Kisah Chika di masa SMAnya, yang memiliki trauma pernah dibully membuat hatinya keras dan tidak percaya adanya sahabat sejati dan cinta.
Hingga akhirnya ada 3 gadis perempuan, yang merangkul Chika dan membawanya keluar dari pintu kegelapan.
*kisah p...
Pagi ini Chika dan ke tiga sahabatnya, lebih tepatnya sahabat barunya. Yaitu Ayrina Vino dan Nia.
Chika menjadi lebih baik lagi, ia lebih bersemangat sekolah daripada hari-hari sebelumnya, senyumnya mulai terlihat ketika memasuki sekolah, dan Chika menjadi seperti Chika yang dulu.
Kali ini, geng Mangkal yaitu Chika Ayrina Vino dan Nia, berkumpul di rumah Ayrina dahulu. Sebelum berangkat ke sekolah bersama.
Mereka sarapan bersama dan bermain-main. Di rumah Ayrina, ada kakak perempuannya dan ibunya. Mereka sangat hangat ke semua teman Ayrina.
Saat itu, sebelum beranjak sekolah, kini mereka semua berkumpul di kamar Ayrina. Dan bersiap berangkat ke sekolah.
Saat semua sudah siap, tiba-tiba Chika memberhentikan sahabatnya.
"Kalian semua duduk dulu deh! Aku siapin peralatan make up ku!" Ucap Chika antusias, Chika memang hobby dalam makeup dan ia kali ini ingin membuat para sahabatnya pesonanya menjadi lebih memancar lagi.
"Lo mau ngapain?" Tanya Nia
"Oke sekarang, kalian aku pakaikan bedakku ini" ucap Chika semangat ke para sahabatnya sambil memberi riasan ke sahabatnya.
"Karena kita di sekolah,jadi kita makainya yang natural dulu. So, pakai alisnya yang tipis aja" ucap Chika menggambar alis di wajah Ayrina dan para sahabatnya.
"Setelah itu, pakai eyeshadow yang warna tone kulit agar lebih fresh" tambah Chika yang masih sibuk memberi riasan ke sahabatnya.
"Lalu, pakai maskara yang natural yang pastinya aku buat cruly dulu" ucap Chika.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lalu, pakai blush on yang pink muda agar terlihat lebih segar" ucap Chika memakaikan blush on ke sahabatnya.
"Oke, yang terakhir pake liptint yang warna pink natural, dan aku pakaikan lipgloss biar lebih soft lagi" ucap Chika.
Setelah selesai memberi riasan ke para sahabatnya kini mereka mengaca di kaca yang ada di kamar Ayrina.
Dan semuanya terkejut melihat wajah mereka yang Chika rias.
"Heh! Ini gue kan?!" Ucap Nia kaget melihat wajahnya di pantulam cermin.
Setelah selesai berdandan, kini mereka bersiap untuk berangkat ke sekolah, turun dari tangga Ayrina terlihat oleh ibunya.
"Loh! Ini anakku to?" Tanya Ibu Ayrina kaget melihat anaknya yang berdandan cantik di depannya.
"Welehhh,, udah kayak lesti!" Ucap Ibu Ayrina yang membuat Ayrina malu di depan teman-temannya.
"Ibu! Udah lah! Aku malu.." ucap Ayrina ke ibunya.
*** Saat mereka sampai di sekolah, semua mata murid tertuju ke geng Mangkal.
Murid-murid yang tadinya main basket, kini melonggo melihat mereka berempat yang cantik.
"Bidadari" ucap lelaki melonggo.
"Gue gak ngimpi kan?!" Ucap lelaki lain yang sedang membuka kacamatanya sambil mengusap matanya.
Geng Mangkal tetap berjalan hingga di kelasnya masing-masing.
"Gais, istirahat pertama di tempat biasa ya!" Ajak Ayrina ke para sahabatnya sebelum mereka semua beranjak pergi ke kelasnya masing-masing.
"Okay mbak Ay!" Ucap Vino mengacungkan jempol.
Saat mereka pergi ke kelasnya, kini Nia sedang berjalan bersama Vino ke kelas IPS.
Tidak sengaja, Vino menabrak seseorang yang sedang membawa tumpukkan buku. Spontan Vino mengucap maaf dan langsung membantunya.
Saat itu pula, seseorang yang ditabrak Vino adalah Mas Bima. Yaitu kakak kelas paling pintar dan paling tampan.
"Gak papa" jawab cuek Mas Bima ke Vino sambil merapikan bukunya yang terjatuh bersama Vino yang membantunya tak lupa Nia juga berada di samping Vino untuk membantu.
Setelah selesai, Mas Bima kembali ke perpus dan berbalik badan meninggalkan Vino dan Nia.
Nia berbisik ke Vino, "Hey! Ganteng yaa" ucap Nia menggoda Vino yang menatap Mas Bima dari kejauhan walaupun yang terlihat hanya punggungnya.
Vino hanya mengangguk dan tetap memandang Mas Bima hingga tidak terlihat lagi.
***
Bel istirahat telah berbunyi, kini geng Mangkal sudah berkumpul di kantin.
"Eh gais! Tadi ada yang jatuh cintrong tau!" Ucap Nia memulai pembicaraan ke para sahabatnya sambil melirik Vino.
"Apaan sih! Sok tahu lo" ucap Vino membantah omongan Nia.
"Siapa siapa" tanya Ayrina penasaran.
"Siapa nih" tanya Chika penasaran juga.
"Mas Bima!" Ucap Nia spontan keras dan membuat seisi kantin memandangnya.
Vino memukul kepala Nia dengan sendok. "Pelan-pelan dong!" Protes Vino.
Tiba-tiba sesaat mereka membicarakan Bima, kini tanpa mereka sangka Bima berjalan memasuki kantin.
Dan seluruh kantin menatap Bima, karena kagum dengan ketampanan kakak kelas satu itu.
"Vin! Gue punya ide!" Ucap Chika tiba-tiba yang membuat Vino kaget.
"Apa?" Tanya Vino penasaran.
"Ikut gue!" Ucap Chika sambil menarik tangan Vino menuju ke Bima.
Kini Chika dan Vino telah berada di depan Bima yang lagi makan bersama teman-temannya.
Karena sikap Chika yang blak-blakan dan dia punya julukan sebagai penyihir cantik di SMA ini, pastinya membuat para kakak kelas itu merespon Chika.
"Kak!" Ucap Chika ke Mas Bima dengan semangat.
Bima kaget dan penasaran apa yang akan diomongkan oleh Chika, adek kelas paling aneh di SMA ini pikirnya.
"Ada apa" tanya Mas Bima.
Dengan pikiran cerdiknya Chika, Chika mengada-ada.
"Karena kakak menabrak temanku Vino, tangannya sakit dan tadi sempat di UKS. Kakak harus tanggung jawab!" Ucap Chika tegas ke Bima.
Bima dan kakak kelas lainnya saling berpandangan, menanyakan apa maksudnya.
"Kakak harus ngasih nomor telepon kakak di hp Vino! Biar kalau ada apa-apa Vino bisa menghubungi kakak dan kakak harus tanggung jawab, jika tidak kakak akan kita laporin ke pihak wajib!" Ucap Chika memutar otak agar membuat Vino dekat dengan Bima.
Bima tampaknya tidak setuju dengan pemikiran Chika, Bima hanya tertawa.
"Oke, sekarang semua disini jadi saksi. Kalau memang Mas Bima tidak mau, berarti tidak tanggung jawab!" Ucap Chika sambil berbicara dengan seisi kantin.
Seisi kantin setuju dengan pendapat Chika, akhirnya mau tidak mau Bima memberi teleponnya ke Vino dan sepakat untuk saling mengabari bila ada sesuatu.
***
Tanpa disadari, kini Zahid berada di ujung kantin menyilangkan tangannya sambil bersender di belakang tembok, melihat Chika yang marah-marah gak jelas, melihat hal itu Zahid senyum senyum manis memandang Chika yang ada di lirikannya saat ini.
"Chika, Chika.. lo itu kalau marah bukannya serem, tapi malah lucu" ucap Zahid dalam hati sambil memandang Chika dari kejauhan.