Don't forget to hit the star button, and leave a comment. Cmiw.
***
NARAYA melepas solder listrik ketika merasa ukiran di cincin itu sudah sempurna. Selanjutnya dia mengulas cincin kecil itu ke mesin poles. Setelah dipolish Naraya harus membersihkan beberapa ukiran dengan manual, dibersihkan lagi dengan soft brush lalu siap untuk diplating dengan real gold. Sepertinya pekerjaan ini akan berlangsung sampai jam pulang kantor, mengingat ada beberapa perhiasan lain yang harus ia selesaikan.
Membuat perhiasan selalu menghadirkan kepuasan di hati Naraya. Perempuan itu senang dengan semua prosesnya. Dia suka tenggelam dalam keseriusan mengikir sterling silver, hingga mengamplas perhiasan yang hampir jadi. Dia bisa menghabiskan seharian penuh membuat desain hingga memproduksi perhiasan sendiri. Walau sekarang sudah ada beberapa pekerja yang membantunya di bagian production, tapi Naraya senang jika ia juga turut bekerja bersama mereka.
Perhiasan yang dibuatnya untuk Denara Jewerly ada beragam, mulai dari cincin, kalung anting, piercing, gelang kaki dan tangan juga cufflinks. Semua diproduksi manual dengan tangan sehingga kualitasnya diperhatikan dengan baik. Naraya selalu memastikan customer menemukan kualitas terbaik dengan berbagai perhiasan dari Denara. Tak ayal koleksi terbarunya selalu menjadi incaran. Yang mana terus membuat Denara berkibar sebagai local bussiness berkualitas.
Untuk melebarkan sayap, tahun ini Naraya membuka gerai baru untuk Denara di mall. Selama ini Denara hanya punya 1 official store yang juga tergabung dengan studio. Tempat inilah sekarang Naraya berada. Ukuran official store dan Studio ini besar sekali di tengah keramaian gedung-gedung kantor juga kafe-kafe. Denara Jewerly punya empat ruangan selain display area. Ada meeting room, terletak di sebelah kanan samping pintu masuk. Selain untuk kebutuhan rapat, meeting room juga difungsikan sebagai tempat workshop jika memang musim kelas membuat perhiasan dibuka. Selain itu di sebelah meeting room terdapat ruangan besar untuk production. Disusul dua ruangan lain untuk karyawan dan penyimpanan stock.
Ruangan Naraya sendiri menyatu di dalam ruang production, hanya dipisahkan sekat kaca. Membuat ia bisa memperhatikan semua karyawan production dan memastikan mereka bekerja dengan baik.
Semua yang sampai hari ini dimilikinya tidak datang dari langit. Naraya jatuh bangun untuk mengusahakannya. Ia sempat menyerah lima tahun yang lalu karena dana investor yang dipersiapkan habis lenyap dibawa kabur manajer Denara terdahulu. Usaha kerasnya membangun jewerly brand seketika berubah mencari ganti rugi ke pihak investor. Ia menjual semua yang dipunyanya, lalu mengubur mimpinya dalam-dalam.
Setahun setelahnya, Naraya sadar ia masih punya hasrat besar untuk membesarkan Denara. Meski harus membunuh habis gengsinya, Naraya memohon pada ayahnya untuk menjadi investor tetap. Padahal sejak awal ia tidak ingin orang tuanya campur tangan pada bisnisnya. Ia ingin Denara dibesarkan dari hasil keringatnya sendiri, tapi kalau berjalan tanpa bantuan ayahnya, memangnya ia bisa dapat uang darimana? Bisnis perhiasan itu modalnya kan tidak main-main. Syukurlah tahun lalu ia sudah berhasil mengembalikan dana itu, membuat kedua orang tuanya berbangga.
"Permisi, kak Aya," Sapaan Reti, salah seorang pekerja di bagian production menarik atensi Naraya dari nostalgianya. Reti melangkah masuk dengan sopan. "Di depan ada yang nyariin kak Aya."
"Siapa Ti? Customer spesial ya?" Naraya buru-buru melepas apron khusus dan mengatur kemejanya yang sedikit kusut.
Reti menautkan jemarinya, agak sedikit khawatir untuk memberitahu Naraya siapa yang datang. Semoga saja bosnya ini tidak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
URGENSI [SELESAI]
ChickLitdi ulang tahunnya yang ke-28, Naraya Abigail justru diputuskan sang pacar--Derren persis setelah ia berdoa agar menikah tahun ini. Alih-alih berlarut dalam patah hati, Naraya bertekad akan menemukan pengganti Derren secepatnya, untuk digandeng di pe...