13: Gagal bunuh diri

67 15 7
                                    

"Hebatnya kasih sayang hanyalah kepercayaan, bukan ucapan atau kata-kata manis dibibir."- Zia Nandhira Alodia.
***








"OTAK LO DI TARO DIMANA, HAH?!!"

Tubuh Zia belum sempat melayang kebawah karena ditahan oleh Bintang, laki-laki itu muncul secara tiba-tiba.

Matanya menatap mata Bintang, gadis itu membencinya, kenapa lagi-lagi hidupnya harus diusik oleh Bintang.

"OMONG KOSONG! LO BILANG BAKAL JAUHIN GUE! KENAPA SEKARANG LO USIK LAGI KEHIDUPAN GUE!!"

Dadanya sudah naik turun, Zia muak dengan laki-laki didepannya, tangannya mendorong kasar dada bidang Bintang, menjauhi tubuhnya dari tubuh laki-laki itu.

Walaupun Zia menggunakan sekuat tenaganya untuk mendorong dada Bidang Bintang, tetap saja laki-laki itu masih berada didekatnya, karena tubuh Bintang dengan tubuh Zia jauh berbeda.

"GUE KESINI CUMA KARENA KASIAN! JADI GAK USAH KE GE-ER'RAN!!"

"DAN SEHARUSNYA LO SADAR BEGO!! LO NYURUH GUE PERGI, SETELAH GUE PERGI LO MALAH NGELAKUIN HAL TOL*L YANG GAK SEHARUSNYA LO LAKUIN!!" Suara Bintang semakin tinggi, bahkan tangannya sampai menunjuk-nunjuk Zia.

Zia menelan salivanya, gadis itu memang tak habis fikir dengan keadaannya sekarang, kenapa menjadi seperti ini? Zia memang tol*l, dan Zia juga memang sudah bego karena mengikuti nafsu dirinya sendiri.

"DAN KENAPA LO PERDULI?!! INGET, GUE GAK BUTUH BELAS KASIAN LO!!! GUE BUKAN CEWEK LEMAH, ASAL LO TAU ITU!!"

Jduar!

Bintang tertawa hambar didalam hatinya, mulutnya bisa berbohong, tapi hatinya tak bisa membohongi kenyataannya.

Bintang tak bisa menjauhi Zia, nyatanya, sekeras apapun bibirnya berucap bahwa ia akan menjauhi gadis itu, tetap akan tidak bisa, karena hati tak bisa berbohong.

Mereka berdua membolos pelajaran, bel masuk kedua sudah berbunyi, tapi keduanya masih sibuk berdebat perihal hati.

Zia melangkah pergi duluan, lagi-lagi ia harus pergi meninggalkan Bintang tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Sepanjang perjalanan Zia hanya melamun, memikirkan alasan kegundahan pada hatinya, matanya kembali terpejam ketika kakinya di hadang oleh beberapa kaki didepannya.

"Eits, sengaja, gimana dong?"

Tubuh Zia sudah terjatuh, matanya menatap tiga gadis yang sedang berdiri sambil menghadap kepadanya.

Zia bangkit, tangannya sudah terkepal, tubuhnya sengaja ia dekatkan dengan tiga gadis didepannya.

"Lo pada punya masalah idup apa sih sama gue?!" tanya Zia berusaha meredakan emosinya.

Putri merangkul pundak Zia yang statusnya sebagai saudara tiri, "Santai saudara, kita bincang-bincang sebentar gak masalah dong, udah terlanjur bolos kan?"

"Gak usah sok baik, anj*ng!" Zia menghempas tangan Putri yang tadi berada di pundaknya.

Baru saja kakinya akan kembali ia langkahkan, tapi sialnya Putri dan Reni memegang kedua tangannya, sedangkan Queen, gadis itu malah mencengkram pundak Zia dengan kuat.

"Inget, gue emang anak baru disini! Tapi satu hal yang harus lo tau, lo gak pantes buat Bintang, cewek lemah, banyak penderitaan, dan lo satu-satunya gadis malang yang gak pernah dapat kebahagiaan,"

tangan Queen beralih memegang kedua pipi Zia, gadis itu menepuk pipi kanan dan kiri Zia bergantian, "Dasar gadis malang, dunia emang gak pernah berpihak sama lo ya, kasian bangett!! Miris banget hidup lo!"

RUMIT!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang