CHAPTER 19

16 1 0
                                    

Setelah selesai memakan satenya, Ara dan Radja langsung membayarnya ke mang Asep.

"Berapa mang?" tanya Ara.

"Kayak biasa neng." ujar Mang Asep membuat Ara hendak mengeluarkan uangnya dari dompetnya tapi di dahulukan oleh Radja yang memberikan mang Asep uang seratus ribuan dua lembar.

"Ini mah kelebihan mas," ujar mang Asep.

"Bungkusin 2 porsi buat di bawa pulang," ujar Radja membuat mang Asep mengacungkan jempolnya, kemudian Ara & Radja langsung duduk di kursi yang ada disana.

Tak lama kemudian, handphone Radja yang berada di saku celananya berbunyi dengan nyaringnya, Radja memberikan isyarat untuk mengangkat teleponnya dan Ara menjawabnya dengan anggukan kepala.

Sementara menunggu, Ara menoleh ke kiri dan kanannya sambil memperhatikan pasangan yang sedang makan berdua dengan romantisnya disana dan saat Ara menolehkan kepalanya kearah depan tepatnya di seberang jalan, betapa kagetnya Ara melihat sosok laki-laki seusianya yang sangat dia kenali duduk diatas motor besarnya dengan tatapan dingin yang mengarah ke Ara membuat Ara gelagapan.

"Mati gue, kan dia gak ngizinin gue buat pergi sama bang Radja," batin Ara masih tetap menatap cowok itu. Ara refleks melambaikan tangannya ke arah cowok itu tapi cowok itu justru memasang helm full facenya dan melajukan motornya dari sana.

"Gimana nih, dia kan ngancem bakalan kasih tahu semua anak-anak ZISHS tentang hubungan gue sama dia kalo gue ketahuan jalan sama cowok lain," batin Ara seperti orang yang ketahuan selingkuh.

Kalian pasti tau siapa cowok itu, Yap cowok itu adalah Zayn. Beginilah kira-kira penampilan Zayn.

"Kenapa?" Tanya Radja yang baru saja duduk di kursi sebelah Ara membuat lamunan Ara buyar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" Tanya Radja yang baru saja duduk di kursi sebelah Ara membuat lamunan Ara buyar.

"Ehh g---gak papa," ujar Ara masih gelagapan.

"Yakin?" tanya Radja tak percaya, tapi Ara menjawabnya dengan anggukan pasti.

"Mang udah jadi?" tanya Ara berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Udah daritadi, si eneng di panggil ga noleh malah melamun kayak orang kemasukan," ujar mang Asep bergidik ngeri.

"Mas cepetan bawa neng Ara pulang kayaknya ketempelan om wowo jadi harus di rukiyah" ujar mang Asep membuat Ara cemberut.

"Si mamang enak aja, Ara ngambek nih sama mang Asep." ujar Ara membuat mang Asep was-was.

"Ehh jangan dong neng, nanti gak ada yang beli sate mamang," ujar Mang Asep dengan ekspresi pura-pura sedih.

Sedangkan Radja hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua manusia itu."Nih mas satenya sama kembaliannya," ujar mang Asep menyodorkan sate itu kepada Radja.

"Kembaliannya buat mang Asep aja." ujar Radja membuat mang Asep kaget.

"Ehhh ini mah masih kebanyakan mas," ujar mang Asep.

Eccedentesiast Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang