Pagi ini, Chika memulai sekolahnya. Ia bersemangat sekolah walau kemarin ia jatuh terluka.
Chika sekolah, walau di dahi kanannya diutupi kapas dan plester. Walau kepalanya masih pusing dan kakinya yang sedikit pincang.
Kali ini Chika berangkat harus diantar supirnya, ia bersekolah walau dengan keadaan sakit.
Sesampai di sekolah, Chika menjadi pusat perhatian karena wajahnya yang lebam dan kakinya yang pincang.
Semua mata tertuju ke Chika, mereka yang biasanya berbisik tentang perilakunya yang seperti penyihir cantik. Tap sekarang berbeda jauh.
Mereka memandang Chika dengan keadaan melonggo bukan karena pesona kecantikan Chika, tetapi karena hari ini Chika menjadi terlahir kembali.
Chika yang dulunya berjalan melewati siswa siswi cuek dengan tatapan dingin, sekarang ia menebar senyum manisnya.
Siswa yang sedang memasukkan bola di ring basket melonggo melihat Chika yang tersenyum manis, hingga bola basketnya terpental di pohon jambu.
Siswa yang berjalan sambil membaca buku, kali ini melonggo melihat Chika yang berjalan sambil senyum hingga ia tertabrak tiang bendera.
Siswi yang lagi memakai liptint, melihat Chika yang tersenyum terkagum-kagum hingga ia tidak fokus Iiptintnya menjalar ke dagu.
Kini, penyihir cantik telah berubah menjadi Dewi yang sesungguhnya.
"Dia senyum ke gue"ucap lelaki yang terpesona melihat Chika.
"Apaan sih! Ke gue lah!" Protes lelaki lain yang mendengarnya.
"Gue!" Jawabnya keras
***
Sesaat Bel istirahat, Kini Chika Ayrina Viona dan Nia akan berkumpul di perpustakaan."Mbak Ay! Ayo ke perpus!" Ajak Viona ke Ayrina yang jalannya mundur-mundur.
"Udah deh, jangan. Gue takut naik tangga, mana tangga perpus serem!" Ucap Ayrina mengintip di belakang Nia.
Kini Ayrina akhirnya mau ke perpus. Ayrina berpegangan erat pada kanan tangga.
"Hiya hiya!" Usil Nia ke Ayrina.
Ayrina kaget dan memukul kepala Nia, "Goblig!" Seru Ayrina kesal.
Chika yang saat ini sudah berlari berada di dalam perpus, "wah! Aku mau baca dongeng!" Seru Chika riang yang langsung lari ke arah buku fiksi.
Viona membaca buku novel "Ayat-Ayat Cinta" di bagian kiri. Nia menuju ke buku bagian teknik-teknik berbisnis.
Dan Ayrina menuju ke arah samping kanan, Ayrina binggung membaca buku apa, sementara para sahabatnya sudah asik membaca.
Ayrina berjalan sambil tangannya meraih buku di rak-rak dan membaca-baca judul buku yang tertulis di setiap sudut buku.
Tiba-tiba sesaat Ayrina mengambil judul buku yang menurutnya menarik, ternyata buku itu juga tengah diambil orang lain.
Tidak sadar, tangan Ayrina saat ini bersentuhan dengan tangan seorang lelaki yang memakai jaket merah kebangsaannya.
Lelaki itu adalah Getza, anggota Genk Drakula. Geltza adalah anggota yang paling setia dengan Zahid. Ia adalah ketua ekskul baris berbaris.
Geltza terkenal keras, tapi diantara anggota Genk Drakula dialah yang hatinya paling lembut.
Geltza sangat menyanyangi perkumpulan genknya, ia selalu menjaga perkumpulan genknya dan selalu setia.
Walaupun ia sibuk di eksul baris berbaris, sedangkan Zahid sibuk di eksul Basket. Mereka tetap berkumpul saat pulang sekolah di markas Genk Drakula.
Dimana? Di atap sekolah. Disana banyak kursi-kursi dan meja yang sengaja mereka bawa di sana untuk berkumpul dan membahas planning mereka, entah planing akan berkelahi, entah mengumpul sambil merokok dll.
Di markas genk Drakula, juga terdapat bendera warna hitam yang bergambar Drakula. Menunjukkan simbolis perkumpulan genknya.
"Eh, sorry-sorry" ucap spontal Geltza ke Ayrina yang menyentuh tangan Ayrina.
Ayrina menunduk, "Gapapa" jawab Ayrina.
"Ambil aja gue cari lain" ucap mengalah Geltza ke Ayrina sambil menggaruk-garuk tengkuknya, Geltza merasa canggung ke Ayrina.
Baru kali ini Geltza bisa sebaik itu dengan seorang perempuan, entah mengapa di pandangan Geltza Ayrina berbeda dari yang lain.
YOU ARE READING
Mangkal The Squad
Genç KurguKisah Chika di masa SMAnya, yang memiliki trauma pernah dibully membuat hatinya keras dan tidak percaya adanya sahabat sejati dan cinta. Hingga akhirnya ada 3 gadis perempuan, yang merangkul Chika dan membawanya keluar dari pintu kegelapan. *kisah p...