(C23) Don't Worry

2.4K 272 13
                                    

Chapter ini belum di edit.
Typos bertebaran 🙏🙏

.
.
.

Saat masih kecil kata Xue Yang, dia berbeda dengan anak lain, karena ia lebih pintar.

Sekarang setelah remaja, ia malah tampak seperti bocah yang berusia 3 tahun.

Melihat pemandangan pagi ini, membuat Yibo gemas.
Membayangkan betapa manisnya Riley ketika masih kecil.

Sayang nya, Yibo maupun Xiao Zhan tidak memiliki kesempatan itu.

Wang Yibo mendekap pria kecil yang masih molor.

Xiao Zhan yang baru saja buka mata, melihat siapa yang masih mendekapnya.

.

.

.

.
Kecerdasan Riley Wang, yang ia pendam, membuat nya terlihat selalu salah tingkah.

Banyak ide yang tidak tersalurkan, banyak hal yang tidak bisa ia ungkapkan.

Banyak yang ingin ia sampaikan, namun ia harus memendamnya, agar tidak di anggap kurang ajar, yang membuat sang Ayah terbebani.

Demi menyalurkan bakat, Riley memutuskan menggunakan komputer miliknya.

Riley berpartisipasi dalam membuat game sendiri, dengan desain sesuka hatinya.

Bukan hanya membuat game, Riley juga menciptakan lebel/logo miliknya, dengan bentuk naga. Jika di perhatikan, logo miliknya adalah sebuah naga dalam bentuk R.

Untuk membuat sikap malasnya yang melanda akhir-akhir ini. Riley memilih jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan.

"Ehh???"
Riley terteguh melihat pembagian data dalam sistem layanan lokal.

Hanya melihat sekilas, Riley geleng-geleng  "kebodohan sejahterah." Kata Riley pada diri sendiri, bagaimana tidak.

Layanan yang di anggap kebodohan sejahterah ada pembagian data top-up yang baru saja Riley belih.

Sistemnya memang sangat aneh.

5 = 5 ¥
10=12 ¥

2= 25¥
50=52 ¥

Riley berpikir, jika sistem kerjanya seperti ini, maka semua orang yang ingin membeli top-up 50 pasti beli dua kali.
25×2=50
Beli sekali mahal 2¥ karena harga 52.

Jika berpikir masalah repot melakukan dua kali, toh yang melakukan bukan pembeli melainkan si penjalan bisnis.

Ini bukan masalah hemat. tapi tentang sebuah cara, bagaimana seseorang menghargai sebuah uang 💸

Orang kaya seperti Riley, tidak akan berpikir kesana. Tapi karena otak cerdasnya tidak bisa diam. Maka dia melampiaskan ke apa saja yang menurutnya konyol.

Sore itu ketika Riley kembali ke rumah.

Ia mendapati kedua orang tuanya sedang bersantai.

"Ayah, bagaimana perasaanmu?" Tanyanya.

"Lebih baik."

"Bo Jun, Kau dari mana?" Tanya Xiao Zhan.

Wang Bo Jun mengeluarkan kresek orange "beli ini ibu."

"Apa itu?"

"Buat game."

"Tunjukkan padaku, bagaimana cara mainnya?" Kata Xiao Zhan khawatir anak-anak nya mempelajari hal-hal yang tidak seharusnya.

Billionaire With His Genius Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang