___
Jennie eonnie masih memelukku, kukecupi pucuk kepalanya sesekali. Aku masih terlalu senang mendapati fakta gadisku belum pernah disentuh, setelah selama ini hanya menerka-nerka, dan akhirnya terjawablah sudah. Aku tidak keberatan dikatai berlebihan, tapi demi tuhan aku sungguh tidak rela dan tidak bisa membayangkan jika dia sudah melakukannya dengan orang lain.
Salahkah aku menuntut kebersihan dari masa lalunya sebagaimana bersihnya masa laluku ?
Dan aku bersyukur Tuhan berada di pihakku, Dia menjaga Jennie-ku dengan baik selama ini meski belum mempertemukannya denganku, terimakasih Tuhan, aku mencintai-Mu, sungguh.
"Manis sekali, usia berapa ini ?"
Tunjukku pada foto polosnya.
"16, saat aku baru saja menjadi trainee"
"Yeppo"
Kukeluarkan ponselku dari sakuku.
Cekrek
Terukir senyum di bibirku ketika melihat hasilnya, gadisku memang cantik.
"Untuk apa ?"
Tanyanya heran melihatku mempotret foto remajanya.
"Ini akan menjadi salah satu obatku jika aku merindukanmu"
Jennie eonnie mengambilnya dan menyodorkannya padaku
"Eoh. Bawalah"
"Mwo ?"
"Kau bisa membawanya"
"Ani, eomma pasti akan menyadari jika ada sesuatu yang hilang. Gwenchana, ini saja sudah lebih dari cukup"
"Hanya bawalah, aku akan mengatakan jika aku yang membawanya"
Gadis itu kekeuh menyodori fotonya tepat di dadaku, aku tersenyum dan mengambilnya. Ini mengingatkanku pada saat bagaimana aku memaksanya menerima piala penghargaanku.
"Gomawo"
"Ayo makan, eomma sudah menunggu"
Kumasukan fotonya ke dalam tas chanelnya yang tergeletak di sofa.
Jennie eonnie duduk di sebelahku, dia mengambil piring dan menyendokan nasi dan lainnya di piringku.
"Apa kau memasaknya sendiri, eommoni?"
"Jangan terlalu formal, panggil saja eomma seperti yang Jennie, Jisoo dan Chaeyoung lakukan"
"Ah nde, eomma"
Lagi-lagi Mommy Kim tersenyum hangat, dan sejujurnya itu membuatku sedikit canggung.
"Aku selalu memasak sendiri. Lihatlah wajah kaku itu. Jennie-ya, apakah Lalisa Manoban memang sepemalu ini, dari yang aku tau dia bahkan seperti tidak memiliki rasa malu"
"Anieyo, aku hanya kurang percaya diri" Bantahku atas gurauannya.
"Wae ?" (Kenapa?)
Jennie eonnie pun ikut menatapku, menanti jawabanku, mungkin merasa aneh juga dengan gagasan kepercayaan diriku yang hilang.
"Bagaimana tidak jika aku bersama dua wanita cantik, aku merasa tersaingi"
Mommy Kim dan anaknya tertawa, apakah memang sejelas itu jika aku segan, aku hanya tidak ingin membuat ibunya berpikiran buruk tentangku hingga membuatku jadi terlalu berhati-hati dalam bersikap. Aku tidak berbohong, Mommy Kim memang sangat cantik dan sama sekali tidak terlihat seperti wanita paruh baya, aku penasaran akan umurnya, tapi menanyainya tak akan sopan.
"Aigo, bermulut manis sekali anak ini. Manhi meogeo"
Mommy Kim menyumpitkan daging dan menaruhnya di piringku, aku menundukan kepalaku berterimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Perfect - Jenlisa
Fanfiction"Hidupku.. sempurna!" - L Hanya cerita biasa, kehidupan manusia. No deskripsi-deskripsian. Too perfect, that's it! Rate 21+ Pure gxg - Jenlisa story Seorang pemula dalam menulis, jangan berharap banyak! Started: 30 Mei 2021 Completed: 23 Desember 2...