi dan ambulance untuk datang ke jalan permata disini ada pengroyokan."

"laporan diterima, kami akan segera mengirimkan bantuan kesana. Dalam 20 menit bantuan akan datang."

Sambungan telepon pun ditutup, "Ah sial, 20 menit Arsa bisa mati!"

***
Dara pun mencari-cari benda dan akhirnya ia menemukan alat penggaruk jerami yang sepertinya milik petani yang ditinggalkan.

Ia menarik nafas panjang dan kemudian melancarkan aksinya.

"woy!!" dengan sekuat tenaga Dara memukul bagian tengkuk salah seorang dari mereka sampai pingsan.

Dara terkejut melihat orang yang ia pukul itu terjatuh. Bahkan ia hampir saja menangis.

"ni cewek nyari masalah"
"jangan sok pahlawan deh"

"kalian jangan macem2 ya! Gue udah telfon polisi."

"wah, cari mati lo!"

Tanpa basa basi lagi mereka menangkap Dara. Namun Dara bisa menangkis tangan mereka bahkan ia juga menonjok wajah mereka. Menghadapi mereka sendirian Dara sangat kewalahan dan mendapat beberapa pukulan. Akhirnya seseorang dapat mencekal tas Dara namun Dara dapat melepaskannya dengan cepat. Dara terus diberi serangan sampai hampir terkena tendangan namun seseorang menangkisnya dengan cepat.

SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang