Kisah Chika di masa SMAnya, yang memiliki trauma pernah dibully membuat hatinya keras dan tidak percaya adanya sahabat sejati dan cinta.
Hingga akhirnya ada 3 gadis perempuan, yang merangkul Chika dan membawanya keluar dari pintu kegelapan.
*kisah p...
Aku bahagia, saat ini aku bisa bersama sahabatku. Kemanapun aku melangkah, aku selalu melihat senyum ceria sahabatku. Kemanapun aku bersembunyi, sahabatku berhasil menemukanku.
Aku terlalu senang menemukan sahabat seperti mereka. Hatiku yang pernah hancur, perlahan terobati. Setiap air mataku yang ingin jatuh, selalu tertahan setiap mereka menghiburku. Senyumku yang dulunya pahit, kini menjadi senyum ceriaku.
Namun, bisakah kalian akan tetap bersamaku bahkan disaat aku butuh kehadiran kalian?
Beri aku bintang, karena aku terlalu takut kegelapan, Tapi, jangan pergi tanpa memberiku aba-aba. Aku terlalu rapuh, untuk memikul rasa pilu kembali. -Chika
*** Kali ini semua murid sudah berkumpul, membawa tas berisi bekalnya masing-masing dan sudah siap untuk berangkat.
"Chik. Lo udah bawa madumongso kan?" Tanya Nia bisik-bisik ke Chika, saat suasana sedang serius karena ada Guru di depan.
"Aman" jawab Chika sambil mengisyaratkan jempol.
"Baik semuanya, kali ini kalian sudah berkumpul dengan tim kalian masing-masing. Jadi, langsung saja kalian berjalan dan mencari 10 bendera. Siapa yang berhasil membawa bendera genap 10, akan mendapat hadiah besar. Mengerti semua?" Tanya Pak Edy ke semua murid yang saat ini sudah berkumpul.
"Mengerti pak!" Jawab mereka serentak.
"Baik, tantangan pertama ini, cukup panjang. Bisa saja perjalanan kalian sampai malam. Saya minta semua jaga diri dan saling menolong satu sama lain!" Tambah Bu Nita.
"Baik bu!"
"Silahkan kalian semua berjalan! Semoga kalian selamat dan baik-baik saja!" Ucap Pak Edy mengakhiri pembicaraan.
Semua murid kini telah bubar, dan langsung berjalan.
"Gais!" Ucap Nia ke timnya.
"Apa lagi!" Jawab Vino kesal sambil menatap Nia dengan tatapan ingin menerkam.
"Gue takut nanti ada hantu" ucap Nia ketakutan, mengingat perjalanan mereka bakal sampai malam.
Angga yang berjalan di belakangnya, menyahut. "Lah, malah hantunya yang ogah sama lo!" Celetuk Angga ke Nia.
"Apaan sih! Orang gue cantik kek gini" ucap Nia kepedean. Sambil menatap marah ke Angga.
"Serah lo" jawab Angga sambil memainkan wajahnya ke Nia.
"Stt! Sudah! Ayo kita jalan" ucap Ayrina menghentikan perdebatan mereka.
Kini mereka telah berjalan melewati banyak tumbuhan-tumbuhan liar di bukit. Tapi suasananya sangat indah.
Angga, Bima, Zahid dan Geltza saat ini berada di barisan belakang mereka. Mereka menjaga geng Mangkal dari belakang sambil memantau jika ada bahaya.
"Gais! Itu lihat!" Ucap Chika memberhentikan sahabatnya. Sambil menunjuk ke arah pohon depannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.