Part 22

20.8K 2.7K 326
                                    

🎶 Love Is Gone

Feliks mengeratkan pelukannya sehingga Raga kesulitan bernafas. Pria itu mencoba menahan amarahnya, namun sepertinya usahanya itu sia-sia. Dengan cepat Feliks berbalik dan menembak dua anak buahnya dan juga 3 pintu kaca yang ada di ruang tamu.

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Raga bergetar melihat kemurkaan sang daddy. Jantungnya berpacu lebih cepat saat melihat Feliks berbalik dan menatapnya dengan tatapan yang begitu dingin.

"D-daddy. " lirihnya.

Feliks mengarahkan revolvernya kearah Raga dengan cepat Raga menutup kedua matanya, dia benar-benar takut kali ini. Feliks menempelkan revolvernya ke kening Raga.

"Hiks... "

Raga menangis karena ketakutan, apalagi sekarang nyawanya dalam bahaya, dia benar-benar kesal dengan keluarganya yang masih belum kelihatan batang hidungnya.

Feliks menghela nafasnya kasar, kemudian melemparkan revolver tersebut kearah Diego yang berdiri di belakang sofa yang Raga tempati. Feliks menarik pergelangan tangan Raga, dan menyeretnya.

"Hiks daddy. "

Feliks menulikkan kedua telinganya, kali ini Raga benar-benar membuatnya marah. Feliks kira Raga sudah lupa dengan bajingan itu, tapi ternyata tidak.

Brak!

Pintu di dobrak kasar oleh Feliks.

"Jangan berani-berani untuk kabur, atau daddy akan menghukum mu lebih dari ini. " tegas Feliks.

Pintu langsung di tutup dan di kunci dari luar oleh Feliks, sedangkan Raga berdecak kesal karena harus terkurung di tempat ini.

"Papa dimana? Raga mau pulang. "

"Ck, anjir kenapa gue jadi cengeng coba. Lebay banget sih, masa bad boy nangis. " gumam Raga.

Raga uring-uringan tidak jelas, dia ingin kabur. Tentu saja, lagipula siapa yang akan tinggal betah bersama dengan orang asing, walaupun orang tersebut memperlakukannya seperti sebuah berlian tetap saja keluarganya yang selalu membuatnya bahagia.

Raga berjalan ke balkon, namun sayang pintunya di kunci oleh Feliks dan yang paling menyebalkan lagi hanya sidik jari Feliks yang dapat membukanya. Raga menyipitkan kedua matanya saat melihat siluet orang-orang yang dia kenal berdiri angkuh di depan Mansion.

Senyumannya mengembang saat dia melihat siluet sang papa. Dia rindu sekali dengan Richad, Raga segera berlari kearah pintu. Dia tidak akan menyerah, dia harus segera keluar dari tempat ini. Karena keluarganya sedang menunggunya.

"Please luka, lo gak usah manja. " ucapnya saat kakinya kembali mengeluarkan darah.

Raga mencari sesuatu untuk membuka pintu, sampai dia menemukan kunci cadangan.

"Ternyata daddy bodoh juga. " Raga membuka dengan kunci yang dia temukan dan berhasil.

Raga menyembulkan kepalanya keluar dan memastikan keadaan aman, dia senang sekali saat tidak melihat satupun bodyguard yang berjaga. Dan ini kesempatan baginya untuk segera melarikan diri dari tempat ini, dia tidak sabar bertemu dengan Richard.

"Papa, Raga datang. "

...............

Richard terkekeh pelan saat melihat keberadaan Feliks.

RAGA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang