5. Hari ini adalah Day

733 54 8
                                    

Ministry of Magic dan segala istilah yang digunakan di dalam cerita ini, milik J.K Rowling

! : typo

~~~

G o t c h a!

~~~

Tangan putih yang sekarang terasa dingin itu, terlihat ragu membuka pintu kamar di depannya. Ia menghela napasnya gusar. Padahal saat dites untuk melewati mantra Avada Kedavra saja dia berani, tetapi kenapa untuk membuka pintu hitam ini membuat tangannya bergetar dengan hebat. Apalagi saat terbayang wajah dingin yang menusuk di dalam jiwanya.

Win meringis lagi, mendapatkan sebuah gambaran lain mengapa dia ditempatkan di devisi investigasi, daripada menjadi seorang auror gagah, yang berlarian diluar sana melawan para penyihir jahat.

Win memang sedikit lemah menyangkut hal yang berhubungan dengan masa lalu nya yang cukup kelam. Mengingat itu semua membuat jiwanya terasa panas dan ingin menangis sejadi-jadinya, menghantarkan perasaan gelisah yang membuatnya selalu tak nyaman.

Oh, ayolah.

Win melemaskan otot kakinya sebentar, lalu sekali lagi menghirup udara lepas dan membuangnya. Tangannya kembali bergerak membuka pintu, sedikit pelan, tetapi lebih baik karena jiwanya sudah mulai tenang.

Win melangkahkan kakinya, menatap sekeliling ruangan yang dominan berwarna coklat gelap itu, nuansanya dingin, membuat bulu kuduknya merinding seketika.

Netra hitam milik Win sedikit membola, tubuhnya otomatis bergerak gelisah sambil menahan napasnya.

Asap rokok, Win tidak suka bau dari tembakau yang dibakar itu. Paru-paru nya selalu menolak, bahkan tak jarang ia terbatuk-batuk menghirupnya.

Win memainkan ujung kemeja berwarna putih yang melekat dibadannya. Ia menatap sekilas pria tampan yang sekarang tidak melepaskan atensinya dari nikotin menyebalkan itu.

"Aku duduk," ucap Win berusaha tenang, mendaratkan pantatnya di sofa empuk yang berhadapan langsung dengan si pria yang menunggunya sedari tadi.

Tidak ada jawaban tentu saja, membuat Win sedikit kesal karena perhatian itu urung dihadiahkan kepadanya.

Ia menunggu sambil menggerakkan kakinya, menatap ke segala arah dengan bibir yang sudah dimajukan.

"Excuse me, sir! Aku sudah duduk di sini sekitar 5 menit lewat, tetapi belum ada satupun kata yang keluar dari mulut mu." Win meringis mendengar kata-katanya yang sedikit lancang. Ini aneh, mengingat dulunya ia tidak pernah melepaskan sikap lembutnya kepada Bright, lalu kenapa dengan pria di depannya ini ia bersikap berbeda?

"Kamu siapa rasanya?"

Mata milik Win membola, hampir saja ia mengumpat mendengar pertanyaan yang menembus daun telinganya.

Siapa? Win terkekeh geli, hanya sebentar, untuk meluapkan rasa aneh di dalam dadanya.

"Wah, bahkan setelah apa yang kau lakukan kepada ku, kau malah tidak tahu siapa aku, tuan?"

Win berdecak kesal.

"Kau menyindir ku bocah kecil?" Pria itu memutar ujung rokoknya di permukaan asbak, dia lalu berdiri, menatap mata Win dengan tajam.

"Kau mau menunggu di sini sebentar atau pulang? saya ada urusan dengan tikus-tikus nakal sebentar."

Win mengerutkan dahinya bingung dengan pertanyaan itu, sedetik kemudian dia hanya mengangguk pelan, menundukkan kepala sambil menatap tangannya yang bergerak menimang-nimang.

🔞 Gotcha-Black Heart Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang