Part 3

6.7K 507 80
                                    

"Mungkin nggak sih, seseorang bisa amnesia?" Evan berbicara kepada Ethan yang merupakan sahabatnya melalui video call. Setelah sampai di penginapan dekat lokasi pembangunan, Evan langsung menghubungi sahabatnya itu untuk bertanya tentang keheranannya.

Mereka telah lama bersahabat serta bekerjasama dalam berbagai bisnis. Jadi wajar saja jika hubungan keduanya sangat dekat.

"Dia pernah kecelakaan?" Tanya Ethan dari sambungan videocallnya.

"Nggak."

"Trauma mungkin?"

"Entahlah. Masalahnya dia cuman lupa sama sebagian ingatannya aja. Kayak sebagian ingatan itu seolah hilang total dari otaknya."

Ethan menyeruput kopi sambil menatap wajah resah sahabatnya. Ia lalu menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka. Termasuk istrinya yang pendengarannya setajam kucing.

"Atau dia sengaja hilangin?" Gue pernah denger perusahaan gelap cari kelinci percobaan buat alat temuannya, yang katanya bisa menghilangkan sebagian ingatan. Dan itu berhasil untuk sepuluh orang. Sisanya di kabarkan mati karena raganya nggak kuat."

"Emang ada yang begitu?" Evan mengerutkan alis.

"Temen mas Davino kan kebanyakan mafia. Mereka tahu semua hal-hal gelap seperti itu. Sekarang lo ngerti kan, kenapa Davino bisa keluar dari penjara, padahal baru sebentar menjalani hukumannya?"

Evan mengangguk. Dia tahu masalah apa yang kakaknya Ethan alami sehingga bisa di penjara. Ia juga tahu orang seperti apa Davino selama ini. Mungkin saja yang Ethan katakan benar. Alat-alat mustahil seperti itu memang ada. Alat penghilang sebagain ingatan itu memang ada.

(Cerita Davino dipenjara ada di Novel Leanna ya!)

"Jadi kemungkinan dari sepuluh orang itu, Valery salah satunya?"

"Bisa jadi dia salah satu yang menjadi kelinci percobaan mereka."

"Terus?"

"Ya terus? Lo kayaknya khawatir banget sama mantan ipar lo. Apa jangan-jangan dia tempat hati lo menepi? Setelah sekian lama berlayar dengan para jalang?"

Dok...!!! Dok...!!!  Dok...!!!

Suara pintu terketuk membuat Evan spontan menutup panggilannya bersama Ethan tanpa pamit. Ia mengelus dadanya sendiri karena terkejut.

Ethan sembarangan banget kalau bicara. Bagaimana jika Valery mendengar? Secara mereka satu atap sekarang. Evan benci sekali dengan mulut embernya.

"Siapa?" Evan berteriak memastikan siapa yang mengetuk. Apa itu Valery atau penjaga penginapan?

"Ini Valery mas!" Teriaknya dari luar.

"Sudah kuduga." Gumam Evan pelan, lalu segera membuka pintu kamarnya.

"Kenapa? Kamu kangen?"

Valery mendesah sambil mencubit perut Evan dengan kencang. Sedangkan Evan tertawa saja melihat raut kesal mantan iparnya yang begitu lucu.

"Kamar aku airnya nggak nyala. Lagian kamu ngapain sih bangun villa di pedesaan gini? Ribet tau!"

"Ya terserah aku dong!"

"Ribet!"

"Aku ini boss kamu loh?"

"Ya terus?" Tantang Valery. Evan terkekeh melihatnya begitu berani. Apa benar dia Valery? Sangat berbeda sekali dengan 3 tahun lalu. Dan apa benar dia salah satu kelinci percobaan penghilang ingatan itu?

Jika benar bukankah itu cukup masuk akal? Siapa juga yang mau mengingat kenangan menyakitkan dalam hidupnya?

"Yaudah kamu mandi di kamar aku aja." Persilahkan Evan sambil membuka pintu kamarnya lebar-lebar.

ValeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang