Ministry of Magic dan segala istilah yang digunakan di dalam cerita ini, milik J.K Rowling
! : typo
~~~
G o t c h a!
~~~
Sudah 5 tahun berlalu semenjak kejadian yang membuat dunianya hancur. Win masih berusaha untuk mengubah dirinya. Dari yang semulanya tak berani melawan keadaan, sekarang hidup dengan prinsip yang selalu ia pegang teguh.
3 tahun Win menempuh pendidikan, selama itu juga ia hanya fokus dengan masa depan dan mimpinya sebagai Auror.
Tentang dia yang selalu dinobatkan sebagai calon raja, sekarang sudah bisa dipatahkan.
Tay Tawan. Pada saat kelulusan, pria itu mendapat seruan keras dari air mancur, membuat pria yang sangat ramah itu sekarang telah duduk di kursi kerajaan bersama dengan suaminya, New. Kejadian itu tentu saja membuat senyum Win akhirnya muncul dengan lebar.
Ia tidak perlu lagi menjadi seseorang yang diinginkan keluarganya. Hanya tinggal melaju dengan mimpi yang akhirnya bisa dia wujudkan.
Win tersenyum, mengeratkan jaket coklat miliknya sambil memasuki sebuah gedung besar itu. Ditangannya terdapat sebuah buket bunga dengan surat yang telah ia tulis sepenuh hati.
"Akhirnya kamu datang, love. Kak Gulf sedang gugup, dia hanya ingin kamu datang untuk menenangkannya." Win tersenyum tipis, memberikan buket bunga yang dipegangnya kepada pria yang 2 bulan lalu bertunangan dengannya.
Luke Voyage. Prefek atau bisa disebut sebagai ketua asramanya dulu itu, mendatangi kediamannya pada Desember tahun lalu. Pria itu dengan percaya diri memberikan penuturan jika ia ingin menikah dengan Win secepatnya.
Mami Win yang mendengar itu hanya bisa tersenyum. Perempuan yang sedikit lebih kurus dari biasanya itu, menyerahkan semua jawabannya kepada Win, tak ada niat memaksa. Jika Win mau menerima, maka Maminya akan bahagia dengan pilihannya.
Tetapi, jika mengingat tentang tunangan. Malahan Kakeknya yang sekarang selalu memaksa. Bahkan sampai bermohon kepada Win agar segera melangsungkan pernikahannya dan memberhentikan karirnya sebagai Auror.
Tentu saja Win langsung menolak.
Itu mimpinya. Dia tidak akan bisa melepaskan semuanya. Auror dan kehidupan pernikahan itu berbeda, dan tidak bisa disangkutpautkan.
"Kakak!" Win berteriak, menghamburkan dirinya ke dalam pelukan yang selalu menenangkan itu.
"Kakak terlalu gugup Win. Mew terlihat gagah di depan sana," ucap pria itu sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Cih, gantengan juga papi kali," Win mencibirkan bibirnya berniat bercanda.
"Ya iyalah, papi mah gak ada tandingannya di dunia ini." Gulf menangkap candaannya dengan baik. Pria yang akan melangsungkan pernikahannya hari ini, sekarang menatap Win dengan pandangan yang berkaca-kaca.
"Kakak selalu sayang sama Awin, kakak bangga sama Win, nanti sering-sering mampir ke rumah kakak ya? kakak gak bisa hidup tanpa Win disamping kakak," ucapnya pelan, mengusap pipi putih milik Win dengan sayang.
"Awin juga sayang sama kakak, sangat sayang."
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞 Gotcha-Black Heart Book 2
Fanfic(lanjutan Black Heart) Win seorang Auror baru, ditugaskan dalam kasus kemunculan seseorang yang mirip dengan cinta masa lalu nya. Lalu bagaimana cara Win menyikapi kasus tersebut? "Bright masih hidup Kak!" "Berhenti bermain-main Win. Kamu sudah pun...