Tema: Rumah Kosong
Genre: Komedi
Penulis: adnilabdullah95Paman baru saja menitipkan kunci rumah nya yang berada di ujung gang. Pesan dari Sang Paman untuk mengecek rumah tersebut setelah membayar Pajak Bumi dan Bangunannya, sekalian membersihkan beberapa ruangan karena sudah lama kosong.
“Jak, sayang rumah nya besar gak ditempati” kata Otong setelah berhasil membuka pintu rumah tersebut.
“Hooh, padahal rumah yang sekarang lebih kecil dari ini,” jawab Jaka lalu mulai masuk mengikuti si Otong.
Mereka kemudian mengecek beberapa ruangan yang akan di bersihkan, lalu mengambil peralatan yang akan mereka gunakan.
Jaka dan Otong membagi tugas dengan membersihkan ditempat yang terpisah. Hingga beberapa jam kemudian mereka beristirahat, kebetulan hujan turun.
“Tong, lapar. Enaknya kalo ada Bakwan anget sambil ngopi,” kata Jaka yang membayangkan ada kiriman untuk mereka selepas lelah bersih-bersih.
“Masalahnya siapa yang mau nganter hujan-hujan gini.”
“Lah, suruh aja si Siti kan dia calon bini lu Tong?!”
“Mau nya sih gitu Jak, tapi lu tau sendiri Bapaknya si Siti pan galak banget bisa-bisa ada pisau terbang nanti malah kepala melayang,” kata Si Otong sambil bergidik ngeri.
“Tapi kan lu Calon mantunya, masak segitunya.”
“Ya perumpamaannya gitu dah.”
Plop, tiba-tiba Lampu mati.
“Lah kok mati, ini paman lupa kali bayar Listrik?” Jaka bingung, karena lampu yang padam dan mereka tidak punya penerangan apapun.
“Mana belum selesai lagi, hape lu gak ada senternya Jak?” tanya Otong kemudian ingat dengan Handphone yang dimiliki oleh Sepupunya tersebut.
“Iya, tapi tadi mati gara-gara kelamaan denger lagu,” jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Lah, terus gimana? Udah gelap lagi diluar, apa diteruskan besok aja yah?” tanya si Otong.
“Sepertinya kita bergegas aja, makin gelap makin gak enak ini” kata si Jaka yang mulai memperhatikan sekelilingnya.
Gubrak
Mereka berdua terkejut dan saling berpelukan.
“Apa itu” Pekik Si Jaka.
“Kucing, eh Meong meong meong.”
“Lu denger kan, gak mungkin kucing memperkenalkan diri,” kata Si Otong.
“Iya, mana pintunya gua tutup tadi masa kucingnya bisa buka sendiri.”
“Kita liat aja yuk, barengan,” usul Otong.
Mereka berdua berjalan ke pintu dengan saling berpegangan, hingga ada sosok hadir di depan mereka.
“Jak Jak, Kucingnya besar amat ya ada dua lagi,” kata Otong yang dalam kegelapan samar melihat sesosok berdiri di depan nya.
“Gua kagak liat Tong, tapi rasa ada aroma menyan dekat kita,” kata si Jaka panik.
Lalu tiba-tiba listrik menyala dan keadaan terang benderang, hal pertama yang mereka berdua lihat adalah sosok dengan mantel dalam keadaan basak sedang berdiri dihadapan mereka.
“Masya Allah/ Astagfirullahalazim,” Pekik mereka hampir bersamaan sambil saling memeluk satu sama lain.
“Jak, kayanya hantu nya mirip bapak si Siti, mana ada modifikasi bahan bajunya lagi kaya jas hujan,” seru Si Otong.
“Mungkin karena hujan, mereka pake mantel biar hantunya gak masuk angina ntar,” si Jaka menjawab sekenannya
Mereka masih belum melepaskan pelukan satu sama lain.
“Asalammualaikum,” suara wanita dari arah pintu membuat mereka terdiam.
“Ehem,” fokus mereka pun terbagi dengan sosok didepan mereka.
“Waalaikum salam,” Jawab Otong dan Jaka pelan.
“Kaya suara si Siti ya Tong,” tanya Jaka.
“ Ehem,” deheman itu menyapa telinga mereka lagi dan mereka baru ngeh saat sosok di depan mereka sudah melepas mantel hujannya.
“Eh, Pak Udin,” Si Otong cengengesan.
“Mau sampai kapan kalian saling peluk, kedinginan?” tanya Pak Udin ayah Siti.Mereka menyadari apa yang dikatakan pria setengah baya didepannya, lalu saling melepaskan diri.
“he he he, Hujan Pak,” Jawab Jaka serba salah.
“Yah, bang, Mas Jaka, kok berdiri disini?” tanya Siti saat melihat kecanggungan dua Pria yang berada didepan Ayahnya.
“ha ha ha ha, lagi mau balik tadi mati lampu tapi gak jadi,” kata Otong.
“Iya sekalian cari kucing,” sambung Jaka.
“Kucing, Ayah lihat kucing? Tapi buat apa cari kucing?” Siti bingung.
“Gak jadi, soalnya udah ada kucingnya disini?” sahut Otong.
“…?”
“Tapi ngomong-ngomong SIti kenapa kemari dan sama si Ayah?” tanya Otong.
“oh ini, mau bawain makanan buat Abang, maaf baru nganter soalnya hujannya deras banget dan Ayah juga baru datang jadi agak malam,” jelas Siti sambil menyerahkan rantang dan tas berisi air minum ke tangan Jaka dan Otong.
“Makasih, kebetulan Jaka Lapar,” Kata Otong.
“Kok gue Tong, perut lu juga udah bunyi dari tadi,” kata Jaka yang tidak terima dengan alasan Otong karena mendengar suara perut si Otong.
“Ehem,” mereka menengok ke arah Pak Udin.
“Ti, kita pulang.” Sahut pria setengah baya itu.
“Kita juga mau pulang, ini biar dimakan diruma,” jelas Otong.
“ya udah, kalo gitu bareng aja.”
“ Jak, ini bawa kita pulang aja sambung besok lagi,” kata si Otong.
Mereka kemudian keluar dari ruangan itu dan Otong yang mengunci pintu.“Makasih makanannya Ti, besok rantangnya,” kata Otong .
Siti mengangguk dan mengikuti Ayahnya kemudian naik diatas motor sambil berlindung di bawah mantel yang digunakan kembali oleh Sang Ayah.
Mereka berdua melambaikan tangannya ke a rah motor yang kemudian menghilang di balik pagar.
“Kita pulang,” kata Otong kemudian berjalan keluar halaman lalu menutup pintu pagar.
Mereka meninggalkan rumah yang kembali kosong tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Tugas Member BA
RandomIni adalah kumpulan tugas yang diberikan dengan tujuan menyeleksi kesungguhan member. Dari hasil penyaringan ternyata hanya ini yang lolos.