Perayaan telah berlalu, begitu pun kisah kita, berakhir. Bukan, hanya kisahku. Aku terlalu berharap pada angan-angan yang berdinding batu. Padahal, dahulu kamu lembut, walau semu. Ya, aku salah. Terlalu asa pada rasa yang tak nyata. Hadir pun hanya ilusi, buatan dari pikiran.
Aku tak menyalahkanmu, karena kamu memang tak salah dalam hal ini. Dalam hatiku yang tak tahu telah terukir dahulu. Aku sedang berusaha, melepas bayang yang kuulur bak benang. Perlahan, aku takut hatiku retak hingga ke tulang.
Biarkanku belajar menjajarkan rasa dan bayang menjadi insan yang bila hadir tak membuat luka. Biarkanku tegar, apalagi esok kamu datang, lalu pura-pura menyapa.
Aku kuat insan wibawa, hanya tergores sedikit hingga perih itu terasa. Aku bisa melaluinya, walau bayangmu akan sirna di telan masa. Ya, di telan waktu antara hidupmu, bukan milikku.
Karena, jalan kita mulai saat ini lebih jelas berbeda. Kamu ke arah hulu, sedangkanku ke hilir.Berpisah, aku doakan semoga kamu bahagia. Menjadi insan wibawa bagi orang yang bisa buatmu tertawa.
Sampai jumpa ...Kubu Raya, 23 Mei 2021
💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Kata Dalam Puisi
PoetrySenyum terukir nun jauh menyapa Bak nyata hingga tak percaya Byurr, Tersadar dalam lelapnya tidur Menghasilkan luka juga derita Bagaikan babu Di buangpun tidak ada peduli Asal terlampiaskan emosi