7. Bukan Thyme

446 50 13
                                    

Ministry of Magic dan segala istilah yang digunakan di dalam cerita ini, milik J.K Rowling

! : typo

~~~

G o t c h a!

~~~

Win tahu, rencananya membawa Mix pergi dari Mansion keluarga adalah hal yang sia-sia. Baik sekalipun pergi ke ujung dunia, bisa saja kurang dari 1 hari, kakeknya akan menemukan mereka.

Kemampuan sihir pria tua itu jauh lebih tinggi daripada papi Win, walaupun semasa hidupnya lebih sering duduk di sofa sambil mengkritik jalannya kementerian. Kakek itu egois yang menguntungkan. Tipikal Slytherin. Sekalipun tidak bahagia, setidaknya masa depan akan terjamin, itu motto hidupnya.

Tak heran jika manusia keras kepala seperti pria tua itu, hanya akan luluh dengan perempuan hufflepuff yang lemah lembut seperti neneknya yang sayang seribu sayang sudah pergi meninggalkan dunia karena sakit yang dideritanya sebelum kak Gulf lahir.

Berhenti membicarakan kakek, sekarang Win nampak meringis, menatap seorang pria dengan satu batang nikotin yang masih menyala di sela-sela bibirnya, pria itu menatap Win dan Mix menilai, dengan tampang seolah jijik dengan mereka berdua.

Oh iya, jangan lupakan rambut kecoklatan yang nampak keriting seperti sebuah mi, yang terlihat berbeda dari terakhir kali Win lihat.

"Kau Bright bukan? Bright Vachirawit? siswa-"

"Saya hari ini Thyme," suara pria itu memotong ucapan Mix, membuat sepupunya Win itu mengumpat dengan pelan karena kesal.

"Beberapa hari yang lalu, kau katakan dirimu itu Day, jangan membuatku marah. Aku tau itu kamu, Bright." Win berucap tenang, menabrakan matanya kepada retina coklat yang nampak enggan memandangi Win balik.

Pria itu terkekeh, menghembuskan asap rokok terakhirnya, lalu mulai memandangi Win dan Mix secara bergantian.

"Kenapa kau harus marah? harusnya saya yang marah, bukan? kalian berdua dengan lancangnya mengetuk pintu rumah saya pukul 2 dini hari, seolah-olah rumah saya ini adalah penginapan."

Win sedikit tersindir dengan ucapan itu. Namun, ia berusaha menetralkan rasa terkejutnya.
"Kau juga lancang membawaku ke dalam rumah ini beberapa minggu yang lalu, tuan."

Terlihat kalah, pria itu berdecak kesal. Mengangkat jari telunjuknya ke arah Mix yang berusaha memahami pembicaraan mereka berdua.

"Bawa temanmu itu ke kamar di dekat televisi, sepertinya dia sudah mengantuk," Thyme berucap pelan, berdiri dari duduknya lalu bergerak menuju tangga. "Oh iya, sepertinya kau butuh berbicara denganku? kalau benar, temui aku di lantai 2, masuk saja ke kamar yang kemarin kau tempatkan. Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu."

Win mengangguk lemah, membawa Mix yang masih bertanya-tanya menuju kamar yang ditunjuk oleh Thyme tadi.

Ya, Win harus berbicara dengan pria itu.

~~~

Win memasuki kamar yang pernah membuat dirinya sangat malu. Kamar itu berbau asap rokok dengan pencampuran parfum maskulin yang terasa pengap. Win menutup lubang hidungnya menggunakan tangan. Berjalan menuju Thyme yang kembali memegang sebuah rokok di sela-sela jarinya, pria itu berdiri menghadap ke luar jendela kamar, tanpa mau membuka jendela itu.

"Kenapa kau hobi sekali menghirup asap mematikan itu?" Win berdecak kesal, mengibaskan asap yang menyapu wajahnya supaya menjauh.

"Terkadang jika stress, kau butuh hiburan," jawab Thyme terkekeh lugu.

🔞 Gotcha-Black Heart Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang