03: Skors

47 16 5
                                    

"Raganya memang sakit, tapi hati dan batinnya jauh lebih menyakitkan." -Zia.

***





Zia dan Kia sama-sama bernafas lega, kedatangan orang itu cukup membuat Putri ketakutan, siapa lagi jika bukan Bintang dkk.

Brak!

Putri dan Reni melangkah mundur, wajahnya tampak terkejut. Senyuman terukir di bibir Zia, dan Kia pun menatap Putri dan Reni dengan sangat tajam.

"Bisu seketika lo? Dasar mony*t, tadi lo hina gue, lo maki-maki gue!! Dan sekarang lo cuma diem? Dasar perset*n!!"

Putri diam tak bergeming, matanya berkaca-kaca, hatinya begitu sesak. Hinaan yang dilontarkan Zia membuat gadis itu muak, ia membenci Zia, bahkan Putri membenci semua orang yang ada didekat Zia, termasuk Ayahnya Zia, misi yang ia buat dengan seseorang akan segera mereka laksanakan sampai benar-benar selesai dan sampai pada titik kemenangan mereka.

Bintang dengan kasarnya menarik tangan Putri, menyeretnya sampai benar-benar masuk kedalam salah satu kamar toiletnya.

"Lepas, Tang!!"

Laki-laki itu tak menggubrisnya, Bintang terus melangkah maju, melihat gadis yang ada didepannya menunduk ketakutan. Putri menggigit bibir bawahnya, menahan rasa takut.

Sedangkan yang lain hanya bisa memperhatikan keduanya, termasuk para sahabat Bintang yang membiarkan aksi temannya agar berjalan lancar.

Tepat di depan Putri, Bintang menarik rambut gadis itu secara kasar, laki-laki itu hanya menatap Putri dengan tatapan datar, tanpa ada rasa kasihan sedikitpun.

Bahkan sampai tubuh Putri terjatuh kelantai pun Bintang masih menariknya, air mata sudah berkali-kali jatuh dari kelopak mata Putri, gadis itu menahan rasa sakit di kepala dan juga hatinya.

"Aku berbuat kaya gini karena kamu juga, Putri cinta Bintang, tapi ... Kenapa Bintang balas Putri dengan cara melukai Putri ...." Putri menangis dengan posisi duduk dilantai, sungguh semua perbuatan Bintang sangat melukai hatinya.

"Cinta?! Cara lo mencintai itu bego, lo nyakitin cewek yang gue cintai, GIMANA GUE GAK MARAH HAH?!!" bentak Bintang, raut wajahnya sangat memerah, emosinya sudah tak stabil.

Dengan sadisnya Bintang melempar tong sampah toilet ke muka Putri, membuat gadis itu terkapar tak sadarkan diri.

Zia menutup mulutnya tak percaya, begitupun dengan Darel, Daniel dan Kia, mereka bertiga lebih memilih mendekati, melihat kondisi si Putri.

Tapi keadaan ini malah dimanfaatkan oleh Reni, gadis itu keluar pergi, berniat untuk melaporkan kelakuan Bintang.

"Tang, lo gila?!" tanya Zia dengan suara kencangnya.

Bintang menunduk, merasa menyesal dengan apa yang ia lakukan, kelakuannya saat ini sama seperti bajingan, bahkan melebihi seorang bajingan.

Plak!

Plak!

Plak!

Pipinya terasa sangat perih, Bintang memegangi pipi kanannya, gadis itu menampar Bintang, sebajingan itukah Bintang sampai harus mendapatkan tiga tamparan sekaligus?

Darel dan Daniel tertegun melihat kelakuan Zia, dugaan mereka salah, gadis itu tak selemah yang di bayangkan.

"LO BAJINGAN!!"

Zia menatap tangannya saat merasakan ada yang menggenggamnya, gadis itu langsung memundurkan langkahnya, namun tanpa di sadari, tepat di depan pintu utama masuk toilet sudah ada guru BK yang muncul bersama dengan Reni.

RUMIT!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang