2

17.3K 1.2K 26
                                    

_____

"Sudah kuperingati tidak perlu membawa banyak barang kita hanya study tour bukan kita akan pindah dan hidup di sana"

Aku membantu mengeluarkan kopernya dari bagasi dan mengangkatnya ke troli. Alih-alih berterimakasih, dia hanya membayarku dengan sunggingan giginya seperti itu sesuatu yang sepadan. Dia tau baik betapa aku tipe tidak tahan melihat seseorang kesulitan, dan dengan itu dia tanpa segan sengaja menyulitkanku untuk keuntungannya.

"Aku sudah memesan tiket, kita akan bersenang-senang di konsernya kuharap itu sesuai perkiraan kita bahwa jadwal kita tidak bentrok"

Aku tidak meresponnya dan terus berjalan untuk check in. Jika diingat-ingat sudah sangat lama kami tidak pergi berlibur kuharap perjalanan kali ini terasa seperti liburan.

Aku mengeluarkan earphoneku dan menyetel lagu-lagu bernuansa sedih. Aku tidak sedang merasa biru, galau atau sebagainya, hanya saja lagu semacam itu kurasa sangat cocok untuk didengarkan selama penerbangan. Membuat kesan bahwa aku berada di pesawat untuk pergi meninggalkan kekasihku yang berselingkuh. Aku mendramatisir sesuatu yang tidak perlu, kan ? Kekasih ? Jangan bercanda ! Aku bahkan tidak memiliki satu mantan pun.
__

"Kita akan di sini selama seminggu dan agenda sekolah hanya 4 hari, kita memiliki kurang lebih 2 hari untuk menjelajahi London, kau memiliki rencana?"

"Ya ada, aku akan tidur sepanjang hari" aku memberikan gestur pura-pura menguap, memang malas menanggapinya.

"Seharusnya kau tidak perlu ikut, kau hanya membuang uang" kesalnya dengan semua kerutan di wajah standarnya itu, dan aku tau dia akan keluar dengan reaksi itu.

"Baiklah, apa rencanamu ?" Aku melunak, tidak ingin merusak mood baiknya atau sebaliknya moodku yang dirusaknya.

"Bukankah akan asik jika kita melakukan dance cover di sini, hitung-hitung untuk menambah konten dance sekolah"

"Aku sedang tidak dalam mood untuk menari depan publik"

Kami mengikuti ekstrakulikuler dance. Jangan ditanya kenapa aku mau melakukannya, itu tak lain karena Aom memaksaku dengan dalih aku akan cepat tua jika malas bergerak, dan tulang punggungku akan cepat bungkuk ketika aku dewasa nanti. Tapi meski begitu aku yang terbaik dalam dance, setidaknya di sekolahku seolah itu bakat alami yang tuhan selipkan padaku. Well,  pada akhirnya aku menyukai, seperti tubuhku memang diciptakan untuk itu, mengalir indah ketika itu menyatu dengan musik. Oh, sebanyak apa lagi kiranya bakatku, aku yakin masih banyak yang tersimpan, Tuhan terlalu baik.

Aom gila tentang Korea, sangat tertarik bahkan lebih dariku yang memiliki darah Korea itu sendiri. Tidak sulit menebak alasannya, drama! Ketika aku membaca daftar pria idamannya bahkan seluruhnya aktror Korea, betapa gilanya gadis itu. Dan yang paling menyebalkan adalah ketika dia merasa pantas melakukan aegyo, dia tau dia tidak layak, tapi tetap melakukannya untuk melihat wajah jijikku dan bersenang-senang atas itu.

"Baiklah, aku punya rencana untukmu"
Sudut bibirnya terangkat satu dan aku tidak suka sunggingan bibirnya itu. Itu membuatku berada dalam firasat buruk.

___

"Yash! Untuk apa kau membawaku ke sini?" Aku tidak peduli ketika orang mendengar aku memarahinya, masih tidak mengerti kenapa dia menarikku ke depan antrian panjang di depan gedung, dan aku merasai firasat buruk semakin kuat. Bahkan sekalipun aku mengutuknya tepat di depan wajah tidak akan ada yang peduli, bahasa thailand tidak populer di sini.

"Diam! Tidak usah banyak mulut, kau sudah terdaftar"

What the hell?! Dia bahkan tidak pantas menjadi lebih galak, kenapa dia yang sensi, PMS itu nyata.

Too Perfect - JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang