"Gila! Beneran, gue liat dia masih hidup Dit!"
"iya Dar, anak-anak juga bilang gitu. Sayang banget gue ngga liat."
"Tadi itu dia kelihatan keren banget dah!"
"tunggu, bukannya dia cuti 3 bulan karena sakit. Terus tadi sehat, dia beneran luka parah ngga sih?"
"SEMBARANGAN! Dia beneran luka parah. Tapi aneh juga, seharusnya pemulihannya lebih dari 3 bulan dan ini baru 2,5 bulan.... Mmmmm Menurut gue dia belum sehat, Dit. Gue liat tadi dia sempet beberapa kali megang lukanya. Jalannya juga masih pincang."
"haduhh, ngga sabar liat si Arsa comeback"
"ya udah, tidur sana. Gue mau belajar juga."
Begitulah malam Dara berakhir. Setelah menelepon sahabatnya, ia punya niatan untuk belajar, namun apa daya. Arsa terus menghantui pikirannya. Berulang kali dia membaca materi namun gagal fokus. Akhirnya dia memutuskan untuk rebahan saja di ranjang dengan terus berselancar di sosial media untuk menggali info tentang Arsa.
"Arsa-Arsa, ga nyangka gue. Ternyata dia famous banget."
Tok tok tok! Suara pintu kamar Dara diketuk. Segera dia membuka pintu dan mendapati Mamanya yang datang untuk menyuruhnya tidur. Tanpa basa-basi, Dara mengiyakan perintah Mamanya. Ya, hanya mengiyakan. Dia terus memata-matai Arsa, sampai tak terasa dia sudah tertidur dengan ponsel yang masih digenggamnya.
***
Pagi hari, kelas-kelas SMA Merah Putih terisi lebih cepat. Duo sahabat sedang ribut untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sangat mengganggu mereka. Tentu saja pertanyaan tentang Arsa."Stop ya, Arsa emang udah dirawat dirumah. Tapi mungkin dia bakal ambil cuti lebih panjang lagi. Selebihnya gue ngga tau. Jadi silakan tanya sendiri sama orangnya dan pergi dari kelas gue."
Dilain sisi, Dara masih tekejut dengan keadaan kelasnya yang sangat ramai. Dia tau, pasti para siswi disini sedang berburu mengenai Arsa. Namun Dara juga kecewa, harapannya ingin melihat Arsa pagi ini pun harus dikubur dalam-dalam.
Di sepanjang jam pelajaran, Dara dan Dita tak henti-hentinya membicarakan Arsa. Bahkan sampai membuat Eka dan Aska geleng kepala.
Setelah mendengar bel, trio tim olimpiade sama-sama segera membereskan barangnya untuk menuju ruang bimbingan.
"Aska! Eka! Pokoknya kalian hutang penjelasan sama gue. Kalian harus kasih tau tentang Arsa. Se-mu-a-nya." kata Dara penuh tekanan. "Gue ngga mau tau nanti habis bimbingan, kita harus ngomong 6 mata!" titah Dara yang lansung beranjak pergi menuju ruang bimbingan.
Disatu sisi, Eka dan Aska masih mematung yang tak percaya melihat seorang wanita membentak mereka.
"Njir, galak ternyata."
"bodo amatlah. Kuy udah nunggu dia."
Akhirnya kelas itu pun kosong. Penghuninya meninggalkan kelas dengan keadaan bersih dan rapi. Sangat mencerminkan kelas dengan siswa-siswi berkualitas unggulan.
Sekarang Dara sudah berada di sebuah ruangan bersama guru pembimbingnya. Di ruangan bercat dinding putih dengan berbagai peralatan praktikum juga dengan proyektor yang telah menampilkan progres perkembangan tim.
"Yang lain mana? Ini sudah lewat 5 menit kenapa belum kesini."
"kayaknya tadi udah jalan dibelakang saya kok Pak. Tapi biar saya coba cari dulu ya, barang kali ada apa-apa. Sebentar ya Pak." ia berlari kecil meninggalkan ruangan itu. Ruangan bertuliskan Laboratorium Kimia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sama
Teen FictionMereka adalah Arsa, Aska, dan Eka. Sama-sama orang yang membuatku kagum sekaligus orang yang membuatku kesal. Mereka sebenarnya goodboy tapi urakan. Mereka sama-sama pintar, tajir, ketus, dan dingin kayak kulkas Nama gue Dara Rosalina Putri, gue pi...