4

378 29 0
                                    

Lukaku sudah mulai kering. Cara jalanku pun sudah menunjukkan kalau lukamya sudah sembuh. Aku mulai memasuki lift dan menuju ruang latihan. Jadwal BTS yang padat membuat mereka harus latihan berkali-kali. Aku agak khawatir dengan kondisi kesehatan mereka. Tapi sepertinya mereka tetap senang dan menikmatinya.


Ting

Lift terbuka. Aku melangkahkan kakiku memasuki lift tersebut.



"Aahh Vhelia-ssi, bagaimana kondisimu?" Tanya seseorang yang berada di dalam lift. Aku mengamati wajahnya. Memang wajahnya tak asing, tapi aku kurang mengenalinya.




"Aaa.. aku baik-baik saja sunbae..." ucapku terpotong karena tidak mengetahui namanya.



"Ooohh aku Bae Jin Hyuk" ternyata dia sadar aku tidak tau namanya. Aku pun tersenyum padanya.



"Kau juga bisa memanggilku Jin Hyuk oppa. Agar lebih akrab" tambahnya yang sukses membuatku melongo. Namun cepat-cepat kunetralkan ekspresiku.



"Ahh sebaiknya aku memanggil Bae sunbae-nim saja" jawabku dengan cengiran canggung.


"Hmmmhh baiklah kalau kau lebih nyaman begitu" ucapnya lagi sambil menganggukkan kepala.


Ting
Suara lift kembali berbunyi




"Aku duluan Vhelia-ssi" sapanya sambil melambaikan tangannya yang kujawab dengan anggukan, bungkukkan dan juga senyuman. Super lengkap.





Lega rasanya melihatnya sudah keluar lift. Entah kenapa aku merasa kurang nyaman berada di dekat senior Bae itu. Mungkin karena aku belum kenal dia, tapi dia berusaha SKSD denganku. Yaa setidaknya lain kali aku harus bisa bersikap lebih baik lagi dengannya.


.
.
.
.
.

"Kerja bagus semuanya. Latihan untuk hari ini selesai. Kalian pulanglah ke rumah kalian masing-masing. Sampai ketemu besok" ucap Pak Jung pada kami semua. Kok rasa-rasanya Pak Jung makin hari makin ganteng aja. Ngomong biasa aja kayak gitu bisa bikin gw terkesima. Mau ngodein ih rasanya. Tapi kata-kata boleh pulang itu makin membuatku semakin jatuh cinta padanya. Tau banget orang butuh istirahat dan tidur. Baru mau siap-siap untuk pulang, tanganku ditahan oleh seseorang.


"Vhelia-ssi, ikut kami yuk" tambahnya sambil menarik tanganku untuk mengikutinya.

.
.
.
.
.

"Kau tau tidak sih Vhelia-ssi. Senior Bae sepertinya tertarik padamu" Ucap Hyuna yang memotong gosip Hee Jin, asistennya Yoongi oppa. Aku menatapnya bingung sebagai jawaban.


"Ahh iya, kalau kuingat-ingat, setiap kita lewat bersama Vhelia-ssi, dia kuperhatikan senyum-senyum ga jelas. Tapi kalau tidak bersamamu Vhelia-ssi, dia hanya melihat lalu membuang mukanya lagi" tambah Yoona menjelaskan.



"Kenapa kau tidak pacaran saja dengannya Vhelia-ssi? Dia cukup tampan untuk ukuran pegawai biasa. Dia tinggi, kulitnya putih,wajahnya tidak jerawatan, yaa walaupun badannya kurang kekar" ledek Dae In yang membuat semuanya tertawa.




"Aku lebih tertarik dengan satu orang di perusahaan kita" jawabku membuat semuanya memasang wajah tanda tanya.


"Dia itu..."


"Pak Jung, Jung Hae In manager kita"


"Aaahh yang benar saja Vhelia-ssi, seleramu tinggi sekali" ucap Hyuna membuat yang lainnya mengangguk.


"Tapi aku setuju, Pak Jung memang sangat tampan dia sekelas dengan artis-artis kita" tambah Hee Jin.



"Aku juga ga habis pikir, kenapa dia ga jadi artis aja, kurasa dia cocok jadi aktor. Wajahnya sangat sia-sia kalau hanya bekerja di belakang layar seperti itu" jelas Dae In yang dijawab anggukan oleh semuanya. Sepertinya tidak salah aku memilih topik ini untuk menghilangkan pembahasan mereka tadi. Semoga itu hanya perasaan mereka saja, karena aku belum ada minat pacaran, apa lagi dengan orang korea. Rasanya mustahil untukku.

.
.
.
.
.

Sesampainya di rumah, aku langsung merebahkan tubuhku di kasur. Haaaahh rasanya nyaman istirahat seperti ini. Baru juga merebahkan diri, ponselku sudah berdering sangat nyaring, tanda seseorang meneleponku. Aku tersenyum melihat siapa kontak yang terpampang di sana.


"Mamaaaaaa... kangeeeeeennn... capeeeee..." ucapku tanpa memberi salam.

"Kalo kangen telpon dong, kenapa nunggu mama yang telpon terus. Dasar anak payah!" omel mama yang membuatku justru tersenyum,

"Eheheh, kangen diomelin sama mama malahan aku, makanya biar diomelin aku ga telpon mama" jelasku yang pastinya bohong.

"Ga usah gombal kamu" jawab orang diseberang sana yang membuatku ingin memeluknya.

"Kapan kamu pulang?" Tanya mama yang membuatku bingung untuk menjawab.

"Hmmm ma, BTS mau konser ma, lagi sibuk-sibuknya aku. Ga akan bisa pulang dalam waktu dekat ma" jelasku yang dibalas dengusan oleh mama

"Ohh tapi ma, BTS ada konser di Singapura, kalo mau mama datang ke Singapure sama papa. Nanti kalo senggang aku nemuin mama sama papa ke sana" ucapku memberikan harapan pada mama.


"Kalo kayak gitu mah mending sekalian aja mama susulin kamu ke Korea Vhel" jawab mama yang justru membuatku tertawa.

Memang benar, lebih baik mama menyusulku ke Korea, tapi aku juga tidak bisa menjamin bisa bertemu mereka dalam kondisi jadwal yang sangat padat ini.

"Ya udah, nanti mama bilang sama papa. Biar papa siapin semuanya, kamu kabarin mama aja kapan ke Singapurnya yaa" aku mengangguk mendengar jawaban mama, walaupun tau mama tidak bisa melihatnya, tapi ini terjadi karena aku terlalu senang.

"Iya ma, nanti aku kabarin" jawabku dengan sumringah.

"Istirahatlah nak, mama mendoakanmu agar selalu sehat dan baik-baik saja"

"Pasti ma, makasih ma. Aku sayang mama" ucapku.

"Mama tau. Udah sana mandi dan tidur" jawab mama yang membuatku justru tertawa.

Sambungan telepon pun terputus. Aku kembali merebahkan tubuhku. Merasakan rindu yang menjalar dalam tubuhku. Hhhh... aku kangen kalian. Termasuk kakak laknatku.





Maaf yaa kalo ceritanya membosankan, karena sejujurnya belum masuk konflik.
Alurnya harus pelan-pelan. Kalo buri-buri takutnya malah ga nyambung.

Sabar yaa 😊😊😊😘😘😘

I'm Assistent Idol (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang