2

11 2 0
                                    

Aku bercerita ke Ayrina mengenai masa SMA ku di kelas 12. Tiba-tiba disaat aku bercerita, Viona dan Nia yang berlarian tadi kini datang ke arahku dan Ayrina.

"Eh apaan? Ikut dong" ucap Nia penasaran dan duduk ditengah aku dan Ayrina.

"Ihh, duduk sana aja kenapa sih! Nyempil mulu!" Protes Ayrina melihat kelakuan Nia.

Viona kini duduk di sampingku, "sampingku kosong nih! Sini aja lah!" Ucap Viona emosi.

"Bodo amat" Jawab Nia dengan wajah usilnya.

"Eh gimana tadi, lanjut dong!" Ucap Ayrina penasaran kelanjutan dari ceritaku tadi.

Ayrina Viona dan Nia kini sudah terduduk manis siap mendengarkan ceritaku lagi.

"Ayo plisssss" ucap Nia yang penasaran dengan ceritaku.

Dan aku mulai bercerita ke mereka....

[ ⏱Lanjutan 5 tahun yang lalu...]

Chika yang tadinya semangat menuju ke ruang guru untuk menemui pak Edy, sekarang ia keluar dari ruang Guru dengan wajah lemasnya.

Chika pergi menuju ke taman, di perjalanannya dia bertemu dengan Zahid dan gerombolannya.

Zahid dan gerombolannya menyadari bahwa yang akan lewat adalah Chika, si anak emas.

Zahid yang duduk, kali ini memandang Chika yang berjalan. Rambut Chika yang panjang diurai seringkali tertiup angin dan membuat Chika menyilahkan rambutnya sesekali. Di saat Chika menyilahkan rambutnya jepit biru Chika terjatuh.

Chika mulai mengambil jepitnya yang terjatuh itu, belum sempat mengambil ternyata jepit itu telah keduluan diambil oleh Zahid.

"Hmm.. jepit si dewi sekolah" sindir Zahid dengan wajah usilnya sambil memutar-mutar jepit Chika yang ada di tangannya saat ini. Zahid menatap Chika dan menaikkan alisnya.

Chika merasa malas untuk beradu mulut dengan Zahid dan genknya. "Balikin"ucap Chika malas.

Ketika melihat Chika yang raut mukanya berbeda, Zahid merasa ada sesuatu, sesak dadanya ketika melihat Chika sedikit sedih, ia merasa tidak kuasa melihat Chika bersedih.

Ketika Zahid melamun memandang wajah sedih Chika, tanpa Zahid sadari kali ini Chika berhasil meraih jepit yang ada di tangannya.

Sesaat itu pula, Chika menginjak kaki Zahid dengan sepatunya dengan sengaja lalu pergi.

"Aduh!" Teriak Zahid yang baru tersadar dari lamunannya.

Para anggota genknya menuju ke Zahid cemas melihat bosnya yang kesakitan.

"Kenapa bos?!" Tanya mereka

"Bos masih bisa jalan kan?!" Tanyanya

Zahid masih memandang Chika yang pergi, dan merasakan sesuatu dalam dirinya.

"Bos" seru anggotanya yang membuat Zahid muak, dan Zahid memutuskan untuk pergi.

"Bos tungguuu!" Teriak mereka anggota genknya yang mengikuti di belakang Zahid.

***
Chika saat ini berada di taman, ia sendirian. Ia merenung dan bersedih mengingat keinginannya yang mustahil untuk digapai.

Disaat Chika sedang melamun bersedih, dari kejauhan ada sekumpulan tiga perempuan yang memandangi Chika.
Mereka adalah Ayrina, Viona dan Nia.

"Ternyata, dewi sekolah bisa sedih juga ya"ucap Viona memandang Chika dari kejauhan.

Nia mengangguk sambil matanya berkaca-kaca. "Kasihan juga" ucap Nia.

Ayrina yang saat ini masih memandangi Chika dengan penasaran, "Aku percaya, Chika itu bukan penyihir. Dia sebenarnya baik" ucap Ayrina yang membuat Viona dan Nia menatapnya.

"Coba deh, kita riset cerita tentang Chika!" Ucap Viona dengan idenya.

"Untuk apa?" Tanya Nia yang masih tidak paham.

"Ya kita biar tahu, kenapa Chika bisa jadi seperti sekarang! Siapa tahu kita bisa bantu Chika" ucap Viona menjelaskan.

Ayrina menyetujui ide Viona, menurutnya Chika sebenarnya adalah perempuan yang baik. "Kita memang tidak malaikat guys, tapi kita bisa bantu orang lain untuk menjadi lebih baik lagi" terang Ayrina ke sahabatnya.

Viona dan Nia mengangguk paham omongan Ayrina. Mereka masih memandang Chika yang bersedih duduk di bangku taman sendirian.

Saat mereka memandangi Chika, ada sekumpulan murid perempuan yang lewat disamping mereka,

"Tuh, lihat tuh! Si anak emas penyihir akhirnya kena batu! Sukurin! Orang jahat kayak Chika itu pantes sedih!" Ucap perempuan yang melewati Ayrina dan sahabatnya.

Mendengar perkataan perempuan itu, membuat Nia emosi dan berteriak, "woi! Lo kalau gak tahu asal usul orang jangan sok tahu!" Protes Nia ke perempuan yang menghina Chika.

Ayrina dan Viona kebingungan menenangkan Nia yang emosi.

"Sudah deh lo pergi aja sana!"usir Viona ke perempuan yang menghina Chika.

Sesaat mereka telah pergi, kini Ayrina dan Viona menenangkan Nia yang emosi.

"Gue gak tega, Lihat Chika sedih.." ucap Nia sedih memandang Chika dari kejauhan.

"Sttt, sudah.. biar Chika tenang dulu. Kita sekarang fokus nyari tahu tentang Chika" ucap Ayrina menenangkan Nia.

"Sudah deh, mending kita ke kelas bentar lagi kan bel masuk"ucap Viona menghibur sahabatnya.

***
Di kelas 12 IPS 2, Saat guru sedang menerangkan geografi, Zahid hanya menampung wajahnya dengan tangannya. Ia melamun memikirkan sesuatu.

"Zahid!" Teriak guru melihat Zahid yang melamun.

Zahid tersadar dari lamunannya dan memandang ke arah guru.

"Coba kamu jelasin secara detail letak Samudera hindia!" Tanya Pak Sigit guru Geografi yang terkenal kejam.

Zahid hanya terdiam dan tidak menjawab apapun, membuatnya harus keluar kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran.

Zahid diluar kelas, ia memilih untuk pergi ke kantin bersama anggota genknya yang ia panggil lewat pesannya.

"Bos! Kenapa daritadi melamun saja?" Tanya salah satu anggota genknya.

Zahid masih belum menyadari arti kegelisahannya. "Kalau gue gelisah lihat cewe sedih, itu artinya apa?" Tanya Zahid binggung ke para anggotanya.

Para anggotanya yang tadinya makan enak dan minum es teh, kini semua tersedak.

"Bos!" Teriak salah satu anggotanya membuatnya kaget dari lamunannya yang memikirkan Chika sedih tadi.

Zahid menoleh dan memandangnya. "Ha?" Tanya Zahid penasaran.

"Bos jatuh cinta!" Teriak kompak semua anggota genk ke Zahid.

Mangkal The Squad Where stories live. Discover now