BAB 16

3.1K 214 4
                                    

Memberimu kesempatan hanya bisa menambah luka. Jadi tolong pergi aku ingin menangani hati yang kamu sakiti.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zargos berkumpul di markas, di atas meja besar panjang itu terdapat sebuah amplop berisi kertas dari pihak polisi.

"Apa iya kita tetep kaya gini?! Mereka malah semakin menjadi manjadi Ga?!!" Dion menggebrak meja sambil memandang Gara yang duduk di kepala meja.

"Sabar dulu-"

"Sabar gimana, udah berapa kali kita dapet surat dari pihak polisi gara gara mereka?!!" Kini Gio besuara.

"Tenang, berfikir dengan kepala dingin, kalau kita emosi kita sendiri yang akan kalah." Nasehat Gara.

Sebenarnya cowok itu juga bingung, setelah selesai dengan urusan membantu korban bencana kini malah mereka yang mendapat bencana.

"Ada apa nih?" Vania datang langsung duduk di samping Azha.

Azha mengambil surat itu lalu menyerahkan pada Vania, Vania mengernyit lantas membuka amplop itu.

"Lagi?" Tanyanya menatap teman anggotanya.

"Kali ini lebih berat. Mereka bunuh lima orang atas dasar nama geng kita dan sekarang kita nggak lagi dipercaya sama polisi." Fandi menjelaskan.

Terlihat Gara memijat pelipisnya, jika sebelum sebelumnya Argon's bermain dengan narkoba kali ini nyawa manusia.

Brak!

Jojo datang lantas melempar sebuah amplop yang sama dari sebelumnya.

"Mereka selundupkan narkoba di kereta yang menuju kota. Dan polisi tau, Argon's gunain nama kita buat menutupi nama mereka." Jelas Jojo duduk di samping Gio.

"Kan bener apa kata gue, mereka cuma berhenti beberapa Minggu setelah itu berulah!!." Kembali Dion menggebrak meja.

Emosinya tak stabil memikirkan Argon's yang terus berulah.

"Mungkin sejam lagi polisi bakal datang kesini."

Semua anggota itu menghela nafas, Argon's memang bener bener nekat kali ini. Jika sebelumnya hanya satu masalah kini bertubi tubi.

"Jangan ada yang bilang paman Ed." Kata Gara.

"Kita sewa pengacara seperti biasa?" Tanya Arnon.

RAVANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang