"Siena dessert?" ujar Ara membuat Radja langsung terbelalak mendengar dessert yang di sebutkan oleh Ara
"Tau dari mana?" tanya Radja dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Ara dan hal tersebut membuat semua orang yang ada di dalam kamar itu menatap interaksi antara Radja dan Ara.
"Tebak aja" jawab Ara asal sambil tersenyum dengan manisnya.
"Gue gak percaya" ujar Radja karena dia merasa memang Ara adalah orang yang dia cari.
"Beneran, Ara cuma nebak aja, yaudah nih aaaaa" ujar Ara menyuapkan sesendok dessert itu ke mulut Radja dan dengan senang hati Radja memakan dessert itu.
"Padahal gue berharap lo itu seseorang yang gue cari" batin Radja kecewa dengan jawaban Ara.
"Thanks" ujar Radja disertai dengan senyuman tulusnya dan di jawab anggukan kepala oleh Ara.
"Ja bukannya lo gak suka dessert?" tanya Radit bingung.
"Gimana gak suka, orang yang nyuapinnya aja cantik kayak gitu. Mau makan tai kucing juga tetep berasa enak kayak coklat" celetuk Rama yang baru memasuki kamar Radja dengan nampan yg berisi berbagai macam kue kering dan dessert.
"Kali ini gue setuju sama lo" ujar Milia mengikuti Rama.
"Udah ada yg PDKT nih kayaknya" ujar Tasya membuat mereka berdua langsung saling tatap.
"Gak!!" jawab Milia dan Rama dengan kompak.
Saat sedang menyuapi Radja, tiba-tiba handphone Ara yang berada di dalam sakunya bergetar sehingga Ara mengambil handphonenya dan melihat siapa yang meneleponnya.
Setelah melihat nama yang tertera di layar handphonenya, Ara memutuskan untuk menjawab telponnya di luar.
"Kak Tasya boleh minta tolong gak?" tanya Ara kepada Tasya yang sedang duduk dengan Amell, Milia, Zayn, Radit dan Rama di sofa yang ada di kamar Radja.
"Minta tolong apa Ra?" tanya Tasya menghampiri Ara.
"Kak Tasya suapin Radja" ujar Ara.
"Tapi Raa" ujar Tasya karena dia merasa gugup ketika di dekat Radja.
"Kalau Tasya gak mau biar gue aja Ra" ujar Milia menawarkan diri dan langsung mendapat tatapan tajam dari Tasya.
"Calm down Sya Calm down, gue cuma becanda" ujar Milia sambil nyengir kuda.
"It's okay, Radja gak akan makan kak Tasya" ujar Ara meyakinkan Tasya lalu memberikan dessert itu kepada Tasya dan Ara langsung keluar dari kamar Radja menuju sofa yang ada di ruang tamu untuk menjawab telpon tersebut.
"Hallo?" ujar Ara kepada orang yang di sebrang sana.
"Nona, saya sudah mendapatkan semua informasi tentang keluarga Orlove" ujar orang kepercayaan Ara yang bernama Hendra itu.
"Nanti malam kita ketemu di Vanca Cafe" uajar Ara.
"Baiklah nona" ujar Hendra lalu Ara memutuskan sambungan telponnya sepihak dan saat Ara akan memasuki kamar Radja, dia berpapasan dengan Zayn.
"Lo mau kemana?" tanya Ara kepada Zayn.
"Balik" jawab Zayn singkat sambil menatap jam yg melingkar di pergelangan tangannya.
"Titip salam buat Om, Tante Darian sama Zidan" ujar Ara.
"Hmm" gumam Zayn lalu Ara berbalik hendak meninggalkan Zayn menuju kamar Radja, tapi sebelum itu Zayn menahan tangan Ara.
"Kenapa?" tanya Ara bingung.
"Nomor lo" ujar Zayn menyodorkan handphonenya kepada Ara.
"Nomor apa?, Nomor sepatu gue? atau nomor rekening gue?" ujar Ara dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast Girl (On Going)
Teen FictionAda manusia yang sangat pandai menipu. Sehingga tawa dan senyuman yang selalu ia tunjukkan membuatmu percaya bahwa dia tidak terluka. Padahal ketika dia sendiri, tawa dan senyumannya seketika pudar dan menghilang. Ada banyak sekali orang yang tertip...