BAB 1

16.4K 746 10
                                    

Suara deruman motor yang saling bersahutan memecah dinginya malam serta lampu dari setiap motor itu membuat gelapnya malam seakan tak menjadi penghalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara deruman motor yang saling bersahutan memecah dinginya malam serta lampu dari setiap motor itu membuat gelapnya malam seakan tak menjadi penghalang.

Seperti biasa, balapan liar dengan hadiah uang yang tidak main main dan terkadang bisa sampai taruhan motor hingga rumah atau apartemen, hal itu sudah sangat lumrah bagi mereka.

Gadis dengan pakain seksi itu melepaskan kain yang berada di tanganya hingga semua pembalap langsung menancap gas  motor masing masing dengan kekuatan penuh.

Membalap satu sama lain dengan kecepatan motor yang terbilang sangat gila bagi orang biasa. Hingga pertandingan itu dimenangkan oleh seorang gadis yang sudah menjadi kebiasaanya saat balapan, hingga mendapat julukan ratu jalanan.

“bagus ya Nia, bilangnya mau belajar kelompok malah tersesat disini?”

seorang wanita paruh baya namun masih sangat terlihat cantik itu menjewer kuping anak gadisnya sambil geleng geleng kepala.

Ravania, bahkan dia belum turun dari motornya dan beru saja membuka helm full facenya sudah di suguhi dengan jeweran sang bunda tercinta.

Semua orang yang awalnya menegerumuninya perlahan mundur sambil meringis masing masing seolah juga merasakan apa yang Vania rasakan saat ini.

“aduh aduh bunda, sakit kuping Nia” ujarnya sambil turun dari motor.

“siapa suruh bohong sama bunda, bilangnya mau kerja kelompok malah adu motor ugal ugalan disini kalau sampai ayah tau gimana?”

Dinda-bunda Vania berkata sambil geleng geleng. Anaknya ini sangat nakal dan bandel, jangan lupakan sifat keras kepalanya itu yang sangat melekat.

Jika semua orang di larang untuk tidak melakukan ini itu maka berbeda dengan Vania di telingannya larangan adalah sebuah perintah mutlak.

“ya jangan di kasih tau dong” cibik gadis itu memutar bola matanya malas.

Dinda menghela nafas. “ayo pulang, ayahmu sebentar lagi pulang dari kantor”ujarnya sambil menggeret tangan anaknya.

“woi bawa pulang motor gue!!” teriak gadis itu sambil melempar kunci motornya pada salah satu temanya anak sepergengnya.

“yoi siap!”

oo0oo

Dan kini Vania sudah berganti baju dengan piyawa bermotif beruang. Lantas ia turun untuk makan malam bersama keluarganya.

“malam ayah, bunda”sapanya sambil menggeret kursi yang berada di depan bundanya hanya terhalang meja makan saja.

“malam sayang bagaimana harimu, ada kenakalan apa yang kau perbuat hari ini hm?” Tanya sang ayahnya pada anak semata wayangnya itu.

Galang selalu bertanya seperti itu pada anaknya, dia tidam bisa untuk selalu memantau perkembangan putrinya karena dirinya disibukan dengan pekerjaan kantor, kesibukannya mencari nafkah membuatnya sedikit jarang memiliki waktu bersama keluarga.

RAVANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang