4

16 11 12
                                    

Jam menunjukkan pukul 17:00, semua murid SMA merdeka yang mengikuti kegiatan tersebut pun mendirikan tenda untuk menginap satu malam ditengah hutan. Mereka tidak mungkin setelah melakukan sedikit penelitian atau jelajah alam langsung kembali pulang ke pos awal, tidak ada yang berani jika harus berjalan ditengah hutan dimalam yang gelap.

Riska dan Agatha mendirikan tenda dibantu oleh Davin pacar Riska, ia sangat senang bisa bertemu dengan gadisnya disana.

"Akhrinya bisa ketemu sama kamu disini, coba aja klo dilanjut langsung balik ke pos awal mungkin kita sekarang gak ketemu." ucap Davin  yang sedikit manja.

"Iya by, aku juga seneng." jawab Riska yang melebarkan senyum nya.

"Halah lebay. Inget dihutan jangan pacaran mulu! Nanti kesambet!" ketus Agatha yang selalu saja melihat ke uwwuan temannya ini.

"Bilang aja lo pengen kayak gue tapi lo gak punya pasangan." ledek Riska. Agatha yang sadar dirinya diledek pun melangkah kan kakinya pergi meninggalkan dua sejoli itu dan menuju ke tenda Sekar dan Rena.

"Ren, Lo liat liptint gue gak? Liptint gue ilang!" gupek Sekar yang membokar tasnya hanya untuk mencari liptint kesayangannya itu.

"Sekar, bisa gak sih lo bantuin gue sebentar buat masang ni tenda. Cuma liptint doang  yang ilang udah kaya keilangan duit satu milyar!" ucap Rena yang selalu sabar menghadapi temannya satu ini, apalagi jika ia berdebat dengan Sekar, tetap Sekar lah yang menang karena Rena itu anak pendiam tidak seperti Sekar.

"Hah? Lo bilang cuma liptint doang? Lo gak tau itu belinya di singapore!" ucap sekar teriak dan sedikit kesal kepada Rena yang tidak mengerti akan perasaannya saat ini.

"Udahlah—"

"Tenda kalian belum selesai?" tanya Agatha yang memotong ucapan Rena.

Rena melirik kearah sumber suara tersebut. "Belum. Gimana mau selesai coba? Sekar, dari tadi sibuk aja nyariin liptint. Padahal cuma liptint doang." ucap Rena yang melirik sekilas ke arah Sekar.

"Hah, lo bilang cuma liptint! Lo tau kan itu liptint beli di singapore." sahut Sekar yang tak terima dengan ucapan Rena.

Agatha menarik nafas pelan, ia sudah bosan mendengarkan perdebatan dua temannya ini. "Udah-udah, kita disini buat senang-senang bukan buat ribut. Sekar udah lo gak usah gupek buat cari tu liptint, kalau lo mau pake liptint pake punya gue. Sekarang gue bantuin kalian berdiriin ni tenda hari udah mulai gelap." ucap Agatha yang dibalas anggukan oleh Rena dan tentunya Sekar berdecak kesal membuat Agatha dan Rena memutar bola matanya malas.

***

Malam yang dingin semua murid SMA merdeka mengelilingi api unggun yang telah mereka buat sore tadi agar mendapatkan sedikit kehangatan.

Agatha memilih untuk duduk didepan tendanya, ia lebih senang melihat bulan yang sangat terang menyinari malam itu. Pak Beni juga tidak mewajibkan anak muridnya untuk berkumpul didekat api unggun, pak Beni mengerti jika ada beberapa murid yang ingin beristirahat. Tadi juga pak Beni sempat tidak ingin mengadakan acara api unggun, tetapi ada sebagian anak muridnya yang meminta untuk membuat api unggun dan pak Beni menyetujuinya.

Rival, Davin dan Rendi akan ikut berkumpul bersama anak-anak. Tetapi,
Rival yang melihat Agatha sedang duduk sendirian memutuskan untuk menemui gadis itu daripada ikut kumpul bersama yang lain.


"kalian duluan aja, gue ada keperluan." ucap Agatha kepada Davin dan Rendi. Rival menepuk bahu Davin lalu pergi meninggalkan dua temannya itu.

R I V A L G ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang