Part 5

31.9K 2.9K 142
                                    

Richard dengan cepat menyingkirkan selimut tersebut dan memegang tangan Raga, sedangkan Samy langsung memerintahkan Gara untuk mengambil tas dokternya dan mengobati Raga.

"Ck, kenapa darahnya tidak mau berhenti! " Richard.

"Lepas! "

Raga mencoba menarik tangannya, tapi Richard malah memegangnya dengan erat.

"Diam! Menurutlah jangan membantah terus. " bentak Richard.

"Lakukan sesuatu, Gara! " Anyelir.

"Merepotkan. " Raven.

Raga memalingkan wajahnya sambil berdecak kesal, baginya luka ini tidak seberapa dengan luka di hatinya. Lagi-lagi bayangan sang ibu saat di tembak mati terlintas di pikirannya.

"Jangan sentuh gue, pergi sana! " bentaknya, tapi Richard sama sekali tidak menanggapinya dan hal itu membuat Raga kesal.

"Diamlah. "

Sekarang Gara yang mengambil alih, dia dengan telaten mengobati luka di kedua tangan Raga, setelah selesai mereka semua tidak beranjak pergi dan malah menatap dingin kearah Raga kecuali Elrand yang hanya memasang raut wajah datarnya.

"Apa kau pengidap Hemofilia? " tanya Gara.

Raga tidak menjawab dan malah sibuk melihat kedua tangannya yang di perban layaknya mumi.

"Raga, abang tanya. Jawab! "

Raga berdecak kesal. "Iya! Bawel banget sih. "

Richard menatap Gara kemudian beralih menatap Raga dengan datar.

"Mulai hari ini kamu akan di awasi oleh Janu dan Sean. "

Raga membulatkan kedua matanya, Janu? Sean? Siapa mereka, pikirnya.

"Eh! Apa-apaan, enggak ya dan lepasin gue! Please gue mau pulang. "

Richard tidak mempedulikan ucapan Raga, dia dengan santainya duduk di samping Raga sambil memainkan ponselnya.

"Cih, udah tua juga. Emang dasar budek. " gumam Raga.

Richard langsung menatap datar kearah Raga, kemudian dia melepaskan rantai yang membelenggu kedua kaki anak itu.

"Pindah. "

Raga mengernyit bingung.

"Pindah ke kamar papa. " lanjut Richard membuat Raga membulatkan kedua matanya.

"Eh! Kagak gue lebih baik di gudang aja atau lo pulangin gue. "

"Cih, pulang? " Raven.

Raga menoleh kearah pria yang baru saja berbicara dan pria itu balik menatapnya datar.

"Jangan harap, kau tidak akan pernah bisa keluar dari Mansion ini. "

Raga menatap dingin kearah Raven, dan Raven pria yang memiliki tatapan paling datar setelah Kenneth tentu saja.

Raga awalnya akan membalas ucapan Raven, tapi tiba-tiba tubuhnya melayang karena Richard menggendongnya ala bridal style dan hal itu tentu saja membuat Raga mengumpat kesal.

"Sialan turunin gue, woy haduh ini apa-apaan sih. "

"Diam, jangan mengumpat. " kata Ivander.

Raga berteriak marah sekaligus malu karena banyak bodyguard dan maid yang melihat kearahnya.

"Aelah, woy lepasin bangshmmppp. "

Alex langsung memasukan coklat kedalam mulut Raga sehingga anak itu diam sambil menatap tajam kearah Alex. 

RAGA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang