15

237 27 12
                                    

Beberapa hari telah berlalu setelah kejadian aku diikuti ketika pulang malam saat itu. Dan setiap harinya setelah kejadian tersebut, Jungkook dan juga Namjoon oppa selalu mengantarkanku pulang sampai rumah, bahkan sampai aku masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu. Mereka bilang mereka khawatir, dan hanya ini cara satu-satunya saat ini untuk melindungiku. Aku bersyukur mereka ingin menolong dan melindungiku, tapi aku sama sekali tidak ingin merepotkan mereka. Aku tau mereka sudah cukup lelah dengan latihan mereka setiap harinya. Apalagi sebentar lagi mereka akan mengadakan konser yang dekat dengan negaraku yaitu Singapura.

"Maafkan aku" Ucapku ketika kami sedang di tengah perjalanan pulang untuk mengantarku.

Namjoon yang sedang menyetir hanya melirikku dari kaca spion tengah. Jungkook menoleh ke arahku yang duduk di belakang dengan wajah penuh tanda tanya.

"Kalian pasti lelah, tapi kalian malah mau mengantarku ke apartemen." Tambahku yang membuat mereka mengernyitkan dahi mereka secara bersamaan. Merekapun menghela nafas secara bersamaan pula.

"Ini lebih baik daripada aku tidak yakin kau aman atau tidak sampai di rumah. Lelah sedikit tidak apa-apa, yang penting kau aman. Kau sudah seperti adikku sendiri Vhelia-ya." Jelas Namjoon yang membuatku tersenyum dan mendapat anggukan dari Jungkook.

"Lagipula aku tidak ingin kau pulang ke negaramu. Karena akan sulit untuk melihatmu di sana."

"Apa?" Tanyaku yang tidak mendengar jelas ucapan Jungkook yang hanya dibalas gelengan kepala saja olehnya. Namjoon hanya menatap Jungkook sekilas lalu kembali fokus menyetir.

.
.
.
.
.

Aku turun dari mobil. Melihat mereka yang ingin turun dari mobil juga membuatku mengatakan bahwa mereka tidak perlu melakukan itu lagi, karena aku merasa penguntit itu sudah tidak mengikutiku lagi. Namun Jungkook bersikeras untuk tetap mengantarku. Namjoon mengiyakan.

"Baiklah, aku akan menunggu di sini. Kook, kau saja yang antar Vhelia." Jungkook mengangguk mendengarkan kata-kata Namjoon. Aku bilang bahwa itu tidak perlu, tapi mereka bilang bahwa penguntit suka menunggu di saat kita mulai lengah kembali. Jadi mau tidak mau aku mengiyakan dengan pasrah keputusan mereka. Akhirnya aku pamit pada Namjoon dan tidak lupa mengucapkan terima kasih padanya, lalu aku berjalan bersama Jungkook ke arah apartemenku.

Sepanjang jalan Jungkook hanya berdiam diri saja, dia sama sekali tidak mengatakan apa pun. Aku jadi merasa bersalah karena membuatnya mengantarku seperti ini.

Ting

Suara yang menandakan bahwa kami sudah sampai lantai tujuan kami. Jungkook melangkah lebih dulu dan aku mengikutinya.

Brukk

"Aduh!" Ucapku spontan karena menabrak tubuh kekar Jungkook di depanku yang berhenti sesaat. Aku heran karena melihat ia yang berhenti tiba-tiba seperti ini.

"Ada apa? Kenapa berhenti mendadak?" Tanyaku penasaran. Ia membalikkan tubuhnya sesaat ke arahku, lalu memiringkan tubuhnya agar aku melihat apa yang ia lihat. Aku menatap objek berbungkus hitam di depan pintu apartemenku. Menatap Jungkook sekilas, lalu aku mulai mengerti apa yang membuat Jungkook berhenti melangkah.

"Sepertinya penguntit itu tidak berhenti sama sekali." Ucap Jungkook yang membuatku sadar dan mulai ketakutan.

"Kita harus panggil Namjoon hyung ke sini." Tambah Jungkook yang langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Namjoon juga menjelaskan apa yang terjadi. Tak lama kulihat Namjoon sudah sampai dan mendatangi kami. Kami meraih kotak itu lalu masuk ke dalam apartemenku untuk mengecek apa isi dari kotak yang dibungkus plastik hitam itu.

I'm Assistent Idol (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang