Aku memang merasa cukup tenang dilindungi Jungkook dan juga Namjoon-oppa. Tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja setelah masa magangku berakhir. Sebelum aku memperpanjang kontrak, aku harus berhenti bekerja dan kembali ke Indonesia. Hanya ini hal yang paling aman yang bisa aku lakukan.
Aku menuju ruangan Pak Hae In. Menceritakan masalah yang kualami selama ini. Ia mendengarkan dengan seksama ceritaku sampai akhir. Mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu menghela nafas agak panjang.
"Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Melapor kepada polisi pun mereka tidak mungkin mengirim penjaga untukmu. Tapi sejujurnya aku belum bisa menyetujui rencanamu untuk berhenti. Karena saat ini perusahaan sedang sangat butuh tenaga kerja. Begini saja, kita tunggu sampai tur konser BTS selesai. Baru kau ambil keputusan lagi. Bagaimana?" Tanya pak Hae In meyakinkanku. Aku yang tidak punya pilihan lain hanya bisa mengiyakan apa yang pak Hae In sarankan.
"Baiklah. Untuk saat ini kembalilah bekerja Vhelia-ssi." Tambahnya yang membuatku bergegas pamit dan meninggalkan ruangannya.
Aku menutup pintu ruangan pak Hae In dan berbalik arah.
"Astaga!!!"
"Apa yang sedang kau lakukan di sini Vhelia-ssi?" Tanyanya yang sedang berdiri di depan ruangan pak Hae In.
"Senior Bae, kau membuatku kaget. Untung saja jantungku tidak melompat keluar karena terlalu kaget." Ucapku tak menjawab pertanyaannya. Dia diam sesaat, lalu tertawa kecil. Aku mendengus kesal karena ia sudah membuatku kaget, tapi ia malah tertawa. Puas kau. Huh?!
"Maaf Vhelia-ssi. Hanya saja kata-katamu terlalu unik untuk kupahami. Hahaha." Jelasnya yang membuatku hanya mendengus kecil.
"Lalu apa yang sedang kau bicarakan dengan pak Hae In?" Tanyanya lagi yang membuatku menatapnya bingung. Mengapa ia terlalu tertarik dengan masalahku sih. Aku agak ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya kukatakan. Akhirnya kuputuskan untuk tidak mengatakannya.
"Aaaahh itu... mengenai tur konser yang akan segera datang dan membahas beberapa hal mengenai Jungkook. Aku kan asistennya Jungkook." Ucapku percaya diri dengan membanggakan diri, sampai terasa aku terlalu melebih-lebihkannya.
Kutatap wajahnya untuk memastikan apakah ia masih penasaran atau tidak. Namun yang dapat kulihat di wajahnya masih penuh dengan tanda tanya. Ahahaha, biarlah walau dia tidak percaya kata-kataku. Ia lalu menghela nafasnya pelan.
"Baiklah kalau kau mengatakan seperti itu. Aku akan percaya padamu. Kembalilah bekerja, berhati-hatilah." Tambahnya yang berlalu meninggalkanku.
Lhoo, bukannya dia mau melapor ke pak Hae In? Ataukah ia mengurungkan niatnya karena takut pak Hae In memarahinya karena pusing dengan masalah tenaga kerja? Biarlah, aku tidak mau mengambil pusing masalah orang lain, karena masalahku sudah cukup parah sehingga tak perlu khawatir akan orang lain. Mungking juga itu karena dia hanya kebetulan lewat saja.
Aku pun berlalu meninggalkan tempat tersebut. Bergegas ke ruang latihan sebelum yang lain mencariku karena aku tidak ada di tempat terlalu lama.
.
.
.
.
.Waktu istirahat tiba. Aku sedang berdiri di depan mesin kopi otomatis. Memasukkan beberapa koin lalu memencet sebuah tombol. Tak lama kopi pun jadi. Aku mengambilnya secara perlahan lalu berbalik arah berniat untuk pergi ke rooftop kantor.
"Astaga!!!" Aku memekik karena terlalu kaget. Menatap seseorang yang membuatku menjerit barusan.
Ia melangkah maju, aku melangkah ke samping untuk menyingkirkan diri. Ia memasukkan beberapa koin dan memencet tombol kopi yang ingin ia minum. Aku sedang berusaha menetralkan jantung dan juga nafasku, sehingga aku tidak langsung beranjak dari sana. Setelah cukup tenang, aku mulai melangkahkan kakiku.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya yang membuatku berhenti melangkah. Aku berbalik menatapnya heran. Apakah aku cukup dekat dengannya sehingga ia bisa bertanya mengenai kegiatanku?
"Aaahhh... aku akan ke rooftop senior Hwang. Ingin menikmati kopi yang barusan aku beli." Jawabku asal pada Hwang Somin atas pertanyaannya itu.
Ia mengernyitkan dahinya. Menatapku tak mengerti. Lalu menghela nafasnya perlahan. Ia menatapku sedikit tajam. Aku tak tahu di mana kesalahanku? Kok tiba-tiba menatapku seperti orang yang marah sih.
"Apa yang kau diskusikan dengan pak Hae In?" Tanyanya yang lebih membuatku heran. Sejak kapan aku pernah dekat dengannya sehingga aku bercerita padanya bahwa aku menemui pak Hae In. Bertemu saja hanya saling menyapa seperlunya. Ada apa sih dengan isi kepalanya. Aku jadi mulai takut dengannya. Aku mulai melangkah mundur beberapa langkah.
"Aaahh... hanya pembahasan mengenai konser BTS saja senior. Ada apa senior?" Aku berusaha menormalkan suaraku agar tidak terlihat mencurigakan. Ia kembali menatapku, namun dengan wajah yang seakan-akan ia iba kepadaku. Lalu ia melangkah ke arahku. Aku meneguk ludahku secara kasar hingga sampailah ia di depanku. Aku menundukkan kepalaku karena rasa takut ini mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Lalu ia mengeluarkan kata-kata yang tidak aku mengerti.
"Baiklah. Kau pasti kerepotan. Jaga dirimu. Dan kusarankan, untuk sementara lebih baik kau tidak pergi jika tidak mendesak." Ucapnya lalu pergi meninggalkanku sendirian di sana. Aku terheran-heran hingga hanya mampu mengedip-ngedipkan mataku secara cepat. Aku bingung, apa yang ada dipikirannya sih. Aku benar-benar tidak mengerti maksudnya. Tapi sebaiknya tidak kuambil pusing. Mungkin hanya menyuruhku untuk menjaga diri saja. Semoga itu yang ia maksud.
.
.
.
.
."Kau tadi ke mana Vhelia-ssi?" Aku menoleh ke belakang dan mendapati Jungkook berdirintepat di belakangku dengan wajah sedikit was-was, sepertinya.
"Hmm.. tadi kapan Jungkook-ssi? Apa maksudmu saat istirahat? Kalau memang ia, akunke rooftop tadi, karena aku merindukan ibuku. Aku habis telepon ibuku tadi." Jelasku padanya. Ia menatapku seakan tidak puas dengan jawabanku barusan, lalu ia menghela nafasnya pelan.
"Yang ku maksud itu tadi pagi. Kau kan sudah datang dari pagi, tapi ketika latihan hampir di mulai, kau tidak ada." Aku cukup kaget dengan ucapannya barusan
Pasalnya, orang pada umumnya tidak ada yang terlalu memikirkan orang lain terlalu rinci seperti dirinya. Aku bisa salah paham atas sikapmu ini Jungkook."Jungkook-ssi"
"Hm? Bisa jelaskan padaku?"
Aku menatap matanya ragu. Menelan salivaku secara perlahan. Menghirup nafas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan. Dengan tekat yang kuat, aku akan mengatakannya.
"Apa kau menyukaiku?"
Halooo readers...
Maaf yaa aku lama ga update
Ada banyak hal yang membuatku belum bisa hadir di wattpad
Makanya aku baru bisa update
Untuk yang masih nungguin cerita ini dari awal makasih banget
Dan untuk ke depannya
Aku juga ga bisa janji updatenya tiap seminggu sekali atau ga
Karena kondisi sekarang dan kedepannya kurang mendukung,
Tapi kalo kalian amsih nungguin,
Aku usahain semampu aku untuk update cerita ini kok...
Maaf yaa kalo kalian kecewa,
Tapi makasih untuk kalian yg masih mendukung aku 🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Assistent Idol (BTS)
RomanceAku baru mulai bekerja, dan dari Indonesia aku harus pergi ke Korea, apa pekerjaanku? yang kutau hanyalah asisten manager Vhelia (oc) Jungkook Namjoon Jimin Taehyung Suga Jhope Jin ini cerita pertama yang aku publish di wattpad