Gadis dengan pakaian formal itu berjalan memasuki gedung kantor. Langkah tegas nya menarik perhatian para karyawan.
Segera mereka membungkuk hormat dan menyapa. Namun karna mood sang gadis yang tak lain adalah Queen buruk, wajah datar lah yang menjadi balasan untuk mereka.
Suasana hati bos sepertinya tidak baik, pikir mereka.
Daripada membuat suasana makin kacau, sang asisten segera menyusul dan mengekor di belakang Queen.
"Silahkan duduk nona" ujar asisten.
"Hn"
Hari ini, mood Queen sungguh buruk, selain karna malas ke kantor dia juga ingin liburan. Hah mengingat jika dia masih single membuat nya semakin muak.
Dia sepertinya butuh pendamping hidup!
Sambil bertopang dagu, Queen bertanya pada asisten nya.
"Kurasa aku butuh seorang pendamping!"
Uhuk! Uhuk!
Seketika, asisten tersedak. Oh demi hantu, apakah nona nya sudah mendapat pencerahan soal pasangan?
"Kenapa kau tersedak bodoh!" ketus Queen. Dia memang selalu sensi dengan asisten sok bossy nya ini!
"Tapi nanti anda ada rapat dengan tuan Smith" ujar asisten memberi tahu. Meskipun mencoba sopan, namun nada dingin nya tetap ada.
"Huh sialan!"
"Kalau begitu, saya permisi!" karna tidak ingin terkena amukan, asisten segera pamit.
Queen semakin mengumpat kesal, dunia memang menginginkan dia untuk duduk di kursi sialan ini dan membaca berkas berkas.
"KAU! PEMBAWA SIAL!" teriak nya pada tumpukan berkas di depan nya.
Lihat, bahkan di tengah kekesalan nya berkas yang tidak tahu apa apa sampai dia kutuk. Oh ini pasti karna dia butuh alkohol.
Mungkin saja, jika punya mulut, berkas pun akan mengumpati Queen balik. 'kau pikir kami juga mau di baca oleh mu? cuih tidak sudi!' sayang nya itu hanya pemikiran orang bodoh. Sangat mustahil terjadi.
"Hah, tua bangka itu, awas saja nanti!" ujar nya kesal.
Dengan terpaksa, dia meraih salah satu berkas dan membaca nya. Pekerjaan tidak terlalu banyak, lantaran setengah dari berkas sudah dia pelajari.
"Menjadi lulusan universitas ternama dengan nilai yang memuaskan ternyata membuat ku tersiksa dengan berkas" gumam nya miris.
Dia memang sudah lulus kuliah saat umur nya 20 tahun. Tentunya karna paksaan di tua bangka itu. Dia mulai menyesali keadaan nya sekarang.
•••••
"Siap kan berkas yang di perlukan untuk meeting!" titah seorang pria di handphone.
Dia adalah david, kini dia berada di london inggris. Di apartemen tingkat ke 10 dia bisa melihat pemandangan cantik kota london.
Sayang nya, dia kesini hanya 2 hari.
Katakan lah sangat di sayangkan, namun baginya tidak, pria berusia 25 tahun itu lebih mementingkan pekerjaan. Jadwal meeting nya sangat padat. Dia adalah orang yang kompeten dan disiplin.
Setelah mematikan telfon, David melangkah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Pagi yang lumayan dingin tidak membuat nya menggigil, dia tetap memakai singlet yang begitu pas melekat di tubuh nya. Otot otot yang terbentuk sempurna membuat nya sangat cocok menyandang gelar bujangan panas.
Pagi ini, dia makan dengan bubur. Dia terpaksa makan itu lantaran lambung nya terasa agak sakit akhir akhir ini. Mungkin karna jadwal makan nya yang tidak teratur.
Setelah selesai makan, David segera menaruh piring dan gelas di dapur. Tanpa mencuci dia melanjutkan langkah ke kamar untuk siap siap.
Urusan dapur, dia serahkan masalah itu pada asisten serbaguna nya.
Butuh waktu sekitar 40 menit untuk dia siap dengan hal penampilan.
David keluar dari kamar dengan setelan jas rapi. Rahang tegas dan wajah datar nya menambah kharisma nya.
Bahkan asisten nya yang sedang menunggu di kursi ruang tamu menunduk takut.
"Kendaraan sudah siap tuan" ujar asisten david memberi tahu.
"Kita berangkat max" balas David dan segera berjalan mendahului.
Maxi Alexander, nama dari asisten david. Pria asli kanada itu mengabdikan diri kepada David sebagai balas budi karna telah menyelamatkan nya dari perbudakan.
Mengingat orang tuanya yang tega menjualnya karna uang membuat tangan Max terkepal. Dia benci mereka.
"Cepat!" titah David agak keras.
Max tersadar, dia segera melangkah menyusul David keluar apartemen. Tidak lupa dia mengunci apartemen tersebut dan menyimpan kunci nya di saku.
Di usianya yang ke 27 tahun, dia tidak ada niat mencari pasangan. Bukan kenapa napa dia hanya tidak ingin pengabdian nya terganggu karna cinta. Tuan nya sudah berbaik hati menyelamatkan hidupnya, dia tidak mau mengecewakan nya dalam topik pekerjaan.
Mobil Bugatti itu melaju kencang membelah jalan london. Jalanan yang tidak macet membuat perjalanan tidak begitu lama.
Tujuan mereka adalah gedung perusahaan Alsond pusat.
"Apa jadwal ku setelah ini?" tanya David pada Max yang sedang menyetir.
"Setelah ini, anda harus mengecek pengerjaan proyek kerja sama dengan perusahaan Willian tuan" balas Max sopan.
David hanya mengangguk, selanjutnya dia kembali berkutat degan laptop nya dan mempelajari isi topik meeting nanti. Dia tidak mau ada kesalahan bahkan seujung kuku pun.
•••
Jangan lupa votee :)
![](https://img.wattpad.com/cover/270818045-288-k891065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Target
General FictionFollow sebelum baca. ••• David Alsegaf Smith, pria dingin dengan tatapan menusuk yang membuat lawan bicara nya gemetar ketakutan. CEO perusahaan Smith group yang merupakan perusahaan raksasa di Asia ini harus menerima nasib sial, hidup tenang dan mo...