12: Merasa bersalah

59 9 3
                                    

"Kalau ini yang terbaik, ku pasrahkan seluruh hidupku padamu, Tuhan." -Zia Nandhira Alodia.
***





Jam istirahat sudah berbunyi dari dua menit yang lalu, tapi Zia dan Kia sama-sama tak mau beranjak dari kursinya,  Kia yang asik membaca novel, sedangkan Zia tengah asik tersenyum-senyum sendiri sambil bermain ponsel.

Kedua gadis itu malas untuk pergi ke kantin, apalagi seluruh ruangan kantin sudah dipenuhi oleh para murid Carslan yang sedang berebut bakso gratis dari Ervin, kata laki-laki itu, bakso Mang Jono sudah ia beli semua sebagai pajak jadiannya bersama Zia.

Zia mengalihkan pandangannya yang awalnya hanya menatap ponsel, sekarang matanya tengah menatap Kia, membuat sahabatnya langsung menautkan alisnya sebagai tanda bertanya.

"Gue kebelet, Kia yang baik dan cantik buanget ... Anterin sahabatmu ini ya ... Plis," Zia menelungkup kan tangannya sebagai tanda memohon.

"Gak,"

Singkat dan jelas, setelah mengucapkan satu kata itu, Kia kembali fokus membaca novel yang ada ditangannya.

Akhirnya mau tak mau Zia pergi sendiri ke toilet, Zia berjalan sambil memikirkan banyak hal, kakinya pun melangkah berbelok ke toilet. Setelah gadis itu menyetorkan buang air kecil, Zia memandang wajahnya dihadapan kaca toilet, baru saja tangannya ingin merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, tapi dikaca malah terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap berdiri dibelakang tubuhnya.

"Lo serius terima Ervin?"tanya Bintang dengan wajah seriusnya.

Laki-laki itu adalah Bintang, ia rela masuk kedalam toilet cewek hanya demi bisa berbicara berdua dengan Zia.

"HEH! LO MASUK TOILET CEWEK! GUE TERIA ... EMFTTT,"

Mulut Zia benar-benar dibekap oleh Bintang, bahkan gadis itu belum sempat menyelesaikan ucapannya.

"Iya gue tau, tapi kalau gak gini gue gak bisa punya kesempatan untuk ngobrol berdua sama lo,"

Akhirnya tangan Bintang pun terlepas dari mulut Zia, gadis itu mengelap-elap bibirnya, "Iya gue serius! Masalah?!" ujar Zia sewot.

Bintang mengeluarkan sesuatu yang ada disaku celananya, ternyata laki-laki itu mengeluarkan beberapa foto dan ia berikan kepada gadis didepannya.

"Seharusnya sebelum lo mencintai orang, cari dulu seluk-beluk nya, dia cuma laki-laki BUSUK!"

Bintang sengaja menekan kata busuk, semuanya bukan karena ia cemburu dan menjelekkan Ervin begitu saja, bukti yang ia berikan kepada Zia adalah asli, bahkan Ervin memang busuk sekaligus brengsek.

Tapi respon Zia hanya biasa saja setelah melihat foto Ervin sedang berpelukan dengan seorang gadis yang tak terlihat wajahnya, bahkan bisa dikatakan Zia acuh dengan foto itu.

"Jangan lo fikir dengan foto ini gue bakal mutusin Ervin! Kalau cemburu ya cemburu aja! Gak usah pake cara LICIK!" Zia membuang foto yang diberikan oleh Bintang tadi tepat di dada bidang laki-laki itu.

Bintang diam, segitu hinanya kah dirinya dimata Zia?

"Sekali lagi gue tegesin ke lo, pergi jauh dari kehidupan gue!!!"

Laki-laki itu masih diam, fokus mendengarkan semua penuturan yang keluar dari mulut Zia, walau kata-katanya sangat tajam seperti silet.

"Dan asal lo tau, gue jijik dideketin sama lo, dan gue benci sama laki-laki kaya lo, gak pernah punya harga diri!!"

Jleb!

Layaknya busur panah yang tepat pada sasarannya, tapi dengan teganya Zia berbalik pergi.

RUMIT!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang